Dear Jerry Kitten, I alwys remember you

Agustus 02, 2017

Namanya Jerry, kucing kecil warna cokelat tua kehitaman (nggak jelas warnanya apa) yang dikasih sama teman ibu gue. Jerry ini kucing hasil hubungan kucing anggora sama kucing kampung biasa, hasilnya, Jerry lebih kelihatan kayak kucing kampung. Cuma, dia lebih cepat besar, badannya panjang, buntutnya panjang dan bengkok, manja banget dan suka mijit kalau minta makan.


Jerry udah diasuh Ibu gue mungkin sekitar bulan April waktu usianya dua bulanan. Kucingnya lincah, lucu, manja, tapi kayak nggak pernah ngeong. Sayangnya, dia agak malas makan. Mau makanan kucing kering, basah, atau ikan goreng, pasti cuma sedikit. Makannya cuma kalau dia ngerasa perlu aja.
Gue pertama ketemu Jerry waktu pulang puasa kemarin. Masih sehat dan lincah. Tapi waktu keluarg gue pergi ke Jambi, pulangnya dia mulai bersin-bersin dan flu. Untungnya biar sedikit, dia tetap mau makan. Karena dia mulai ingusan, jadilah selain dikasih obat flu kucing, Jerry juga dijemur dan diuap pakai air panas biar saluran napasnya lancar. Jerry lama-lama mulai sehat, cuma napsu makannya menurun dan jadi nggak mau makan. Kayaknya, dia sariawan.
Waktu gue ke Solo kemarin, Jerry masih nggak mau makan, cuma minum, minum vitamin dan madu. Batuknya udah mulai sembuh, cuma kayaknya sariawannya makin menjadi sampai nggak mau buka mulut.
Ibu gue udah nyoba untuk terus ngasih madu karena dia nggak mau makan. Dikasih makanan pakai suntikan yang gaada jarumnya pun dilepeh sampai nyakar ibu gue. Badannya udah tinggal tulang dan dia meninggal subuh tadi waktu adik gue mau sahur.

Gue kira, Jerry akan sembuh. Gue akan liat dia makin besar waktu pulang besok. Liat dia main, loncat-loncat mau nangkap burung dalam sangkar, kejar-kejaran sama Komi. Gue kira pas gue mau ke Solo kemarin, dia bakal sehat dan gak drop karena ingusnya udah bersih. Tapi ternyata, dia ninggalin gue, adik gue, keluarga gue, dan kucing lain. Gue sempat mimpi ketemu banyak kucing sebelum bangun dan dapat wa kalau Jerry mati.
Gue masih ingat, waktu pagi gue mau ke Solo, dia ngikutin gue, mengeong, padahal dia jarang begitu. Dia bahkan ikut masuk ke kamar mandi dan berdiri-diri di bak air panas. Jerry terus ngikutin gue sampai gue bersihin ingusnya, matanya, dan badannya pakai tisu. Dia tetap nggak mau makan meski gue tahu dia mengeong karena lapar.

Sayang, di dekat rumah gue nggak ada dokter hewan.  Gue merasa sedih karena nggak bisa merawat dia sampai sembuh, karena mungkin harusnya dia diinfus biar tetap ada tenaga. Gue merasa sedih karena gue dekat dengan dia selama libur. Gue sadar,mungkin memang menurut Tuhan, dia lebih baik meninggal daripada tersiksa sama sakitnya. Ngeliat kucing yang masih kecil mati mungkin memang lebih sedih daripada kelinci gue yang memang sudah sangat tua kemarin, rasanya karena kelinci gue memang sudah tua,juga meninggal dengan tenang, gue merasa lebih lega melepasnya.

Adek gue bilang, waktu mau ngubur Jerry, ada seekor kucing kecil kampung warna hitam putih yang deketin dia dan minta makan. Sekarang kucing itu di rumah dan ngikutin adek gue terus. Mungkin dia tahu, adek gue sedih. 
Dear Jerry Moi, I stiil love you, always remember you. Tenang di surga. 

You Might Also Like

0 comments

Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!

Popular Posts

My Instagram