Peracau Kacau

Tadi siang saya ke Gramedia Slamet Riyadi.Mengobrak-abrik buku tanpa membeli. Karena saya memang tidak membawa uang lebih untuk membeli.  Lalu, mata saya tertuju pada 2 buku ini.

Okey, mungkin saya ketinggalan zaman. Ini buku tahun berapa saya baru tertarik tahun berapa. Tapi peduli apa, tidak ada waktu terlambat untuk membaca *ngeles. Menilik harganya yang mahal bagi saya -bagi saya yang pecinta buku bekas- , maka saya hanya memfotonya. Berharap suatu hari bisa membeli bukunya.

sampai di kost, saya membuka-buka toko bagus. Menemukan buku pertama trilogi ini. Hanya 30 ribu. Lalu saya mengirim pesan ke nomor yang bisa dihubungi. Tapi... ongkir dari Surabaya mahal sekali. 20ribu sendiri. Sedangkan dengan ekspedisi lain hanya 12ribu. Sayang, si penjual tidak mau dengan ekspedisi itu. Baiklah. Mungkin bukan rezeki saya.
Semoga ada lagi yang menjual bekasnya dalam kondisi baik, dengan harga murah dan ongkir tidak gila


Sekian

Pernahkah kamu menganggap hidupmu ini berada lingkaran yang mengelilingi lapangan?  
Berlari mengelilingi, tanpa tahu kapan kamu akan jatuh,kelelahan,kehausan atau mati di suatu titik. Kadang hidup memang seperti berlari. Ada orang yang berlari mengejar deadline, tapi ada juga yang dikejar deadline. Ada yang menikmati setiap langkahnya, ada yang berlari setengah hati setengah langkah. Ada yang mudah lelah, ada yang tidak punya kata lelah.
Semua deadline hanyalah buatan manusia. Sesuatu yang memacu  atau menjadi awal keterpaksaan. Dan parahnya kita,

Baik, saya memiliki ide untuk memberi tantangan untuk diri saya. Sedikit mengeluarkan diri dari zona aman,nyaman dan tentram . Agar saya lebih disiplin dan bisa menaati peraturan yang saya buat sendiri. Well, menaati peraturan diri sendiri untuk hal-hal kecil saya rasa adalah hal yang cukup sulit.

Mengacu pada teori modifikasi perilaku semester lalu, maka saya akan memberi reward untuk diri saya sendiri. Tidak banyak tapi tidak sedikit juga. Bulan ini, saya boleh menarik 50.000 di ATM saya untuk membeli apa yang saya inginkan, bukan saya butuhkan. Diluar Rancangan Anggaran Biaya Bulanan. Misalnya, membeli kain. Saya bingung dengan punishment apa yang akan saya beri, tapi tidak mendapat 50.000 itu saya anggap sebuah hukuman atau penarikan penguatan. 

Maka, April's Challenges adalah tantangan dari saya untuk saya oleh saya.  Jika saya sukses melakukan 9 dari 12 , maka saya mendapat reward itu. 

Maka bolehkah saya bercerita? Tentang harapan dan mimpi saya. Tentang sesuatu yang sedang saya kerjakan. Tentang apa yang telah saya mulai dan akan saya selesaikan.
Karena ini blog saya, bolehlah saya bercerita. Dan terserah, pembaca blog saya mau melanjutkan membaca atau tidak. 

Saya sedang belajar menulis. Setelah zaman berputih biru-abu-abu saya pernah menyelesaikan tulisan dan ditolak. Setelah saya berhenti ,lalu mulai menulis lagi namun tidak ada yang selesai. Setelah puluhan ide hanya meledak di kepala, menjalin cerita, lalu lupa.
Lalu awal Maret lalu, sebuah ide meledak di otak saya. Sebuah cerita berjalan tanpa henti ketika saya akan tidur. Seperti menonton film, ide itu terus berjalan hingga akhir di jam 2 malam. Memaksa membuka laptop dan menulis 3 lembar lalu tidur. Jujur sekarang saya lupa apa yang berjalan di kepala saya dulu, tapi saya ingat intinya.
 Saya tidak bisa mencatat di notes seperti yang orang-orang sarankan,"Catat idemu ketika muncul!" Ketika saya mencatat ide begitu ide itu muncul yang terjadi adalah sesuatu yang berjalan di otak saya itu berhenti. Ceritanya mandek. Lalu, kalau setelah cerita selesai saya catat, percayalah saya akan lupa banyak.

Lalu,saya mencoba untuk konsisten menulis tapi tidak memaksakan. Saya hanya menulis setelah tugas kuliah saya selesai. Atau ketika ada yang meledak di otak saya. Saya ingin tulisan saya selesai. Tidak peduli nanti akan saya kirim atau tidak, bisa diterbitkan atau tidak.

Bagi saya, keberhasilan terpenting dalam menulis adalah ketika saya menyelesaikan apa yang saya mulai.


Semoga saya bisa menyelesaikannya...

Dear, 
Tulisan ini saya tulis setelah tidak sengaja melihat teman membagikan artikel tentang bapak yang berjualan amplop. Artikel yang pernah saya baca dulu. Entah kapan, saya sudah lupa.
Membaca judulnya, saya merasa ditendang. Benar, saya tidak drama. Tapi saya jadi sesak dan tidak nyaman. 

Saya sadar, ada hak orang lain di dompet saya. Ada uang yang seharusnya bukan milik saya di rekening bank saya. Benar, itu hukum yang digariskan Tuhan kita kan? Bahwa ada rezeki fakir dan miskin di lembar-lembar dompet kita sebelum kita mensedekahkan isinya. Saya memang belum bekerja,tapi saya rasa uang bulanan saya itu diibaratkan sebagai penghasilan yang seharusnya saya  sisihkan minimal 1-2%
Saya merasa ditampar kemarin.

Hai Bloggy.
Kali ini racauan saya masih seputar kehilangan. Tuhan mungkin ingin saya sabar, tapi saya sudah merasa hampir gila berkutat dengan kata itu. Bagaimana tidak, saya kehilangan tanggal 26 Februari. Dan bertemu PA, Kajur baru tanggal 12 Maret!
See? berapa hari yang saya butuhkan untuk melongok ke ruang prodi dan bertemu PA. Dosen-dosen itu bukan tidak ada, tapi saya kurang beruntung mungkin hingga tidak bertemu mereka.
Lalu, saya memasukkan permohonan pergantian karmas ke pendidikan fakultas 13 Maret. Dan tadi, saya ke bagian akademik, surat permohonan saya pun belum ditandatangani!

Saya hanya ingin punya karmas lagi.
Saya juga nggak punya niat menghilangkan karmas dulu.
memang siapa yang senang tidak punya karmas? Parahnya karmas itu adalah ATM BTN juga. Memaksa saya untuk menunda membeli beberapa benda yang saya butuhkan, meski belum urgent sekali.

Baiklah, saya hanya berharap Tuhan melancarkan semuanya. Sebelum April saya ingin karmas saya ada. Lagi

Selamat Malam

Hai Bloggy,
Sudah lama rasanya tidak menyampah di blog ini. Saya takut sampah-sampah pikiran saya mencemari blog ini. Ya, sampah tentang kehilangan karmas dan lain-lain.
Saya tidak tahu, sebenarnya sebuah hari kelahiran itu patut di rayakan atau tidak. Tapi beberapa hari yang lalu, usia saya bertambah. Sesuatu yang menyedihkan bagi saya. Dan juga peringatan dari Tuhan. Bahwa saya tidak lama di dunia, waktu saya makin menipis dan banyak hal yang belum saya raih.
Menyebalkan memang, memiliki target sebelum usia tertentu dan ketika kamu di usia itu targetmu belum tercapai.

Saya kembali belajar menulis. Dan saya berharap saya memiliki buku dengan nama penulisnya saya. Sebuah target dari target yang belum tercapai di usia saya sekarang.

Jujur,saya benci usia saya sekarang, saya hanya tidak ingin tua, malas menjadi dewasa . Semakin tua, seseorang dituntut semakin dewasa. Semakin tua, tanggung jawab bertambah berpuluh-puluh kilo. Semakin tua dan tuntutan kehidupan semakin tinggi. Dan saya belum siap untuk itu.
Masa anak-anak saya mungkin terlalu menyenangkan.
Tapi kehidupan bergerak, lambat laun waktu, situasi, dan lingkungan mendewasakan saya.
Tapi, saya berjanji untuk terus berjiwa muda setua apapun saya. Berjiwa muda dan belajar untuk terus menjadi dewasa yang sesungguhnya. Entah mencomot darimana, tapi saya suka kalimat ini.

  "Age is just Number,Mature is Character,But Baby..., Young is FOREVER"

So cold, I know you can't believe it
Sometimes you gotta face the feelin'
And you don't care if you get up again
There's a thousand things I will not understand
Now you're dealin' with the hell I put you through
If I had my way I would be right there next to you
There's certain things in life you cannot change
There's certain things

I hope you know I care

I've been alone too many nights