Resensi Seandainya by Windhy Puspitadewi

Februari 18, 2014



Seandainya
– Windhy Puspitadewi–
Judul
Seandainya
Penulis
Windhy Puspitadewi
Editor
eNHa
Penerbit
Gagasmedia
Cetakan/Tahun
Ketiga/2012
Tebal /ukuran
Xii + 226 halaman. 13 x 19 cm
ISBN
979-780-568-9
Harga baru

Kepemilikan
Rating
Pribadi (secondbook , dibeli 8 Juni 2013)
4,4 dari 5




Seandainya... adalah novel kedua Windhy yang saya baca setelah membaca Let Go ketika SMA dulu. Melihatnya di toko buku bekas membuat saya hanya berpikir sekali untuk membelinya. Saya menyukai Let Go dan memberikan ekspektasi yang tinggi dengan novel Seandainya...


Novel ini dikemas dengan warna krem dan hijau. Sampul depannya terdiri atas 2 lapis. Lapis pertama bertuliskan judul novel dan tagline tentang rasa yang tak kunjung terucap dan nama penulis. Lapis pertama memuat ranting dengan sebuah lampion, sebuah kursi duduk hijau dengan bantal putih berbunga hijau-ungu-putih. Dibawah kursi ada setumbuk buku terdiri atas 4 buah buku dan sebuah cangkir putih diatasnya –saya berharap itu cangkir kopi-. Saya belum memahami keterkaitan cerita dengan sampulnya. Lanjut ke lapis kedua sampulnya, didominasi warna hijau pastel –kalau saya tidak buta warna- ,ranting, kursi hijau dan bantal seperti di sampul pertama masih ada, namun lampionnya tidak ada. Di sebelah kanan ada 4 ayunan dengan bantal berwarna warni. Saya menduga, 4 itu simbol dari 4 tokoh utama di novel ini. Dan tagline Promise me you will be happy. Kesimpulannya, cover buku ini cukup manis *)

Baiklah sekarang mengenai cerita buku ini. Seandainya... ditulis dengan alur maju, dimulai dari tahun 2002. Rizki, Juno, Arma dan Christine bertemu di sekolah mereka karena keusilan kakak kelas mereka. Mereka lalu berkenalan, Rizki adalah seorang anak laki-laki dari keluarga sederhana yang harus menunda sekolah 1 tahun karena tak ada biaya, lalu Juno dan Arma kakak beradik anak sepasang dokter yang sekolah bareng karena Arma sakit-sakitan dan harus terlambat 1 tahun sekolahnya dan Christine yang cantik anak seorang pengusaha di Surabaya.

Cerita melompat dengan cepat ke tahun 2004, dimana mereka sudah kelas 12 SMA. Arma,Juno,Rizki dan Christine selalu sekelas. Kebersamaan itu menimbulkan benih cinta, dimana Juno menyukai Rizki begitu pula sebaliknya namun Rizki merasa minder untuk mengungkapkannya sedang Juno sebagai perempuan menunggu Rizki.

Novel ini juga bercerita tentang teman Rizki yang sudah dianggapnya adik olehnya, Agus. Agus bunuh diri setelah dimarahi ayahnya karena kedapatan sering mencuri uang orangtuanya untuk bisa berteman dengan Randy salah seorang anak orang kaya.

Tidak hanya bercerita tentang cinta diam-pendam Rizki-Juno, Seandainya... menyajikan cerita tentang keluarga,cita-cita dan sebuah persahabatan. Arma yang takut darah dan benci dokter memaksakan diri menjadi dokter untuk membanggakan adiknya Juno yang kagum dengan profesi itu dan Juno ingin menjadi diplomat untuk memuaskan ego-nya menjadi terkenal . Namun akhirnya mereka merubah tujuan dan cita-cita mereka, Arma tetap ingin menjadi dokter untuk membahagiakan orang dan Juno ingin menjadi psikolog.

Di sisi lain, Christine yang dari luar terlihat baik-baik saja dengan keluarga yang terlihat sebagai keluarga idaman suatu hari melancarkan aksi bunuh diri karena tidak tahan dengan keluarganya yang berhasil digagalkan ketiga sahabatnya.

Cerita ditutup dengan pernikahan Christine dan salah satu teman SMA mereka, kemudian esoknya Juno dan Rizki bertemu. Rizki mengutarakan perasaannya, begitupula Juno. Namun Rizki sudah terlanjur memiliki kekasih dan ia tidak ingin menyakiti wanita lain itu. Juno marah dan meninggalkan Rizki. Lalu Juno mengirimkan email pada Rizki dan diakhiri dengan telpon Rizki pada Desi kekasihnya.

Saya suka ceritanya, tidak semua cinta harus berbalas dan kisah yang cenderung tidak bahagia lebih mudah saya ingat daripada cerita bahagia yang hari ini saya baca besok saya sudah lupa. Sebuah quote yang saya suka dari novel ini adalah perkataan Rizki pada Arma maupun Juno “Karena terkadang ada beberapa hal yang harus dikatakan baru bisa dimengerti”

4,4 saya dari 5 saya berikan untuk novel ini.

You Might Also Like

0 comments

Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!

Popular Posts

My Instagram