#JustWrite

To continue this life

Maret 11, 2018

To continue this life, you need to be brave, be good, be smart, and be kind. Unfortunately, I can't.
11.3.18 

#JustWrite

Dear Ci,

Maret 08, 2018

Pinterest.com


Dear Ci,

Saya tahu kalau kamu tidak pernah menginginkan keberadaanmu di dunia. Saya tahu kalau enggak ada yang benar-benar kamu inginkan lagi di dunia sejak kamu tahu kalau batal hidup itu tidak mungkin. Saya tahu kamu adalah manusia yang tidak pernah tahu mengapa kamu ada di sini tetapi masih berusaha bertahan karena ada orang-orang yang menjadikanmu ada yang terlalu baik untuk kamu patahkan hatinya ketika kamu benar-benar mematahkan nadimu. Saya tahu menjalani hidup dengan kecemasan yang tidak pernah kamu undang tetapi datang, gejala depresi yang datang sendiri, dan segala awan abu yang memayungi kepalamu itu tidak menyenangkan. Saya tahu bahwa kehidupan yang dijungkir balik sesuka Dia itu begitu kamu benci. Saya tahu, Ci. Saya tahu.
Saya tahu bagaimana rasanya tertekan dengan diri sendiri padahal tidak ada yang menekanmu. Saya tahu rasanya dianggap mampu padahal kamu merasa tidak, dianggap bisa padahal tidak, dianggap tinggi padahal tidak. Saya tahu rasanya membenci pujian ketika kamu merasa kamu sampah. Saya tahu rasanya menerima ejekan dan tatapan menjatuhkan ketika kamu percaya kamu bisa. Juga rasanya ingin mati tetapi takut. saya tahu kamu ingin mati tetapi takut dengan sakitnya proses kematian, takut bahwa kamu enggak cukup baik untuk jadi kesayangan Tuhan, takut kalau kamulah yang menjebloskan orangtuamu ke neraka.
Dear Ci, terima kasih sudah mau bertahan di belantara dunia yang tidak kamu suka. Terima kasih sudah terus berjalan walau beribu kali kamu ingin berhenti dan mengangkat tangan. Hari ini saya ingin berkata padamu, kamu memang belum berbuat apa-apa, tapi tidak mengakhiri dirimu sendiri itu sudah cukup besar untuk saya. Kalau kamu tak tahu hidup itu untuk apa, hidup itu untuk mati, Ci. Kalau kamu percaya Tuhan, Dia janji dia akan memberi kita hidup sesuai dengan apa yang kamu lakukan sekarang. terdengar tidak menyenangkan, tetapi kalau kamu percaya Tuhan, kamu juga harus percaya ini. Jadi, Ci. Mari kita lanjutkan hidup untuk kematian yang lebih baik. Saya tahu kamu ingin mati muda, mari kita lihat apakah benar adanya.
Sekali lagi, maafkan dunia dan semesta. Kamu tidak akan pernah baik-baik saja sampai kamu berdamai dengan mereka.

Regards,

Your limbic


#JustWrite

Cherophobia : gue senang-gue ditonjok-gue berdiri-gue senang lagi-gue ditendang

Maret 05, 2018

Ditemukan di Pinterest
Gue menemukan gambar itu di Pinterest beberapa hari lalu. Pinterest memang sosial media yang paling gue cintai setelah Twitter, atau mungkin sekarang telah menggeser Twitter? Karena si burung biru mulai ramai kembali dan gue tidak menyukai keramaian sekalipun keramaian timeline. Lupakan soal sosial media karena gue mau ngoceh soal tulisan di gambar itu. Ternyata, nggak hanya gue yang berpikir macam itu. Kalau mereka sampai menamai itu sebagai suatu fobia, pastilah ada beberapa manusia yang juga merasakannya.
Pada dasarnya, gue bukan takut terlalu happy, gue terkadang lebih ke arah takut berharap karena ketika gue nggak berharap apa-apa, apa yang gue terima akan sedikit membuat gue senang. Meski, gue tetap manusia yang suka nggak sengaja membuat plan atau menginginkan sesuatu. Tapi, gue memang pernah dan masih berpikir begini: Ci, jangan terlalu euforia sama apa yang lu dapet, apa yang buat lu ketawa, apa yang buat lu jumpalitan hari ini. Karena tinggal menunggu waktu, semuanya akan berbalik sebelum lu merasa senang lagi.
Gue berkata begitu bukan karena tanpa alasan. 23 tahun gue hidup, gue selalu merasakan 'diangkat tinggi-tinggi' atau diartikan perasaan lu sedang senang, lalu ketika lu senang, lu dijatuhkan ke bawah. Itulah yang buat tiap gue merasa sedikit senang saja, gue me-warning diri gue kayak: bahagia ya lu? siap-siap aja abis ini dikasih bom aja. Jangan terlalu senang, Ci. Jangan terlalu senang. 
Dan memang seperti itu yang gue rasakan, gue senang-gue ditonjok-gue berdiri-gue senang lagi-gue ditendang-dan ini akan berakhir kalau gue mati. 
Gue tahu kalau manusia mudah 'patah' dan mungkin gue sedang melakukan tindakan pencegahan. Dan pikiran itu yang mungkin membawa gue ke perasaan datar-datar saja, kadang. Gue akan jadi manusia yang terlihat tidak bersyukur karena gue tidak terlihat senang, dan di cap batu ketika seharusnya gue sedih dan menangis tapi gue diam saja. Atau kepala gue memang sudah kekurangan stok dopaminnya, sehingga apa pun sekarang jadinya hambar sehambar-hambarnya.
Gue tahu bahwa kesenangan, kebahagiaan dan perasaan penuh sangat subjektif. Meskipun kata-kata receh macam bahagia-tuh-sederhana-banget adalah kata-kata yang gue benci. Gue tidak tahu apakah Cherophobia ini baik untuk gue atau tidak, tetapi inilah cara gue menjaga diri gue. Walaupun, gue mulai merasakan kalau gue semakin tidak bisa merasakan kegembiraan sekarang. Kenapa gue nggak pernah nulis yang benar-benar menggembirakan pun karena gue tidak tahu benar bagaimana rasanya dan gue bosan membaca semua yang menggembirakan. Baiknya gue tutup saja ocehan ini sebelum gue makin sinting dan berbicara yang makin tidak-tidak. Kenapa gue ingin berpuasa twitter pun karena gue takut gue berbicara terlampau negatif di sana. Sekian.


Popular Posts

My Instagram