#JustWrite

bosan makan dan periodisasi lapar

September 27, 2015

Sungguh.
Ini racauan tidak penting.
Seminggu terakhir ini, saya bosan makan. Lapar, tapi bosan sekali melakukan aktivitas makan. Berbeda halnya kalau minum, minum kopi, susu, air putih. Biasa saja. Sayangnya stok susu habis. Saya lapar dan enggan untuk makan. Saya bosan makan, malas melihat nasi, biskuit oat juga tidak menarik. Apalagi keluar kost untuk mencari makanan. 
Saya kadang merasa punya periodisasi lapar. Ada normal ( lapar dan saya makan lalu kenyang), ada tidak lapar , lapar tapi tidak suka makan, dan hanya lapar di tengah malam sedangkan jam lainnya biasa saja (tidak lapar) Saya sendiri nggak ngerti, Kadang saya nggak lapar, malas liat makanan dan ketika makan malah lemas.
Saya tahu kok makan itu penting, tapi saya gak suka. Saya gak terlalu suka makan. Mungkin karena itu saya bisa minum susu 2-3 botol/gelas kalau saya stok susu. Mungkin ini berkaitan dengan waktu kecil saya lebih suka susu daripada makan.
Saya bosan makan tapi saya lapar.

#JustWrite

saya benci menulis, oh bukan menyalin.

September 27, 2015

Saya suka menulis tapi di satu sisi saya benci menulis. Terlihat kontradiktif tapi mau bagaimana lagi. Saya suka menulis, menulis di blog, menulis cerita dan menulis yang saya suka. Menulis dalam arti membuat tulisan. Tapi saya benci menulis RPP, ya menulis dengan tangan saya dimana saya dituntut rapi dalam menulisnya. Sayangnya tulisan saya tidak kunjung rapi.

Saya terlanjur senang dengan tulisan berantakan, oke mungkin ini semacam penyangkal atas tulisan jelek saya. Saya hanya bisa menulis rapi diawal-awal dan kembali hancur setengah lembar selanjutnya. Saya hanya suka menulis dengan pen merah, lalu biru kemudian hitam. Saya merasa tulisan saya lebih bagus jika memakai pen merah. Sayangnya pulpen merah untuk menulis RRP diharamkan.

Saya masih nggak ngerti, kenapa RPP harus ditulis tangan. Setelah konsul dan Acc saya harus memindahkan berlembar-lembar ketikan itu ke buku folio bergaris. Demi seluruh pulpen di penjuru dunia, ini sangat membosankan. Tiap selembar berhasil dirampungkan saya mengantuk. Dan distraksi seperti membuat kopi, mengambil biskuit, mengganti lagu terus-menerus datang. Saya nggak suka. Saya bahkan masih mempertanyakan untuk apa buku itu nanti? Saya berpikiran mungkin setelah dikumpul buku itu akan ditumpuk dan beberapa tahun kemudian ada sebungkus cabe dengan tulisan tangan saya. Mengapa tidak mengumpulkan dalam bentuk print out saja, toh saya tidak keberatan . Waktu yang digunakan untuk mencetak RPP dengan menulis RPP dengan tangan sangat jauh. Bahkan waktu membuat dengan ketikan dengan menyalin juga sangat jauh. Menulis tangan RPP membuat saya merasa jadi guru di zaman purba. 

Iseng saya mencari penyebab mengapa RPP ditulis tangan di zaman modern ini, katanya demi mengurangi gunting-tempel alias copy paste. Demi pulpen-pulpen macet, saya buat RPP sendiri tanpa copas. Ya kali yang lu copas itu bener.

Tapi mau apalagi, namanya juga mahasiswa PPL. Mungkin kalau saya jadi guru nanti, menulis tangan yang bikin hal-hal yang saya suka terabaikan berkurang.

Saya suka menulis berlembar-lembar kalau itu sesuatu yang menyenangkan yang keluar dari otak saya, tapi tetep nggak suka menyalin.

#Meracau

Saya takut bosan

September 26, 2015

Skripsi belum berjudul, PPL belum sebulan, tapi.pikiran saya berkelana.
Hingga sebuah kalimat terlintas. Saya takut bosan.
Ya,saya takut saya bosan. Lalu jadi jenuh, lalu bekerja tidak maksimal.
Kalau saya jadi guru, kalau saya mengajar murid saya tiap hari. Saya senang,tapi saya takut bosan.
Kalau saya jadu guru,saya takut bosan hanya memakai seragam yang itu-itu saja. Membeli kain dan menjahitnya adalah kesenangan yang bisa berkurang kalau saya pakai itu-itu saja
tanpa kets saya merasa kebebasan saya terenggut. Saya takut, jika nanti saya tidak bisa memakai hal yang saya suka,saya makin bosan.
Saya tidak suka rok. Bukan menyalahi takdir,justru rok menghilangkan kebebasan saya bergerak,ruang gerak saya berbanding lurus dengan lebar rok saya. Saya takut, saya tidak bisa seaktif dan sepetakilan saya biasanya.
Saya takut bosan bertemu teman yang itu-itu  saja. Menghabiskan waktu sampai akhir tugas dengan orang yang sama. 
Saya takut semua itu.
Tapi saya tidak akan takut. Sebab anak-anak berkebutuhan khusus dengan tingkah yang selalu membuat saya tertawa itu tidak pernah membosankan. Bukankah bisa tertawa tiap hari adalah sebuah kebahagiaan?

#JustWrite

Kepada Skripsi, ('dia' yang perlahan mulai mendekati )

September 26, 2015

Kepada Skripsi


Hai, mata kuliah berbobot besar yang dengan penuh keyakinan kumasukkan ke KRS semester ini! Apa kabar? Perlahan namun pasti kamu mulai mendekati. Dimulai dengan pengumuman dosen pembimbing, seperti bel yang berdering kamu mulai berteriak nyaring.
Aku tahu, suatu hari kamu pasti akan selesai. Maka mungkin dari sekarang mari kita mulai berteman, bantu aku menjadi lebih sensitif dan peka terhadap masalah. Lebih jeli mencari celah dan jawaban dari segala masalah. Buat aku sabar menghadapi semua yang datang. Lancarkan jalanku menghadapi dosen pembimbing. Permudahkan jalanku menuju kelulusan.
Kepada skripsi, mungkin akan kubuat reward untuk diriku jika tahapan-tahapannya berhasil kulalui. Agar malasku berkurang, sebab aku tak ingin berlama-lama bergumul denganmu. Aku ingin lulus sebelum ulangtahunku. Kepada skripsi, mari bersahabat dan selesaikan masalah ini. Mari ciptakan hasil memuaskan di akhir nanti.

salam sayang.


mahasiswi yang membalas sapamu kemarin itu.

#Meracau

jar jar jir

September 16, 2015

serupa bunga pasir
tahi-tahi kucing dan cairan pekat pesing
dan bau-bau anyir
deru-deru bising
sampah kocar-kacir
dan bajigur-bajigur jar jar jir



#JustWrite

Kalau Saja yang hanya Seandainya

September 16, 2015

Kalau saja setelah mati kehidupan terhenti, tak ada janji surga neraka, mungkin manusia akan bunuh diri sesuka hati.
Kalau saja kelahiran bisa dibatalkan, mungkin dunia tak seramai ini.
Kalau saja setan tidak pernah ada, dan mereka musnah sejak zaman purba, mungkin tulisan ini tak ada.
Kalau saja hanyalah bualan serupa seandainya. Tak akan jadi nyata seperti harapan untuk tak pernah ada.

#JustWrite

Tidak penting.

September 14, 2015

Ini kesalahan. Kesalahan sebab seharusnya saya mengerjakan tugas namun malah membuka blog. Mungkin karena pikiran saya sudah terlalu sesak. Proposal skripsi, nama dosbing yang mencengangkan, menulis halus rpp, membuat rencana rpp selanjutnya, media, setelah lulus mau kemana dan serangkaian pikiran tidak penting lainnya.
Sebentar, tadi buka blog mau ngomong apa? Okeh, lupa. Yang jelas banyak yang ingin diracaukan. Terlalu banyak sampai kebingungan.

#JustWrite

Mari Kita Ikhlaskan

September 13, 2015

Halo diriku. Masih masamkan wajahmu? Raut sekecut jeruk nipis beberapa detik setelah membaca sederet nama itu. Mau membusuk atau tetap masam, dua nama itu tidak akan berubah. Pun jika kamu berhasil mengeluarkan cairan dari matamu yang nyatanya sulit mengingat batunya dirimu.

Kamu sudah tahu, sebaiknya tidak berharap pada hal yang satu itu. Tapi tidak salah kamu sedikit berharap. Tapi ketika keputusan itu ada,mungkin itu jawaban atas doamu. Agar mendapat yang terbaik dalam membimbingmu. Mari berpikir bahwa menurut Tuhan yang terbaik adalah mereka, dan masalah doa, kamu pun tak pernah sebut nama siapa.

Hidupmu baru dimulai. Hidup yang kamu bilang mulai kejam dan jahat ketika semua mulai tak memihak padamu. Jika hidup adalah perjalanan di hutan, ucapkan selamat datang pada belantara yang mulai memasuki intinya.

Maka percayalah kamu akan menang dan tertawa lebar. Maka yakinlah semuanya akan berjalan lancar dengan hambatan tidak terlalu berarti. Bisa jadi kamu menang lebih cepat dari yang kamu pikirkan. Mari berusaha, diriku. Banyaklah berdoa pula. Sebab cuma Dia yang bisa mengatur segalanya. Kamu sudah tahu banyak demons yang berteriak di kepalamu,kenapa tidak kamu bunuh dan acuhkan mereka?

Mari kita berjuang, diriku. Aku tahu itu. Dengungkan pantang pulang sebelum menang, menang di pendadaran.

Tuhan ingin kamu mengikhlaskan sederet nama itu.Bisa jadi mereka memudahkanmu lebih dari yang kamu bayangkan. Semoga begitu.

#JustWrite

Saya enggan memilih

September 11, 2015

Saya tidak pernah tahu mengapa pilihan itu ada, mengapa saya harus memilih dan berakhir pada sesuatu yang menyebalkan, mendapat apa yang tak saya inginkan. Sejak dulu saya membenci memilih. Sejak dulu saya enggan memilih. Dan sejak entah kapan saya tak mendapat apa yang saya pilih. Untuk apa saya memilih? Untuk apa kalau pada akhirnya pilihan yang menentukan saya,bukan saya yang menentukan pilihan.
Saya tahu ini hanya masalah kecil dari masalah besar seperti 'memang saya pernah memilih untuk hidup dan ada didunia ?'.
Saya sudah tidak tahu lagi. Saya sudah malas memilih. Enggan.
Saya tidak tahu mengapa harus memilih meski pada akhirnya dipilihkan juga. Pun enggan bertanya. Sama halnya saya yang sudah bosan mempertanyakan mengapa saya harus ada. Bukan sebuah tanya yang berarti tidak bersyukur, saya hanya penasaran dan ingin memilih tidak pernah ada saja. Biarlah mama papa saya mendapatkan anak yang lebih baik dari saya. Anak yang tidak pernah mempertanyakan keberadaannya, tujuan hidupnya dan ingin menghilang saya. Saya tidak akan bunuh diri, itu hanya memperkeruh kehidupan selanjutnya.Saya tidak tahu, saya sudah tidak tahu lagi. 
Saya tidak mau membenci Tuhan, saya tahu Tuhan sayang sama saya. Tapi apakah Tuhan merasa saya sayangi?Saya tidak tahu.
Selamat malam Tuhan, Terima kasih untuk semua yang saya dapat, yang saya tidak pernah inginkan. Saya harap Tuhan melancarkan jalan saya ke depan tanpa hambatan berarti.

#JustWrite

Something wrong

September 09, 2015

I just feel something wrong.
Maybe because the period
But i dont think so.

So the true life begin. And i hate it
I know, i always worry about it. About the real life and become a young adult
I know that its wrong, hate to face the truth is bad for me.

I never know what i want now. I know but some questions always ringing on my brain. is it right for me?

Now, or maybe sometime, i hate to choose everything. Or just hope it. I hate feel broke when i didnt have it.
What can i do? What should i do? And what life is for?
I hate this situation. I dont know. I dont know. Dunno dunno dunno.

#JustWrite

Ini baru dimulai tapi percayalah ini akan berakhir

September 06, 2015


Saya menulis ini di sela-sela mencari gambar-gambar untuk media pembelajaran.PPL baru saja dimulai minggu lalu dan minggu depan latihan mengajar terbimbing dimulai.
Ini baru dimulai, Ci. Ketika KKN usai bukan berarti semuanya selesai. Sebab PPL pun saat itu melambai dan kini mewarnai hidupku sampai tiga bulan ke depan. Jadilah manusia yang kuat Ci! Sesaplah semua pengalaman yang akan kamu terima nanti. Keruk sebanyak-banyaknya ilmu. Berdoalah kamu segera menemukan judul dan masalah untuk bahan skripsi. Semoga pembimbingmu nanti baik hati, pembimbingmu yang menuntunmu untuk cepat, tepat dan semangat merampungkan tugas akhir.
PPL pada akhirnya akan berakhir Ci, seperti KKN yang kamu takuti dan tidak kamu sukai. Hanya ini mungkin lebih lama, lebih menguras otak, tenaga, biaya dan waktu tentu saja. Semoga kamu bisa membagi waktu dengan baik,Ci.

Ci, ini baru mula, semoga akhir kuliahmu bahagia. Pantang pulang sebelum pendadaran ya, Ci. Mau cepat pulang kan? Ingat Ci, perjuangan masih panjang kuatkan semuanya. Kamu bisa selama kamu masih ada.


Untukku yang baru memulai PPL dan disapa tugas akhir.

Popular Posts

My Instagram