Semua hal tidak terlalu baik jika diekspektasi terlalu tinggi. Maka sejak awal, saya bahkan sudah tidak menaruh harapan. Semuanya berawal dari penasaran yang berlanjut pada jemunya menunggu dan tanya yang tak memberi jawab. Tidak ada membuang-buang waktu, anggap itu seperti menyiram tanaman atau mencuci sepeda. Jika sejak awal kau tak begitu menaruh mimpi yang tinggi, maka kau pun tak perlu kecewa dengan semuanya. Pun sekarang, tak perlu lagi ambisi untuk mengejar apa yang kau tahu, bukan hal yang benar-benar patut dikejar-kejar. Mungkin, bukan di sana lembahmu.
Terakhir kali gue nulis di blog, adalah ketika gue sedang berada di periode-semua-terasa-hancur-aku-ingin-menghilang-saja. Untungnya, beberapa hari kemudian gue merasa membaik dan unpublish postingan itu, jenis-jenis tulisan yang kalau gue lagi ada di stage baik-baik saja, gue merasa aneh kenapa bisa berpikir demikian. Gue nemu gambar di Pinterest gitu, dan ada tulisan tentang INFJ :
i either eat too much or starve myself. sleep 15 hours or have insomniac nights, fall in love very hard to something or resist passionately,
Yang membuat gue mengait-ngaitkan dengan periode lapar, periode tidur, dan bagaimana kadang gue sangat bersemangat menulis/baca, kadang gue begitu tidak tertarik dengan itu semua. Tetapi itu tidak penting, yang penting adalah bagaimana gue bisa membuat gue merasa baik-baik saja tiap hari, sesuatu yang sampai sekarang belum gue temukan caranya. Dalam satu bulan, selalu saja ada waktu di mana gue merasa baik-baik saja dan buruk-buruk saja. Waktu baik-baik saja, gue akan merasa tidak ada masalah dan mengerjakan apa saja dengan tenang dan senang. Lalu, waktu buruk-buruk saja, adalah ketika semua yang bahkan sebenarnya baik-baik saja terasa buruk, ketika gue ingin hilang saja dari dunia ini, dan ketika gue merasa sedikit depresi dan anxiety. Semuanya tidak kunjung membaik, teman gue berkata, "lu kelihatan lebih baik dari dulu." Sayangnya, hari-hari di mana gue merasa cemas dan stres itu semakin banyak sekarang. Semakin banyak ketakutan yang gue miliki, bahkan di saat gue baik-baik saja seperti sekarang, gue masih ingin mati muda. Juga, semua hal di dalam hidup gue mulai terasa tidak ada artinya. Tidak ada hal yang benar-benar gue kejar sekarang. Hidup gue cuma berjalan gitu aja, karena gausah punya perasaan mengejar apa pun, gue merasa, sekililing gue, mengejar-ngejar gue, social pressure dan academic pressure. Gue tidak mematok berapa IPK gue, kapan gue harus lulus, di mana gue harus bekerja, semua sudah gue tanam di otak, sudah seperti itu saja, gue masih merasa tertekan.
Gue mikir, gue mau mau membuat grafik mood/grafik kecemasan mulai bulan depan. Setahun yang lalu, gue membeli bukunya Spradlin di lapak bekas. Dan buku seharga ceban (padahal harga asli $18,95 >.<) itu akan segera gue baca. Karena, sebesar apa pun gue ingin cepat hilang dari kehidupan, hidup terus berjalan tanpa persetujuan gue. Lagi gue ingin merasa baik-baik saja selalu
Dear Mika, i'm sorry for you.
Mika, if i were you, i might be dead by suicide.
if i were you, maybe i never ever wanna be marry
if i were you, i wanna sell my uterus
but i'm not you, youre not me
because i believe that i never ever stronger as you
love you mika, i'm sorry for you
Yeah, saya mungkin tidak akan sekuat kamu yang hamil lalu keguguran, hamil lalu prematur dan anakmu mati, lalu sekarang, hamil dan ketika anakmu berusia sebulan lebih, mereka mati satu persatu menyisakan seekor lagi yang kuharapkan bertahan. Saya nggak heran kalau kamu seringkali tiba-tiba marah tanpa sebab, siapa yang tidak terguncang kalau terus didera kematian bayi-bayinya. Sudah kucing garong tak bertanggung jawab, anak kalian mati, pula.
if i were you, maybe i never ever wanna be marry
if i were you, i wanna sell my uterus
but i'm not you, youre not me
because i believe that i never ever stronger as you
love you mika, i'm sorry for you
Yeah, saya mungkin tidak akan sekuat kamu yang hamil lalu keguguran, hamil lalu prematur dan anakmu mati, lalu sekarang, hamil dan ketika anakmu berusia sebulan lebih, mereka mati satu persatu menyisakan seekor lagi yang kuharapkan bertahan. Saya nggak heran kalau kamu seringkali tiba-tiba marah tanpa sebab, siapa yang tidak terguncang kalau terus didera kematian bayi-bayinya. Sudah kucing garong tak bertanggung jawab, anak kalian mati, pula.
Mika, aku bahkan belum pulang ke rumah untuk bertemu anak-anakmu. Adikku hanya mengirimkan foto-foto mereka yang lucu sambil menyebutkan nama mereka. Merin, Kukuri, Miki dan Kimi. Tapi Tuhan mungkin memang lebih sayang pada mereka, meskipun ini terdengar tidak adil bagimu.
Mika, hujan deras di luar, mungkin ikut menangisi kepergian anak-anakmu. Semoga kamu baik-baik saja.
Regards,
O.