saya benci menulis, oh bukan menyalin.

September 27, 2015

Saya suka menulis tapi di satu sisi saya benci menulis. Terlihat kontradiktif tapi mau bagaimana lagi. Saya suka menulis, menulis di blog, menulis cerita dan menulis yang saya suka. Menulis dalam arti membuat tulisan. Tapi saya benci menulis RPP, ya menulis dengan tangan saya dimana saya dituntut rapi dalam menulisnya. Sayangnya tulisan saya tidak kunjung rapi.

Saya terlanjur senang dengan tulisan berantakan, oke mungkin ini semacam penyangkal atas tulisan jelek saya. Saya hanya bisa menulis rapi diawal-awal dan kembali hancur setengah lembar selanjutnya. Saya hanya suka menulis dengan pen merah, lalu biru kemudian hitam. Saya merasa tulisan saya lebih bagus jika memakai pen merah. Sayangnya pulpen merah untuk menulis RRP diharamkan.

Saya masih nggak ngerti, kenapa RPP harus ditulis tangan. Setelah konsul dan Acc saya harus memindahkan berlembar-lembar ketikan itu ke buku folio bergaris. Demi seluruh pulpen di penjuru dunia, ini sangat membosankan. Tiap selembar berhasil dirampungkan saya mengantuk. Dan distraksi seperti membuat kopi, mengambil biskuit, mengganti lagu terus-menerus datang. Saya nggak suka. Saya bahkan masih mempertanyakan untuk apa buku itu nanti? Saya berpikiran mungkin setelah dikumpul buku itu akan ditumpuk dan beberapa tahun kemudian ada sebungkus cabe dengan tulisan tangan saya. Mengapa tidak mengumpulkan dalam bentuk print out saja, toh saya tidak keberatan . Waktu yang digunakan untuk mencetak RPP dengan menulis RPP dengan tangan sangat jauh. Bahkan waktu membuat dengan ketikan dengan menyalin juga sangat jauh. Menulis tangan RPP membuat saya merasa jadi guru di zaman purba. 

Iseng saya mencari penyebab mengapa RPP ditulis tangan di zaman modern ini, katanya demi mengurangi gunting-tempel alias copy paste. Demi pulpen-pulpen macet, saya buat RPP sendiri tanpa copas. Ya kali yang lu copas itu bener.

Tapi mau apalagi, namanya juga mahasiswa PPL. Mungkin kalau saya jadi guru nanti, menulis tangan yang bikin hal-hal yang saya suka terabaikan berkurang.

Saya suka menulis berlembar-lembar kalau itu sesuatu yang menyenangkan yang keluar dari otak saya, tapi tetep nggak suka menyalin.

You Might Also Like

0 comments

Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!

Popular Posts

My Instagram