gambar dari pinterest.com |
Terlalu banyak distraksi, keterlaluan.
(tidak penting untuk dibaca, tulisan ini akan ngalor ngidul entah ke mana)
Ada sederet to do list yang harus saya kerjakan, dan sepulang kuliah pukul 10 tadi, belum ada yang saya kerjakan selain mencuci baju,makan, dan tidur siang. Ada hal yang tidak beres dalam diri saya, saya merasa begitu. Mungkin sudah hampir sebulan hal ini terjadi, ketika membuat diri fokus adalah hal yang teramat sulit, tetapi ketika saya fokus, banyak hal yang membuat terpaksa menghentikannya seperti saya harus berangkat kuliah atau saya merasa terlalu dini hari dan saya belum tidur hingga terpaksa tidur.
Saya tidak tahu mengapa saya memilih lari di blog. Dulu, ketika serangkaian tugas datang dan saya pusing, saya berlari ke blog untuk meracau hingga puas lalu mengerjakan hingga tuntas. Saya sadar, kadang distraksi itu sebab saya sendiri, ada begitu banyak hal yang saya pikirkan hingga saya bisa satu jam lebih duduk, dan berbicara dengan diri sendiri, menganalisa hal-hal yang kadang penting kadang tidak, membuat percakapan dan mendebatnya sendiri. Seperti orang gila. Dulu, hal-hal itu saya tulis di blog, tetapi sekarang, saya lebih suka sebatas memikirkannya. Kadang saya merasa pikiran saya beberapa mungkin terlalu ... ya, begitulah. Saya takut hal-hal yang saya tulis memberi dampak buruk. Ya, intinya saya kembali ke blog untuk mengucurkan semua yang ada di kepala agar to do list saya hari ini, dicoret semua.
Saya nggak tahu,
#JustWrite
Memuji anak cantik nggak selamanya baik, Bu [Racauan untuk Ibu belakang kost-an bagian 1)
Oktober 22, 2016
Saya tidak tahu, bangun pukul satu seakan jadi rutinitas sejak saya kuliah di pasca. Simpel, karena kuota. Saya adalah fakir kuota di mana di tempat saya berada, untuk mengakses jurnal-jurnal, saya hanya bisa bergantung pada provider warna merah. Sedangkan, saya biasa menggunakan provider lain untuk HP saya yang untungnya nggak sok kaya. Tapi saya nggak mau mereview tentang kuota di sini.
Dunia,
sesungguhnya aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Kita adalah satu yang
terpisah sebab kehidupan. Aku darimu, dan akan kembali padamu. Kau bukan Tuhan,
tapi tempat yang dicipta Tuhan. Semakin hari kita semakin dekat sebenarnya. Aku
tidak kunjung mengerti kehidupan tapi kepastian tentang penyatuan kita yang makin
dekat, ketika jasadku nanti menyatu dengan tanahmu. Ketika kita melebur menjadi
satu dan dunia... hal manis apa lagi selain itu? Jika aku dari tanah dan akan
kembali ke tanah, padamu.
Dunia, kenapa aku harus hidup? Ketika hidup
memisahkanku dan dirimu, ketika aku dicipta untuk berkuasa atasmu, lalu sering
ingkar. Dunia. hari mulai pagi, aku baru saja bangun untuk memulai segala yang harus dikerjakan sebagai manusia, ketika aku sering berpikir, kenapa aku tidak jadi tanah terus saja
Jangan mendekat, aku setan yang buatmu tersesat
Jangan merapat, jika kau tak cmau sekarat
Pergi, lari, atau kuikat dengan simpul mati
17.10.2016
pada merah yang membara dalam bertangkai-tangkai kelopakpada merah yang tersimpan candu-candu yang meliar dan menggebu-gebupada merah yang menyirat rindu-dendam yang tak berkesudahansudahkah bara memadam? dan duka berakhir tak terelakkan
6.10.16