Cherophobia : gue senang-gue ditonjok-gue berdiri-gue senang lagi-gue ditendang
Maret 05, 2018Ditemukan di Pinterest |
Gue menemukan gambar itu di Pinterest beberapa hari lalu. Pinterest memang sosial media yang paling gue cintai setelah Twitter, atau mungkin sekarang telah menggeser Twitter? Karena si burung biru mulai ramai kembali dan gue tidak menyukai keramaian sekalipun keramaian timeline. Lupakan soal sosial media karena gue mau ngoceh soal tulisan di gambar itu. Ternyata, nggak hanya gue yang berpikir macam itu. Kalau mereka sampai menamai itu sebagai suatu fobia, pastilah ada beberapa manusia yang juga merasakannya.
Pada dasarnya, gue bukan takut terlalu happy, gue terkadang lebih ke arah takut berharap karena ketika gue nggak berharap apa-apa, apa yang gue terima akan sedikit membuat gue senang. Meski, gue tetap manusia yang suka nggak sengaja membuat plan atau menginginkan sesuatu. Tapi, gue memang pernah dan masih berpikir begini: Ci, jangan terlalu euforia sama apa yang lu dapet, apa yang buat lu ketawa, apa yang buat lu jumpalitan hari ini. Karena tinggal menunggu waktu, semuanya akan berbalik sebelum lu merasa senang lagi.
Gue berkata begitu bukan karena tanpa alasan. 23 tahun gue hidup, gue selalu merasakan 'diangkat tinggi-tinggi' atau diartikan perasaan lu sedang senang, lalu ketika lu senang, lu dijatuhkan ke bawah. Itulah yang buat tiap gue merasa sedikit senang saja, gue me-warning diri gue kayak: bahagia ya lu? siap-siap aja abis ini dikasih bom aja. Jangan terlalu senang, Ci. Jangan terlalu senang.
Dan memang seperti itu yang gue rasakan, gue senang-gue ditonjok-gue berdiri-gue senang lagi-gue ditendang-dan ini akan berakhir kalau gue mati.
Gue tahu kalau manusia mudah 'patah' dan mungkin gue sedang melakukan tindakan pencegahan. Dan pikiran itu yang mungkin membawa gue ke perasaan datar-datar saja, kadang. Gue akan jadi manusia yang terlihat tidak bersyukur karena gue tidak terlihat senang, dan di cap batu ketika seharusnya gue sedih dan menangis tapi gue diam saja. Atau kepala gue memang sudah kekurangan stok dopaminnya, sehingga apa pun sekarang jadinya hambar sehambar-hambarnya.
Gue tahu bahwa kesenangan, kebahagiaan dan perasaan penuh sangat subjektif. Meskipun kata-kata receh macam bahagia-tuh-sederhana-banget adalah kata-kata yang gue benci. Gue tidak tahu apakah Cherophobia ini baik untuk gue atau tidak, tetapi inilah cara gue menjaga diri gue. Walaupun, gue mulai merasakan kalau gue semakin tidak bisa merasakan kegembiraan sekarang. Kenapa gue nggak pernah nulis yang benar-benar menggembirakan pun karena gue tidak tahu benar bagaimana rasanya dan gue bosan membaca semua yang menggembirakan. Baiknya gue tutup saja ocehan ini sebelum gue makin sinting dan berbicara yang makin tidak-tidak. Kenapa gue ingin berpuasa twitter pun karena gue takut gue berbicara terlampau negatif di sana. Sekian.
0 comments
Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!