Jika kamu diundang tetangga barumu, datanglah, mungkin itu kesempatan satu-satunya mengunjungi rumah mereka. Bersenang-senanglah di sana, tetapi tidak perlu membawa guci, lemari, buku atau lukisan milik tetangga diam-diam untuk dipajang di rumahmu. Karena pencurianmu itu bisa menutup kesempatan-kesempatan baru. Juga kekonyolan mencuri guci tetangga bisa membuatmu dipenjara. Kamu juga tidak perlu mengecat dinding ruang tamu menjadi putih hanya karena dinding tetanggamu juga putih. Catlah sesuai dengan apa yang kamu suka. Tidak perlu juga mencuri catnya tetangga. Sudah meniru tak modal pula.
Tidak setiap dari kita mendapatkan kesempatan baik berkali-kali. Terkadang hanya satu kali. Seperti sekali berarti sudah itu mati. Maka ketika kesempatan itu datang, sambutlah dengan hati riang, mari maksimalkan apa yang kita punya, bukan yang dipunya tetangga.
Pencurian gucimu mungkin akan ketahuan. Tidak ada yang tahu apakah kamu akan mati dihantam orang-orang. Tidak ada yang tahu apakah kamu akan ditandai merah. Tidak ada yang tahu apa doa tetanggamu yang gucinya kaucuri, yang cat rumahnya kau tiru habis-habisan.
Jika kamu tetanggaku, aku tidak akan mengundangmu, atau sekadar menyapamu lagi. Tirulah bebek-bebek di kandang. Tirulah burung-burung terbang. Tirulah sampai kau hilang jati diri seperti saat ini.