Apa kabar semesta ?

Februari 26, 2015

Malam ini saya duduk di depan laptop, menegak segelas susu berharap segera tidur. Tapi malam ini saya ingin menyapa semesta. Entah kapan saya terakhir bercengkrama. Jika mundur ke belakang, saya teringat saya yang masih duduk di SD entah kelas berapa. Saat saya masih menyapa kodok kuning yang melompat di depan rumah. Saat saya duduk di pelataran teras rumah dan berbincang dengan bulan di malam-malam yang gelap tapi tak mencekam. Tetangga saya pernah berkata saya aneh, sebab saya suka bicara dengan bulan. Entah apa yang saya sampaikan kala itu, saya sudah lupa. Tapi saya tak pernah lagi berbicara dengan bulan, sekadar menyapa pun tak pernah. Saya terlalu malas untuk keluar dan sekadar berkata 'hai'.

Semesta,apa kabar ? Waktu terus bergerak. Saya makin tua, semesta dan segala isinya pun mulai merapuh. Apakah kalian lelah? Jika Tuhan tiupkan raga dan suara pada matahari, bulan, bintang, langit,hujan,rumput,tanah dan sebagainya, mungkin mereka akan mengeluh. Sebab manusia suka berlaku seenaknya, membuang sampah sekenanya, menggali tanah, mengambil hasil bumi sesuka hati tanpa memperbaiki. Lalu ketika kalian marah karena perilaku mereka, mereka tidak terima.

Semesta, saya yakin saya tidak akan kuat jika menjadi bagian dari kalian.  Menjadi tanah, menjadi air,menjadi bintang, matahari, apapun yang menjadi bagian dari sesuatu yang masuk dalam dunia  kecuali manusia. Menjadi yang seakan selalu 'ada' dan selalu 'hidup' sampai masanya tiba. Sampai sangkakala berdendang. Sebab saya selalu ingin hidup tidak terlalu lama namun tidak terlalu sebentar.

Semesta, bersabarlah. Jadilah sistem alam yang kuat dan baik pada kami. Akan kami coba untuk terus merawatmu, agar kamu betah, agar kamu nyaman, agar kamu masih ingin bertahan lama. Menjadi semesta, menjadi jagad raya.

You Might Also Like

0 comments

Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!

Popular Posts

My Instagram