Hujan dan 10 Februari
Februari 10, 2016Hujan masih memerangkap sepi . Selimut baru saja tersibak. Mungkin butuh kopi untuk sore ini. Lagi. Ini hari Rabu. Seorang dosen mencoret-coret bab skripsi dan saya malah senang melihatnya. Lalu sebuah tanggal di buku konsul itu membuat saya tertawa. 10 Januari, ketika seharusnya 10 Februari. Saya tertawa terus di kampus tadi. Bukan bahagia, saya dan teman-teman sebenarnya sedang geregetan dengan suatu hal yang berujung pada tertawa menutup kecemasan.
Saya, ya, saya dan Mama saya adalah dua manusia dengan pemikiran yang berbeda. Katanya, saya mirip Papa saya. Mama yang bilang, katanya kami keras kepala. Bisa jadi. Begitu banyak yang berbeda, ilustrasikan saja membaca sebuah novel. Mama bilang, dia tidak suka karena sad ending, dia bilang sedih. How about me? Saya justru suka, saya katakan itulah ending yang realistis. Dan Mama saya mengatakan saya tidak punya hati dan semacamnya.
Let Her Go-nya Passenger masih mengalun. Jangan tanya mengapa saya terus memutar-mutar lagu itu. Saya hanya suka dan tak peduli pada liriknya. Saya membuka tab facebook. Serangan ucapan memenuhi wall Mama saya. Jangan cari nama saya di sana. Ulang tahun adalah salah satu hal yang membuat saya sangat berbeda. Saya dan Mama saya memandang ulang tahun dari perspektif yang amat sangat berbeda. Mama saya beranggapan ulang tahun setidaknya diberi selamat, doa, atau setidaknya makan-makan di rumah. Mama saya akan mengirimi saya ucapan lewat pesan dan lainnya. Sedangkan saya, saya tidak suka ulang tahun. Saya benci. Saya benci angka yang bertambah yang tak ubahnya denting-denting sirene hitungan mundur usia. Saya bahkan tidak begitu mengingat umur saya sekarang. Buktinya adalah saya bingung dan harus menghitung ulang berapa usia saya sesungguhnya ketika ada yang bertanya.
Hujan masih berisik meski pelantang dengar menyumpal telinga saya sok asyik. Baiklah. Selamat mengulang hari kelahiran Mama. Sebenarnya tidak perlu menunggu hari jadi untuk mendoakan Mama yang macam-macam, sebab Mama yang saya sebut dalam doa. Maaf dan terima kasih.
Hujan masih deras. Durasinya teramat panjang dibandingkan kemarin. Semoga Allah menyisakan usia yang panjang untuk Mama. ich liebe dich
Only hate the road when you're
missing home ( The Passenger
0 comments
Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!