Dear Ci,

Maret 08, 2018

Pinterest.com


Dear Ci,

Saya tahu kalau kamu tidak pernah menginginkan keberadaanmu di dunia. Saya tahu kalau enggak ada yang benar-benar kamu inginkan lagi di dunia sejak kamu tahu kalau batal hidup itu tidak mungkin. Saya tahu kamu adalah manusia yang tidak pernah tahu mengapa kamu ada di sini tetapi masih berusaha bertahan karena ada orang-orang yang menjadikanmu ada yang terlalu baik untuk kamu patahkan hatinya ketika kamu benar-benar mematahkan nadimu. Saya tahu menjalani hidup dengan kecemasan yang tidak pernah kamu undang tetapi datang, gejala depresi yang datang sendiri, dan segala awan abu yang memayungi kepalamu itu tidak menyenangkan. Saya tahu bahwa kehidupan yang dijungkir balik sesuka Dia itu begitu kamu benci. Saya tahu, Ci. Saya tahu.
Saya tahu bagaimana rasanya tertekan dengan diri sendiri padahal tidak ada yang menekanmu. Saya tahu rasanya dianggap mampu padahal kamu merasa tidak, dianggap bisa padahal tidak, dianggap tinggi padahal tidak. Saya tahu rasanya membenci pujian ketika kamu merasa kamu sampah. Saya tahu rasanya menerima ejekan dan tatapan menjatuhkan ketika kamu percaya kamu bisa. Juga rasanya ingin mati tetapi takut. saya tahu kamu ingin mati tetapi takut dengan sakitnya proses kematian, takut bahwa kamu enggak cukup baik untuk jadi kesayangan Tuhan, takut kalau kamulah yang menjebloskan orangtuamu ke neraka.
Dear Ci, terima kasih sudah mau bertahan di belantara dunia yang tidak kamu suka. Terima kasih sudah terus berjalan walau beribu kali kamu ingin berhenti dan mengangkat tangan. Hari ini saya ingin berkata padamu, kamu memang belum berbuat apa-apa, tapi tidak mengakhiri dirimu sendiri itu sudah cukup besar untuk saya. Kalau kamu tak tahu hidup itu untuk apa, hidup itu untuk mati, Ci. Kalau kamu percaya Tuhan, Dia janji dia akan memberi kita hidup sesuai dengan apa yang kamu lakukan sekarang. terdengar tidak menyenangkan, tetapi kalau kamu percaya Tuhan, kamu juga harus percaya ini. Jadi, Ci. Mari kita lanjutkan hidup untuk kematian yang lebih baik. Saya tahu kamu ingin mati muda, mari kita lihat apakah benar adanya.
Sekali lagi, maafkan dunia dan semesta. Kamu tidak akan pernah baik-baik saja sampai kamu berdamai dengan mereka.

Regards,

Your limbic


You Might Also Like

0 comments

Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!

Popular Posts

My Instagram