Analogi coklat pahit, udang goreng, dan orang kelaparan.
Januari 11, 2016
Analoginya adalah, jangan mengeluh coklat yang ditanganmu pahit di depan orang yang nggak makan 2 hari.
Saya menulis itu tadi sore di akun media sosial saya. Sebuah kesimpulan yang didapat dari kegelisahan dan kecemasan yang saya rasakan. Sebuah manifestasi pemikiran yang mengelana ke belantara. Bahwa ada hal yang sesungguhnya sangat ingin tidak saya pikirkan, sebab pikiran itu bisa melukai diri saya sendiri. Dan kalimat yang saya posting di media sosial itu mungkin akan coba saya jabarkan di sini.
Ilustrasinya misalkan saya lapar. Saya punya coklat hitam yang saya tahu pahit. Lalu di depan saya, seseorang mengunyah udang goreng yang enak. Saya ingin udang goreng itu, tapi uang saya belum cukup. Orang yang punya udang goreng itu pergi dan saya duduk menghabiskan coklat yang tidak enak. Seseorang duduk lesu. Mengaku tidak makan dua hari. Maka sebuah kesalahan besar kalau saya berkata," Dih,Coklatnya nggak enak." di depan orang kelaparan yang mungkin menerima apapun selama halal dan bisa dimakan. Dan kesalahan besar lagi jika si pemilik udang goreng mengeluh udangnya kurang pada saya yang memakan coklat kepahitan.
Saya pernah merasakan bagaimana rasa menjadi orang kelaparan di ilustrasi itu. Saya pernah merasakan bagaimana memakan coklat pahit dan mendamba udang goreng. Saja juga pernah memakan udang goreng yang saya tahu ada orang yang menginginkannya. Dan satu hal yang saya harus ingat. Bahwa saya tidak boleh mengeluh coklat saya pahit sekali di depan orang kelaparan. Silakan diartikan sendiri sesuai pemikiranmu
0 comments
Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!