Memantaskan Diri Untuk Siapa? Ya buat lu sendiri!

Juli 12, 2020

Entah setan apa yang merasuki sosial media sehingga hari ini gue membaca kata-kata "memantaskan diri" berulang sampai gumoh sendiri. Apakah hari ini merupakan hari memantaskan diri? Nggak tahu. Tapi ada satu hal yang menurut gue penting, setidaknya untuk gue sendiri. Bahwa perihal memantaskan diri sebaiknya tidak ditunjukkan untuk mendapatkan jodoh, mendekatkan dengan orang yang ditaksir, dan hal-hal sejenis itu. Awalnya gue mikir, mungkin karena gue nggak ada kepikiran untuk punya pasangan deh, jadi gue mikir gitu. Tapi diri gue yang lain bilang, lu sedang memantaskan diri kok sekarang, bukan buat siapa-siapa, tapi buat lu sendiri dan kebaikan lu, biar antara ideal self dan reality self lu nggak terus-terusan jomplang dan seharusnya itulah yang dilakukan.

Perihal memantaskan diri bagi gue adalah tentang gue dan diri gue. Di mana kalau gue ingin menjadi orang baik gue harus berlaku baik, gue harus berusaha mengoptimalkan potensi yang gue miliki tanpa perlu kehilangan diri gue sendiri, tanpa perlu sesuatu yang bukan gue hanya karena orang lain menginginkannya. Gue memantaskan diri agar antara ideal self yang ada di diri ini tidak terlalu jomplang dengan real self itu. Agar gue tidak insecure karena selalu merasa tidak cukup baik dan tidak paantas untuk segala yang gue perbuat. Eh, tapi kadang gue berpikir kenapa gue tidak kunjung tiada adalah karena gue tidaklah cukup pantas bertemu-Nya. Mungkin dengan segala perasaan insecure yang terus baku hantam di otak gue, Tuhan ingin gue merasa pantas dan secure, sebelum berpulang. Ya, semoga saja gue sudah merasa pantas hidup di bumi ini ketika Tuhan panggil.

Gue tidak akan melarang manusia yang ingin memantaskan diri untuk orang lain, karena itu haknya. Hanya, berusaha memantaskan diri untuk orang lain tidak selalu membawa kita pada hal yang menyenangkan. Memaksa menyukai sesuatu hanya agar orang lain terkesan, tentu membuat masalah baru. Menekan terlalu kuat hanya agar bisa sejajar dengan manusia yang mungkin sudah 15 km di depan terkadang adalah cara bunuh diri tanpa sadar. Jangan lupakan bahwa perasaan tidak pantas bisa menjadi bibit insecure yang dalam hubungan bisa menimbulkan masalah, posesif, misalnya. 
Jadilah kamu versi terbaik darimu, untukmu. 
Udah ah, gue mau nulis Noia. 

12.7.20

*Ditulis setelah Kaka Nene bilang Say It Louder.

You Might Also Like

0 comments

Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!

Popular Posts

My Instagram