lirik

Hear Me lyric (Imagine Dragons)

Maret 31, 2015


Try to hear my voice
You can leave, now it's your choice

Maybe if I fall asleep, I won't breathe right
Maybe if I leave tonight, I won't come back


I said it before, I won't say it again
Love is a game to you, it's not pretend
Maybe if I fall asleep, I won't breathe right

Can nobody hear me?

I got a lot that's on my mind

I cannot breathe

Can you hear it, too?


lirik

Dream lyric ( Imagine Dragons)

Maret 31, 2015




in the dark
and I'm right on the middle mark
I'm just in the tier of everything that rides below
the surface
and I watch from a distance seventeen
and I'm short of the others dreams of being golden
and on top
it's not what you painted in my head
there's so much there instead of all the colors
that I saw
we all are living in a dream
but life ain't what it seems
oh everything's a mess
and all these sorrows I have seen
they lead me to believe
that everything's a mess
but I wanna dream
I wanna dream
leave me to dream
in the eyes
of a teenage crystallized
oh the prettiest of lights that hang the hallways
of the home
and the cries from the strangers out at night
they don't keep us up at night
we have the curtains drawn and closed

#JustWrite

Takut

Maret 31, 2015



Setiap orang punya rasa takut. Takut adalah bentuk dari pertahanan diri, begitu menurut saya. Kita perlu punya rasa takut. Sebab akan berbahaya jika kita tidak punya rasa takut. Takut membuat kita waspada atau berhati-hati. Sayangnya kadang saya pikir, saya terlalu penakut, pengecut. Saya takut pada hal-hal yang lumrah tapi saya juga takut pada hal-hal yang orang lain inginkan. Sudah, itu saja

#Imajinasi

Perbincangan yang tidak selesai

Maret 30, 2015

Malam ini kita bertemu. Kamu tersenyum malu-malu. Lalu kita bernyanyi bersama dan tertawa hingga salah satu dari kita terdiam. 
"Hidup penuh pilihan," katamu. Aku menoleh, menatapmu dan mengangguk setuju. 
"Pilihan banyak sekali, memilih presiden, walikota, gubernur, ketua BEM, ketua himpunan...,"
"Bukan itu." potongmu. Kamu melanjutkan,"Yang aku maksudkan adalah pilihan dalam kehidupan tiap manusia. Tiap individu dihadapkan pada pilihan-pilihan kecil dan pilihan besar," lanjutmu.
"Pilihan kecil dan pilihan besar?" 
"Iya, pilihan kecil contohnya kamu memilih jepit rambut warna merah dan aku memilih warna biru. Itu pilihan kecil sebab tidak mengganggu atau mengubah hidupmu," kamu menjelaskan. Aku meraba jepit rambutku yang berwarna merah lalu melirik warna biru miliknya.
"Dan pilihan besar, hmm... kupikir ada empat pilihan besar yang akan kita hadapi. Pilihan yang mengubah hidup tidak sekadar membuat kamu terlihat cantik dengan jepit merah atau biru. Memilih jurusan kuliah, memilih pekerjaan, memilih akan menikah atau tidak, memilih akan punya anak atau tidak." ujarmu yang seperti bicara sendiri.
"Memilih jurusan IPA atau IPS waktu SMA?" tanyaku.
"Tidak terlalu berpengaruh, pada akhirnya banyak yang keluar jalur," katamu.
"Banyak yang kuliah apa kerja apa, nggak sesuai," balasku.
"Ya, itu bagian dari pilihan. Yang menyenangkan adalah kuliah di jurusan yang kamu sukai dan bekerja sesuai jurusanmu dan itu hal yang kamu sukai. Yang kedua, bekerja di bidang yang kamu suka meski kuliah tidak di bidang yang kamu suka. Yang tidak enak adalah bekerja di jurusan yang kamu tidak suka meski kuliah di jurusan idaman. Tapi yang sengsara adalah kuliah dan bekerja di jurusan yang tidak kamu suka semuanya."
"Jadi karena itu kamu pikir memilih jurusan kuliah dan pekerjaan itu penting? Lantas bagaimana dengan Tuhan? Kamu lupa, kadang Tuhan tidak selalu memberi yang kita sukai?" ujarku.
"Tapi kita tetap harus memilih dan membiarkan Tuha yang menentukan." katamu, nada suaramu mulai meninggi.
Lalu ponselmu berdering, kamu memilih untuk pergi daripada menjelaskan dua pilihan yang terakhir. Aku tahu kamu senang tidak membahasnya. Sebab kamu dan aku sama, tidak suka membicarakan dua pilihan terakhir. Kita masih berpikir apakah bijak dan apakah itu terbaik untuk kita ketika menjawab ,"tidak" pada kedua pilihan terakhir dari yang kamu sebutkan tadi..

#JustWrite

Kadang kita tidak perlu didengarkan, hanya perlu mengeluarkan

Maret 30, 2015

Kadang kita tidak perlu didengarkan, kita hanya perlu mengeluarkan apa yang ada di otak kita. Yang ricuh, ribut, berbisik, atau berteriak minta dikeluarkan. Setidaknya bagi saya sendiri.Saya suka menulis dan berbicara sendiri lewat tulisan. Salah satu penyebab saya sering tidak bisa tidur adalah ketika malam-malam otak saya terus bicara, mengeluarkan segala macam pendapatnya yang tidak penting untuk didengar orang tapi penting saya keluarkan. Saya merasa berat jika membawa-bawa beban cerita atau keluhan dan serangkaian "Seandainya Jika" tanpa membuangnya di sembarang tempat. Saya selalu memikirkan hal-hal yang kemudian menimbulkan banyak pertanyaan dan sebagian terjawab oleh saya sendiri. Pertanyaan dan pernyataan yang saya tulis disini hanya sebagian kecil. Karena kadang ketika malam dimana otak saya berlari, mungkin akan menjadi tulisan yang panjang kalau dituliskan.
Keluarkan segala pikiran yang membebanimu. Menulislah jika kamu menyukai menulis. Menyanyilah jika itu meringankanmu. Menggambarlah jika kamu suka menggambar, berikan pesan tersirat disana. Biarkan otak bicara, dia Tuan Penguasa penggerak tubuh kita.

#JustWrite

Akan jadi apa aku?

Maret 30, 2015

Oh, maafkan aku. Kupenuhi blog ini dengan pertanyaan yang sesungguhnya hanya bisa dijawab seiring waktu berjalan. Terus bertanya tanpa ada yang menjawab. Tapi nampaknya aku terlalu nakal dan terus-terusan bertanya. Tuhan mungkin kesal mendengar aku bertanya ini dan itu, tentang esok hari, tentang tahun depan atau entah kapan. Tapi akulah aku. Si penakut yang penasaran. Si penakut yang mencoba berani. 
Akan jadi apa aku Tuhan?
Akan jadi apa aku selain jadi hambaMu. Selain jadi anak mama dan papaku. Selain jadi saudara untuk adik laki-lakiku. Selain jadi siswa di sekolah kehidupan. Selain jadi penulis blog racau ini. Selain jadi tukang minum kopi dan minum susu ? Akan jadi apa aku Tuhan? Akan jadi apa aku setelah aku tahu biarpun aku memiliki keinginan kalau Tuhan berkehendak lain, aku bisa apa. Akan jadi apa aku nanti terserah pada Tuhan. Aku ingin yang terbaik untukku dan orang terdekatku. Dan aku ingin menjadi apa yang aku senangi. Bisa tidak? Sekali lagi, akan jadi apa aku ini? Selain kembali ke tanah suatu hari.

#JustWrite

Akankah menjadi ?

Maret 29, 2015

Akankah aku menjadi seterang bintang ? Berkilau seperti yang kalian harapkan? Benderang dan memberikan manfaat pada banyak orang?

Akankah aku menjadi seorang yang penurut ? Selalu patuh seperti yang kalian inginkan?

Akankah aku akan menjadi yang pertama ? Selalu ? Kalian menjadikanku yang pertama, tapi menjadi yang pertama tidak mungkin untuk semuanya kan?

Akankah aku selalu bekerja sempurna dalam setiap pekerjaanku? Mungkin tidak, tapi aku selalu berusaha melakukan yang terbaik semampuku. Bukankah lebih baik begitu?

Akankah aku selalu menjaga kesucianku ? Aku tahu dan akan menjaganya selalu seperti yang kalian mau.

Akankah aku menjadi seharum mawar ? Semerbak dan menyenangkan siapa saja? Mungkin itu yang kalian hendaki. Tapi aku mungkin akan menjadi mawar yang berduri, menjadi menyenangkan dan selalu waspada dan menjaga diri seperti yang kalian angankan.

Terima kasih untuk doa yang kalian berikan pada sebaris nama, dua puluh huruf yang berjejer rapi. Semoga Tuhan mendengar doa kalian.

#JustWrite

Aku selalu menununggu ( ocehan menjelang siang)

Maret 29, 2015

Sambil menjalaninya, aku tahu selalu menunggu.
Aku selalu menunggu kabar-kabar baik datang.
 Aku selalu menunggu kebahagiaan datang.
Aku selalu menunggu senyum-senyum tulus.
Aku selalu menunggu buku-buku bagus tiba dan minta dibaca.
Aku selalu menunggu ide-ide menguar minta dituliskan.
Aku selalu menunggu album-album baru penyanyi favorit untuk didengarkan.
Aku selalu menunggu saat dimana aku memiliki sebuah oven listrik
Aku selalu menunggu memiliki mesin jahit listrik dan belajar menjahit.
Aku selalu menunggu kapan waktu pulang ke rumah tiba.
Aku selalu menunggu kain-kain lucu menghampiriku
Aku selalu menunggu malam sebab siangku kantuk
Aku selalu meunggu kapan aku lulus dan kuharap secepatnya
Aku selalu menunggu ada bukuku di rak toko buku, suatu hari
Aku selalu menunggu foto-foto jepretanku selalu makin baik
Aku selalu menunggu bisa menapaki setidaknya tiap pulau besar di negara ini.
Aku selalu menunggu ini dan aku selalu menunggu itu.
Tapi aku sadar, tidak hanya aku yang menunggu. Suatu hari, malaikat akan datang menjemputku. Tapi sabar ya, tunggulah lebih lama. Masih banyak yang ingin kulakukan. Jadi, tunggulah lebih lama....

#JustWrite

Tentang Kritik

Maret 26, 2015

Apa itu kritik ?
Menurut KBBI kritik berarti kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dsb. 
Mudahnya, kritik adalah sebuah tanggapan akan suatu hal yang umumnya bersifat 'negatif'. Ya, kan? Kritik biasanya berupa kekurangan dari suatu hal, kalau berisi kelebihan namanya sanjungan. Jadi, apa yang ingin saya bicarakan disini? Entahlah, ini hanya mengeluarkan isi kepala dan kemungkinan akan menjalar kemana-mana.
Kritik adalah sebuah reaksi akan suatu hal. Jika ada stimulus dan respon, maka sebuah hal atau perilaku bisa kita sebut sebagai stimulus dan akhirnya direspon dengan berbagai tanggapan, dalam tulisan kali ini tanggapan ditekankan pada kritik.
Menurut saya, kritik akan menjadi baik ketika disampaikan dengan tujuan baik dan bahasa yang baik pula. Kritik akan menjadi hal yang lebih baik lagi jika disertai saran yang membangun. Tidak hanya sekadar kritik pedas nan menyayat, saya kira setiap orang yang dikritik perlu saran untuk memperbaikinya.
Selama saya hidup, saya menyaksikan bahwa tidak semua kritik itu tulus. Percayalah, ada saat-saat ketika mendengar dari hati kita bisa mengerti mana kritik yang diucapkan tulus untuk membangun kita, ada yang keluar karena iri, dengki atau reaksi negatif lain. Kritik sieperti inilah yang tidak baik. Ketika kamu tidak menyukai temanmu, lalu kamu mengkritiknya habis-habisan. Mungkin baik jika yang kamu kritik itu benar adanya. Namun terkadang banyak yang hanya mencari-cari alasan. Kritiknya tak beralasan hanya berdasarkan emosi dan benci dalam diri. Menguar dan direfleksikan menjadi sebuah kritik yang tersampaikan. Mungkin lisan atau tulisan. Mungkin langsung atau tak langsung.
Ada hal yang perlu kita ingat, bahwa sebelum mengkritik kita harus punya bukti atau alasan yang logis, yang objektif, yang kalau perlu ada dasar teori yang menguatkan. Misalnya dengan tidak asal berkata,"Kamu buruk, ini jelek, seharusnya begini blabla," namun setelah dikaji justru orang yang kamu kritiklah yang benar. Kalimatmu 'seharusnya begini blabla..." itu ternyata salah. Bagaimana? Ini tidak baik bukan? Ini sama saja kamu mempermalukan diri sendiri. Ketika mungkin niatmu menjatuhkan namun kamu sendiri yang masuk jurang. Sungguh menyedihkan.
Jadi, intinya, pikirkan segala sesuatunya sebelum mengkritik. Kritiklah seseorang,sesuatu berdasarkan hal yang objektif di muka umum. Silakan saja mau mengkritik habis-habisan namun tidak objektif di dalam hatimu. Sebab mana ada yang tahu selain Tuhanmu? Dan lupakan benci dan perasaanmu sebelum melakukannya. Mari ingat itu.

#JustWrite

Pertanyaan hari ini

Maret 26, 2015

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa anak 4 tahun bertanya setidaknya 400 pertanyaan setiap hari. Lalu saya berpikir, apakah tiap bertambah dewasa pertanyaan kita akan bertambah? Atau justru berkurang sebab kita terlalu takut dengan jawaban. Entahlah. Tapi satu yang pasti, ada hal yang selalu mengusik saya.
Pernahkah kalian merasa ingin buang air kecil ketika mendengar suara air mengalir ? Ingin buang air kecil ketika menghidupkan keran untuk mencuci piring atau ingin lari ke toilet ketika mengucurkan air dari dispenser ke gelas. Pernahkah?
Adakah yang mampu menjelaskan keterkaitan antara mendengar suara air mengalir terhadap keinginan buang air kecil? Adakah istilah untuk hal itu? Mengapa bisa sebuah stimulus (mendengar air mengalir) kadang memunculkan respon berupa perasaan untuk buang air?
Baiklah, sekian. Silakan menulis komentar jika kalian tahu jawaban atau ingin berpendapat.

#JustWrite

ketika saya bermimpi salah satu mimpi saya, terjadi di mimpi

Maret 25, 2015

Bagaimana, apa kamu bingung membaca judul ini ? Yakinlah bahwa saya pun bingung. Sudah berapa kali saya bilang saya nggak bisa nulis judul. Saya punya banyak mimpi, mimpi disini mungkin bisa diartikan sebagai cita-cita, harapan, keinginan, atau hal yang saya pancang tinggi-tinggi dan berharap mereka tidak sekadar mimpi namun berubah menjadi hal nyata.
Saya bermimpi salah satu mimpi saya terjadi. Mimpi saya itu nyata di dalam mimpi ketika saya tidur. Saya tidak bisa membayangkan jika itu menjadi nyata, pasti saya akan senang dan sangat bersyukur. Saya harap Tuhan yang baik mengabulkan doa-doa saya terkait mimpi-mimpi dan 'membangunkan' mimpi saya kemarin menjadi nyata. Sebab saya terus berusaha dan berdoa.
Malam.

#Imajinasi

16 Penyanyi / Band yang Pasti Saya Tonton Kalau Konser di Stadion UNS

Maret 23, 2015

Oh, You wanna laugh about the title ? Yup, me too. 
Oke, ini hanyalah bagian dari imajinasi saya. Realistis saja,sekarang ini saya tidak punya uang dan konser-konser mereka kecil kemungkinan ada di Solo apalagi Lampung. Tapi jika mereka konser di kampus dengan harga tiket paling mahal 100 ribu, saya akan datang. Sekali lagi ini hanya imajinasi dan pikiran brutal saya.


  1.  Taylor Swift


Yup! Taylor Swift.  Yunchan memperkenalkan 'Teardrops on my guitar' di akhir kelas 9 SMP. Tapi saya benar-benar suka Swift awalnya gara-gara Love Story dan You belong with me dilanjutkan lagu-lagunya yang lain.Saya paling suka album dia yang Red. Meski lagu-lagu dia yang sekarang seperti bukan dia yang dulu, tapi saya masih suka. Dan saya pastikan menonton Swift kalau dia bener-bener konser di kampus :)

2. Imagine Dragons

Lagu Imagine Dragons sebenernya sering saya dengar tapi tidak terlalu saya gubris seperti On Top of the World atau radioactive. Ya, hanya dengar dan menikmati saja. Baru mulai akhir tahun saya suka 'Demons', 'It's time', 'Hear Me','Amsterdam', 'Trouble','Gold' atau 'Shots' yang beberapa sebenarnya lagu lama itu dan sepertinya jadi soundtrack semester ini. Dan saya suka mereka. Saya suka nonton perform live mereka di youtube, saya suka suaranya Dan Reynolds meski saya gak ngerti kenapa kalau nyanyi sering megang-megang kaos kayak kepanasan dan saya suka kalau live semua personelnya nyanyi sampai ke drummernya segala. Mereka juga bagus kalau nyanyi akustik dan liriknya saya suka. Dan mereka pecicilan di panggung, atraktif gitu. Dan saya baru sadar 3 dari 4 personilnya namanya Daniel semua. Jadi, kapan mau pecicilan di kampus saya?

3. The Script

Saya suka The Script semenjak kelas 10 dan dengar suaranya Om Danny nyanyi For The First Time, dilanjutkan Science&Faith dan seterusnya sampai sekarang Never Seen Anything 'Quite Like You.  Saya mau nanya sebenernya apa "The Man Who Can't Be Moved" ada hubungannya sama "The Man on A Wire" ? Apa 'The Man' itu lelaki yang sama? Tolong konser di kampus saya dan waktu jumpa pers atau apalah itu, saya mau tanya itu. Boleh ?

4. Gotye
Saya pasti akan datang kalau dia konser di kampus. Meski lagu dia yang saya suka cuma beberapa, tapi Somebody that i used to know masuk ke soundtrack semester 5. Lagu itu terus saya putar semester lalu. Dan Eyes wide open bagus juga. Video clipnya juga ajaib-ajaib, kayak lagi nonton kartun gitu. Kalau Kimbra nggak mau nemenin nyanyi, di kampus banyak mbak-mbak Voca Erudita yang suaranya bagus kok, Om G.

5. Air Supply

Oke, dua Opa ini baru saja konser di Malang dan Jogja beberapa hari yang lalu. Pengin sih beli tiketnya yang 150 ribu dan ngacir bersama Woro. Tapi karena ini dan itu jadi yasudahlah. Saya suka lagu-lagunya meski mereka nyanyi sebelum saya ada. Saya suka dengerin mereka setelah nemu file mp3 lagu-lagu lama di komputer waktu SMP. Tapi Goodbye dan Nothing Gonna Change My Love For You (versi mereka) jadi soundtrack semester lalu. Dan semester ini, Making Love Out of Nothing at All nampaknya akan bernasib sama seperti dua lagu sebelumnya. Opa-opa, Dies Natalis tahun depan datang ya. Mungkin Pak Rektor suka kalian juga.

6. One Direction

Oke, mereka memang mau konser tanggal 25 besok. Tapi kan di Jakarta, tapi kan harga tiketnya mahal, tapi kan... stop! Saya suka OneD waktu mau SNMPTN. Waktu itu saya suka I wish. More than this, dan seterusnya. Tapi makin kesini saya nggak ngikutin mereka.  Tapi kalau mereka ke kampus, saya datang. Saya datang sama Opie dan woro. Bener deh! 

7. MLTR

#JustWrite

Saat Magrib Tiba

Maret 23, 2015

Saya punya sebuah kepercayaan atau apa ya menamakannya. Yang jelas, ketika azan Magrib tiba, itu berarti saya harus kembali ke dunia 'nyata' atau kembali untuk 'bekerja'. Maksudnya disini adalah ketika sehabis solat Magrib, saya harus mengerjakan tugas kuliah saya, mengerjakan tulisan atau hal-hal yang saya tinggalkan. Saya memiliki pikiran bahwa setiap saya pulang kuliah siang atau sore hari, saya boleh bermain sepuasnya. Namun ketika azan Magrib terdengar, itu seperti alarm bahwa saya punya sesuatu yang penting yang harus dikerjakan. Anehnya, saya tidak bisa mengerjakan tugas sepulang kuliah jika saya pulang diatas jam 3. Pikiran saya mengasosiasikan jam 3 sampai jam 5 sore adalah waktunya tidur dan bermain-main ( ngeblog,baca novel, tidur, ngopi, dsb). Saya bisa mengerjakan apapun ( tugas,ngeblog,menulis) pagi hari sampai saya lelah. Bangun tidur dan setelah sedikit membersihkan diri dan ngopi-ngopi. Saya bisa mengerjakan apapun setelah Magrib sampai tengah malam. Tapi sore, pikiran saya selalu berkata,"Lu kerjain ini abis Magrib,". Dan, memang sehabis Magrib otak saya seperti berkata,"Lu ada tugas ngetik lo Ci," dan saya langsung mengerjakannya. 
Mungkin itu yang disebut setiap orang punya waktu terbaik untuk bekerja. Pagi hari sampai siang, habis magrib sampai dini hari mungkin waktu terbaik untuk saya. Dan sore adalah waktu terburuk untuk bekerja dan waktu terbaik bersantai. 
Baiklah,sebaiknya saya berhenti berkicau tidak penting sebab sudah Magrib. Ada tugas mengetik makalah kelompok.

#JustWrite

Menyangkal

Maret 22, 2015

Kadang saya suka merasa bersalah. Siapa yang saya salahkan? Saya. Siapa lagi yang disalahkan kalau bukan diri sendiri.
Saya suka merasa bersalah ketika saya asyik sendiri dengan tulisan saya. Saya merasa bersalah kalau saya asyik mencari-cari artikel atau info grafik seputar yang saya sukai. Atau hal yang sedang menarik perhatian saya. Kadang saya merasa bersalah sebab bukannya belajar saya malah mencari-cari itu. Tapi kemudian saya ingat bahwa saya sedang tidak ada tugas, saya baru saja melewati seminggu yang cukup banyak menyita waktu untuk tugas dan uk. Oh tidak, ini berlebihan. Saya sering merasa bersalah ketika beberapa teman-teman saya disibukkan dengan ngajar les atau bantu-bantu ngajar di sekolah sedangkan saya malah asyik dengan dunia saya. Dengan mencari apa yang saya suka. Tapi kemudian saya meyakini, bahwa akan tiba masanya saya pkl (meski nanti diantara teman saya yang berpengalaman, saya benar-benar belajar dari awal. Tidak masalah, hidup adalah belajar, salah adalah wajar apalagi masih mahasiswa).
IP saya turun semester lalu. Sedikit, nilai-nilai saya nyaris A dan itu agak menyakitkan. Tapi saya akui, semester lalu memang aneh. Bulan-bulan awal santai. Hingga saya merasa waktu saya sayang kalau terbuang. Saya menulis Odrei (entah bagaimana kabarnya, saya hanya terus berdoa), saya ikut lomba blog di kampus yang akhirnya mengantarkan saya ke kalimat 'setidaknya lo pernah menang minimal satu lomba waktu kuliah'. Saya tahu nilai hanyalah angka dan tidak mengukur bagaimana sebenarnya saya. Nilai saya memang turun tapi saya senang, saya berhasil menyelesaikan naskah setelah sebelumnya naskah saya tidak ada yang selesai kecuali duet waktu sekolah. Saya berhasil konsisten dengan janji terhadap diri sendiri, saya kira itu pencapaian yang besar dalam hidup saya dibandingkan nilai A.
Saat ini saya sedang menyangkal diri saya yang menyalahkan saya mengapa malah tidak belajar dan malah melakukan hal lain. Saat ini saya sedang berdalih dengan alasan tak ada tugas (ada tapi kelompokan dan masih lama, tak ada UK.). Bahwa tak peduli bagaimana orang berkata tentang saya dan tulisan saya, apa yang saya lakukan, saya sedang berproses mewujudkan mimpi saya. Saya sedang belajar untuk menjadi manusia yang konsisten terhadap deadline. Saya sedang mengisi waktu yang luang ini dengan hal-hal yang saya suka. Sebab kadang saya juga merasa berdosa kalau tidur saja. Anggap saja ketika saya menulis, ketika saya surfing di internet dan membaca apapun, ketika saya memotret apa yang saya suka, itu seperti saya sedang sibuk dengan UKM. Hanya saja disini saya sendiri. Bertanggung jawab dengan diri sendiri, tugas untuk diri sendiri, yah sendiri.
Saya pernah menyalahkan diri saya kenapa ketika SAGE Book gratis saya malah mendownload kriminologi bukannya pendidikan khusus. Tapi saya kembali berdalih, saya mungkin tidak bisa kuliah itu (karena saya mengalah sebelum bertanding) tapi setidaknya saya bisa mengetahui sedikit. Tapi nggak juga sih, itu handbook bahasa Inggris, saya malas membacanya. Tapi mungkin suatu hari berguna.
Oke, saya tidak mengerti apa yang saya tulis ini. Seperti tidak runut dan melompat kesana kemari. Itu juga yang sedang saya pikirkan untuk tulisan saya. Saya suka berpikir melompat-lompat, membuatnya menjadi lebih sistematis kadang sulit. Maka mungkin saya akan biarkan mereka melompat dan menyusunnya kemudian.
Jadi Ossy, tidak apa sekarang kamu sibuk mencari bahan untuk karakter tulisanmu. Semoga kamu bisa menyelesaikannya.Tapi tolong jangan nomor duakan tugasmu. Selesaikan mereka dahulu dan baru kerjakan hal lainnya. Ya, seperti yang sudah. Semangat! Semoga Allah selalu mendengar dan memberi yang terbaik untukmu, ya sesuai yang kamu inginkan.

#JustWrite

balonku tinggal empat

Maret 21, 2015

balonku ada lima hatiku sangat kacau 
balonku tinggal empat 

ada sesak yang mampat tanpa sebab 

Hari ini gue nggak ngerti kenapa gue merasakan hal sudah lama nggak gue rasakan. Perasaan kacau balau tak karuan yang kalau dicari sebabnya nggak gue temukan. Pagi berjalan seperti biasa, hingga menjelang siang gue mulai merasa sesak sendiri. Perasaan yang gue nggak ngerti. Seperti ingin menangis tapi nggak bisa dan gue gak ngerti kenapa. Setelah serangkaian hal gue lakukan gue memilih tidur. Bangun jam 7 malam, gue memang sedang tidak solat jadi bangun gue sesuka hati. Gue memutuskan untuk nggak ngopi, sudah dua gelas hari ini. Ya, gitu kalau kopi instan, bisa bergelas-gelas (tapi gue batasi maksimal 3 untuk instan). Nggak kayak kopi hitam yang cuma satu atau dua gelas udah buat kepala gue rame sendiri. Gue memutuskan minum susu tapi gue tetap merasa sesak dan cemas. Gue tahu gue nggak aleksitimia. Gue pernah membicarakan itu disini Gue sempat mengira gue punya kecenderungan itu mengingat gue suka nggak bisa menerjemahkan sesak dan pengin nangis yang tanpa sebab. Tapi gue seorang pemimpi, dalam hal ini berarti gue bener-bener tukang mimpi kalau tidur. Hampir tiap malam gue pasti mimpi. Sekarang gue putuskan untuk mengabaikan perasaan gue dan melanjutkan kerjaan gue. Membaca DSM V untuk karakter cerita gue. Well, gue merasa perlu nulis lagi untuk 'menghidupkan' gue. Tapi sepertinya gue akan menulis postingan lain malam ini.

#JustWrite

'Teman' Baru itu bernama Langit dan Biru

Maret 20, 2015


Saya menulis sebab saya suka. Sebab otak saya suka riuh rendah sendiri, yang ketika saya membuangnya ke sebuah tulisan saya merasa lega. Seperti ketika kamu kebelet pipis dan berhasil mengeluarkannya. Apa yang kamu rasakan ? Lega, bukan? Begitu pula saya. Saya menulis sebab saya butuh melegakan hati saya, sebab saya suka dan menulis selama tidak melanggar agama itu tidak dosa.

Saya selalu menganggap tokoh yang saya tulis adalah teman saya. Odrei adalah 'teman' saya. Kami 'bertemu' di tengah malam, awal Maret setahun silam. Sekarang saya sedang berteman dengan Leandra dan Meru, tapi kita tidak berteman bertiga sebab saya dan Yunchan menuliskan bersama. Sabtu malam kemarin, saya memutuskan untuk menambah teman. Mereka masih dipikiran dan belum dituangkan.
Mereka muncul saat saya sedang kuliah dan baru muncul lagi saat sedang main Pinterest. Nama mereka pun belum pasti, tapi kemungkinan bernama Langit dan Bumi/Biru. Mereka kembar dan mereka... oke akan saya ceritakan jika mereka benar-benar lebih 'nyata' ada. Mereka mungkin masih anak-anak, atau mereka mungkin sudah dewasa (aku masih bingung)
Sudah, semoga kisah Langit dan Biru selesai .

#JustWrite

Sudah Tepatkah ?

Maret 19, 2015

Selama ini saya sering bertanya pada saya sendiri. Bukan, saya tidak gila sampai bertanya ke diri sendiri. Tapi saya memang lebih sering bertanya dan menganalisa tentang semua hal yang saya alami. Sampai saya sering tidak dapat tidur sebab otak saya terus berpikir berbagai macam.

Saya sering bertanya, "Sudah tepatkah pilihan saya saat ini?". Saya batasi lagi menjadi, "Sudah tepatkah pilihan jurusan kuliah saya saat ini?". 
Saya bertanya begitu sebab kadang saya ingin mencoba kuliah di jurusan lain. Mama, maafkan saya. Ini hanya sebatas keinginan semata, saya janji tidak akan mengecewakan kalian. Saya berpikir begitu sebab kadang saya sering membayangkan 'bagaimana jika'. Bagaimana jika saya kuliah di universitas X, bagaimana jika dulu saya berani mengambil jurusan K, bagaimana rasanya kuliah di jurusan P, apakah kuliah di jurusan S akan semenyenangkan yang saya pikirkan?  dan bagaimana-bagaimana lain yang membuat saya berpikir bahwa sebaiknya saya berhenti memikirkan itu. Waktu tak dapat diputar bukan ? Dan mungkin Tuhan memang ingin saya di situasi ini. Lagipula ini keinginan saya dahulu, meski kadang saya menyesal keinginan itu didasarkan hanya karena ingin dan penasaran.

Sudah tepat atau belum saya masih belum bisa menjawab. Tapi mungkin saja, mungkin tepat. Sebab saya percaya pada Tuhan dan takdirnya. Dan bersyukur itu perlu. Saya tahu, seperti halnya ketika saya menginginkan jurusan lain, ada orang lain yang ingin berada di jurusan saya sekarang.
Semoga Tuhan makin memperjelas kemana saya harus melangkah setelah lulus. Seperti apakah keinginan untuk mendamparkan diri setahun di daerah terpencil sudah tepat, apakah saya bisa menjadi guru yang menyenangkan, atau ada pekerjaan lain yang berhubungan dengan hal yang sukai tapi masih berhubungan dengan jurusan saat ini.

Selamat malam. Terima kasih.

#FotoBercerita

Permen Karet dan Taring Brow #FotoBercerita

Maret 18, 2015

.#FotoBercerita adalah salah satu cara saya belajar menulis, saya akan mengeluarkan apa yang saya pikirkan ketika melihat sebuah foto. Selamat menikmati! Saya terbuka untuk kritik dan saran :) Silakan berkomentar.


ditemukan di pinterest

Ebony baru saja membujuk Dey untuk difoto. Saudaraku yang malang itu ingin punya mata di fotonya, dan Ebony memberikan dua ekor ikan sebagai matanya. Kau bisa membaca monolog Dey disini.
Ebony memberikan sebuah kacamata gaya untuk kupakai. Melihat wajahku di cermin aku merasa tampan. Tapi aku tidak mau taringku yang sangat panjang ini membuatku seperti drakula. Baik, kuberitahu sedikit padamu,ya. Bahwa aku memiliki taring yang keluar dari mulutku. Maka ketika mulutku mengatup,taringku tetap diluar.
Ebony memintaku tertawa saat difoto. Aku mengeong, memberi tanda aku tidak mau. Ebony menutup mulutku dengan kain, tapi aku merasa gerah. Akhirnya Ebony menyerah, Chad difoto lebih dulu.

Aku bermain ke kamar Ebony. Mengaduk-ngaduk tas Ebony hingga menemukan bola-bola berbagai warna dalam plastik. Dengan gigi aku menyobek plastik itu, kugigit satu. Warnanya merah. Rasanya manis dan juga kenyal. Aku terus mengunyah dengan perasaan senang dan berjalan ke halaman belakang. 
Ajaib! Bola merah manis ini bisa ditiup. Aku bisa membentuk balon dengan mulutku. Chad tampak iri melihatku. Dan Ebony berseru entah apa ketika melihatku. Selanjutnya, ia memintaku untuk membuat balon yang besar. "Taringmu takkan terlihat Brow. Justru kau akan terlihat lucu. Jadi saat aku menghitung 1 sampai 3 tolong tiup balonnya kuat-kuat ya!" sahut Ebony. Aku menurut. Lalu, seperti yang kau lihat, taring panjangku tak terlihat. Bola merah manis yang ternyata bernama permen karet itu bisa menutupinya. Besok aku akan minta permen itu lagi. Menurutmu lebih baik kucoba rasa melon yang warna hijau atau wortel yang oranye? Yang merah ini rasa semangka.

#FotoBercerita

Sepucuk Surat untuk Nona #fotobercerita

Maret 18, 2015

Tidak bisa tidur dan otak mendadak aktif dan terus 'meledak'. Sayangnya sudah menulis satu, ingin lagi,ingin lagi. Semoga malam ini tidak hanya kuantitas tulisan yang ada
.#FotoBercerita adalah salah satu cara saya belajar menulis, saya akan mengeluarkan apa yang saya pikirkan ketika melihat sebuah foto. Selamat menikmati! Saya terbuka untuk kritik dan saran :) Silakan berkomentar.



found it on pinterest
Kepada Nona berbaju serba biru siang tadi.

Halo. Hai. Selamat Malam. Oh, bagaimana aku harus membuka surat ini. Aku tak pernah menulis surat sebelumnya. Bagaimana kalau langsung ke intinya Nona ? Baik, kuanggap Nona setuju.

Aku ingin mengucapkan terima kasih. Sangat berterima kasih pada Nona. Payung kecil yang Nona berikan padaku tadi siang sangat berguna. Aku tidak akan lupa bagaimana nona mendekatiku, mengelus kepalaku, berkata,"Hai kucing manis," dan mengeluarkan payung kuning cerah dari tas tangan nona yang juga berwarna biru. Nona mengembangkan payung itu dan meletakkanya di atasku. Terima kasih nona, aku tak terserang flu.

Nona, tahukah jika aku berharap setelah Nona mengelus kepalaku Nona tidak mengeluarkan payung itu ? Biarkan saja aku mati kedinginan Nona. Sebab pemilikku membuang aku di depan toko ini setelah ia mendapatkan kucing baru. Seekor kucing tanpa bulu yang entah apa jenisnya. Kucing yang katanya bernilai mahal itu membuatku dibuang. Tapi tolong jangan bilang aku kucing malang ya, Nona. 

Nona, apakah aku terlalu berkhayal jika berharap tadi Nona tidak mengeluarkan payung ? Namun menggendongku dan membawaku pulang. Aku berjanji aku tak akan menyusahkan. Mungkin Nona akan mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membeli makanku. Tapi aku berjanji tidak akan membuat pusing Nona. Aku sudah terlatih pipis dan pup di bak pasir. Aku tahu bahwa aku hanya boleh tidur di sofa yang ada di belakang, tapi jika nona mempersilakanku duduk di depan sofa yang menghadap televisi aku tak akan menolak.

Nona, hanya itu yang bisa kukatakan. Aku masih berteduh di bawah payung Nona di pinggir jalan dekat toko dimana Nona membeli segelas kopi. Temui aku dan bawa aku pulang.  Terima kasih untuk payungnya Nona.

Salam manis,


Odwey
 (Nona boleh mengganti namaku jika Nona mau)

#FotoBercerita

Monolog Seekor Kucing Bernama Dey #FotoBercerita

Maret 18, 2015

#FotoBercerita adalah salah satu cara saya belajar menulis, saya akan mengeluarkan apa yang saya pikirkan ketika melihat sebuah foto. Selamat menikmati! Saya terbuka untuk kritik dan saran :) Silakan berkomentar.




Hai!


Sebelum aku bermonolog tentangku dan dua ekor ikan yang kugenggam, bolehkah aku memperkenalkan diriku? Tentu saja boleh, sebab sebagaimana monolog yang berarti berbicara dengan diri sendiri, semuanya boleh kukatakan. Tapi jika ada yang mendengar monologku nanti, tenang, tidak akan ada kata-kata kotor yang kuucapkan. 
Namaku Dey dan aku kucing jantan. Ibu yang berkata bahwa aku kucing jantan. Sebab aku tak tahu apa perbedaan kucing betina dan jantan. Aku tak dapat melihat. Sejak lahir yang kulihat adalah gelap. Kukira semua kucing sama hingga saudara yang lahir denganku,  Chad dan Brow membicarakan Pam saat usiaku mungkin tiga minggu. Pam adalah anak kucing lain yang bersuara mencicit. Chad dan Brow ketika itu sedang berdebat apakah Pam berwarna coklat pekat atau hitam. Aku bertanya pada Chad seperti apa Pam, Chad malah marah dan menyuruhkan melihat sendiri. Lalu aku menjawab,"Aku tidak melihat apa-apa,Chad.". Brow dan Chad melaporkan ini pada Ibu. Selanjutnya aku menangis dan ibu terus menjilati mata dan badanku. Brow dan Chad pun menghiburku, Brow berkata,"Dey, bagaimanapun matamu, kami tetap menyayangimu. Kita akan tetap bermain bersama."

Waktu terus berjalan dan Ibu bilang kami sudah berusia satu tahun. Pemilik kami, seorang gadis belasan tahun bernama Ebony berniat memfoto kami sebagai kado untuk kami bertiga. Kata Chad, Ebony cantik dan senyumnya manis. Namun yang kutahu, Ebony bersuara merdu. Aku selalu berlari kencang menuju dimana suara itu terdengar jika Ebony meneriakkan namaku atau menyebut,'tiga jagoanku," Tangannya begitu halus tiap membelai bulu-buluku yang kata Brow berwarna abu-abu. Ebony selalu menunjukkan padaku dimana piring makan berisi tuna goreng atau makanan kemasan khusus kucing.
Aku bersembunyi di balik Ibu ketika sesi foto berlangsung. Aku tidak mau berfoto. Aku tidak punya mata atau lebih tepatnya mataku tertutup. Aku mengeong, berteriak tidak mau. Aku tidak mau orang yang melihat fotoku jadi sedih atau mengolokku. Tidak apa aku tidak difoto, tidak apa. 
Namun Ebony memintaku menggenggam dua ekor ikan mati. Perutku berbunyi seketika. Tapi Ebony menuntunku untuk memegangnya dan meletakkan dua ekor ikan itu di tempat dimana mataku berada. Ebony berkata,"Dengan begini kamu terlihat lucu. Mata ikan ini seolah matamu." Aku mengangguk senang. Ebony memfotoku kemudian. Kata Ibu fotoku terlihat menggemaskan, Chad dan Brow pun berkata aku seperti kucing yang bisa melihat. Aku senang. Aku terlihat seperti kucing normal meski hanya di selembar foto. Kau bisa lihat fotoku di bawah ini ? Aku menempelnya agar semua orang tahu, Dey punya mata yang ia pinjam dari dua ekor ikan.
Terima kasih sudah mendengar monolog Dey!

Di temukan di pinterest


#JustWrite

Micro teaching kelas E, bahwa menjadi murid nakal itu menyenangkan

Maret 18, 2015

bahwa menjadi anak nakal itu menyenangkan

Saya bukan penulis judul yang baik. Saya terbiasa menulis baru memberikan judul. Namun hari ini saya menulis judul dulu baru menuliskan isinya. Mungkin sembari berlatih menulis judul untuk skripsi. Baiklah, tanpa banyak berbicara tidak jelas, saya akan sedikit bercerita tentang Micro teaching kelompok saya.

Micro teaching kelompok E dimulai dari micro teaching untuk anak tunalaras. FYI, anak tunalaras adalah mereka yang memiliki gangguan perilaku dan emosi. Kadang orang melabelinya dengan sebutan anak nakal. Dalam micro teaching, ada yang berperan jadi guru, siswa dan pengamat. Dari 15 mahasiswa termasuk saya, 7 diantaranya saya berperan jadi murid. Mengapa ? Sebab saya suka. Menjadi murid tunalaras berarti saya harus berperan jadi anak yang disebut nakal itu. Anak yang mainan saat guru menerangkan, main kelereng, duduk di lantai, pukul-pukulan dengan teman, sampai melempari guru. Dan sudah nakal begitu dosennya bilang kami kurang nakal. Hingga semakin ke belakang, tingkat kenakalan 'siswa' semakin tinggi.

Banyak teman yang mengatakan saya cocok berperan jadi anak nakal di situ. Saya suka, sebab saya punya alasan yang akan saya sampaikan di tulisan ini. Sebab saat SD saya bukan tipe anak nakal. Oh, saya adalah anak baik-baik dan penurut dahulu. Di luar kejadian luar biasa (anggap ini DBD) saat kelas 1 SD. Oke, saya pernah loncat dari jendela setinggi 1,5 meter. Tapi ada alasan mengapa saya melakukannya. Saat itu, beberapa guru yang saya lupa entah siapa membicarakan kaki saya saat senam. Dan itu menyakitkan. Saya tidak pernah mengatakan pada orangtua saya mengapa saya melakukan loncat dari jendela dan pulang ke rumah. Baiklah, hentikan mengingat masa lalu itu.

Saya suka berperan jadi anak nakal sebab itu mengasyikan. Ketika dosen saya yang sebenarnya tidak memarahi saya menghentak-hentakkan kaki, ketika saya dibebaskan melempari teman, ketika saya boleh berkicau semau saya. Ketika hal-hal yang nakal itu malah dianjurkan. Saya senang melanggar peraturan di kelas yang dulu ketika kecil tidak saya lakukan. Maka saya bukan sedang menyusahkan teman yang jadi guru, saya hanya membantu kalian dengan menjadi murid nakal. Walau saya rasa nakal saya belum maksimal. Sebab mungkin saja, kalian akan menemukan yang lebih parah dari kami yang jadi siswa tadi.
 Terima kasih untuk hari ini, semoga hasil praktek kita tadi memuaskan. 






#JustWrite

Terkadang kita hanya perlu didengar...

Maret 16, 2015

Saya meninggalkan jurnal-jurnal yang memusingkan ketika sebaris judul itu membumbung di otak saya. Bahwa terkadang yang kita perlukan hanya 'didengarkan'. Saya katakan kita sebab saya yakin segelintir orang merasakannya. Kadang ketika kita bercerita panjang lebar tentang masalah kita, yang kita butuhkan bukan solusi. Adakalanya dimana kita sudah tahu bagaimana mengatasi masalah kita, namun kita memutuskan untuk bercerita. Kita tidak terlalu peduli bagaimana tanggapan pendengar kita, kita tak peduli ia akan memberi solusi atau tidak, kita tidak peduli jika ia memberi solusi akan kita laksanakan atau tidak. Kadang yang kita inginkan hanyalah didengarkan. Didengarkan lebih dalam. Yang mendengarkan cerita kita itu diam, menyimak cerita sampai akhir, tidak menyela, atau kalaupun menyela, itu mengacu reaksi tertariknya.
Saya tahu tidak semua orang bisa menjadi pendengar yang baik. Ada orang-orang yang gemar bercerita, dan ada orang-orang yang gemar mendengar. Mungkin saya lebih suka mendengar orang cerita sebenarnya, tapi ada waktu dimana saya juga butuh tempat untuk didengar. Kita memang tidak bisa memaksa orang lain untuk mendengar cerita kita dengan khidmat, tapi saya yakin, setiap dari kita punya pendengar setia. Mama kita misalnya.
Saya tahu, terkadang kita hanya perlu didengar. Dan saya, akan selalu belajar menjadi pendengar yang baik. Berceritalah, saya senang mendengarnya.

#Imajinasi

Berlari

Maret 16, 2015

Ada seorang lelaki yang berlari, ia mengejar jabatan tinggi, kencang-kencang ia lari, injak kotoran kuda tak peduli.
Ada lagi seorang perempuan. Buntal, bulat seperti labu. Lari terbirit-birit bersama lemak yang bergoyang. Obesitas mengejarnya, jantung koroner ikut serta.
Juga lelaki tampan dengan mata elang. Berlari mengitari barisan perempuan yang berjejer rapi berteriak minta dinikahi. Lelaki itu terus mengayuh kaki, sebab hatinya berteriak,"Lari lebih kencang, ia menunggu di ujung jalan,"
Gadis kurus tinggal tulang itu terseok-seok, sudah tak kuat lagi berlari. Mau ke ujung dunia pun malaikat itu mendekat perlahan. 
Perempuan semampai itu ikut-ikutan berlari. Bersama kepalsuan yang ia cipta. 'Sisi Asli' darinya mengejar, tapi ia terus berlari. Bersama kepalsuan ia bahagia, sayang bahagia itu semu maya imaji samar dan ilusinya saja.
Di ujung sana, seorang lelaki berlari. Bersama setumpuk kertas yang ia dekap erat. Kertas-kertas yang diberi nama skripsi itu menemaninya. Menuju garis finish bersama wisuda. Ada yang bilang tumpukan kertas itu makhluk yang jumawa, kadang mereka suka seenaknya pula. Maka sebuah kelulusan jangan kau pukul rata.
Dan di depanmu, ada gadis yang berlari riang. Gadis yang berlari dari masa lalu dan berdamai dengan segalanya. Yang berlari sesuka hati tanpa tujuan yang benar-benar pasti. Ia percaya akan tiba dimana ia menemukan ritme lari yang menyenangkan hati, ia percaya akan ada lelah dimana ia berhenti. Gadis itu yakin, Tuhan sedang menuntunnya. Tuhan baik dan akan selalu baik. Meski gadis dikejar rasa takut sebesar monster yang menyelinap di dalam dirinya. Tapi ia terus berlari. Gadis itu... aku.

Popular Posts

My Instagram