Batu itu sudah mencair, kalau pun tidak, ia mungkin menjadi agar-agar. Tahukah, kamu? Sebongkah batu itu memang menyimpan beberapa ml air di dalamnya. Dahulu kata, batu itu akan semakin keras ketika sebuah palu menghantamnya, melindungi air yang tersimpan di tengahnya. Itu dulu, sebelum matahari menghanguskan batu menjadi kehitaman dan batu itu menjadi sesuatu yang begitu rentan. Jangankan palu, tertiup angin saja batu itu bisa terbelah menjadi dua, mengalirkan tetes-tetes air di dalamnya. Kadang, tak ada angin tak ada hujan, batu itu membelah sendiri, mengalirkan air yang ia simpan. Batu itu tidak sekuat dahulu, hanya saja, palu tak sesering dipukulkan seperti sebelumnya, dan batu itu bisa menutup kembali ketika warnanya yang hitam berubah menjadi kemerahan tiap matahari pergi. Ini tentang batu, dan hanya tentang batu.