Kita Mati Saja [puisi]
April 05, 2016Kita mati saja
Bagaimana?
Jika hari-hari lampau disusuri iba
Jika kini penuh manusia bercitra
Sedang borok mereka ditutupi dusta
Dan caci maki kita sudah inalilahi
Dan teguran nyaris jadi kotoran sapi
Kita siapa di tengah mereka?
Kita mati saja
Bagaimana?
Sebab angka yang banyak untuk apa?
Tidakkah hidup bukan matematika?
Kita mati saja
Bagaimana?
Omong-omong... sudahkah kita berarti?
Jika sudah ayolah eksekusi
Chairil saja bilang, “Sekali berarti sudah itu mati!”
Kita mati saja
Bagaimana?
Coba tengok dulu pahala
Bisa tidak tanya pada malaikat kanan kita?
Kalau-kalau sudah cukup perbekalan
Jadi tak di neraka kita ditelantarkan
Kita mati saja
Bagaimana?
Kamu bunuh saya
Saya bunuh kamu
Kita tidak bunuh diri namanya
Sebentar... pembunuhan dosa besar
Kita mati saja
Bagaimana?
Lalu kamu tertawa
Cuma berujar,” Mati itu pasti. Kita tunggu saja malaikat datang menyapa.
Bagaimana?”
Kita mati saja
Bagaimana?
Kamu tertawa lagi
“Malaikat bilang pahalamu kurang. Lekas perbanyak sebelum kematian
menghadang.”
Kita... ah. Lalu kita terdiam
5.4.2016
4 comments
Jangaaan. Aku enggak mau kamu mati. Karena tulisan sebenarnya bukan hanya sebuah racauan. Bagiku tulisan bisa menyadarkan orang.
BalasHapusJadiii jangan. Setidaknya enggak sekarang.
T T
Kamu siapa?
HapusHaha, mungkin tulisan di atas perlu dibaca lebih teliti. Saya mencoba menulis pertentangan di sana.Dengan konklusi yang sebenarnya berakhir tidak ingin mati sekarang. Mungkin saya belum bisa menyampaikan apa yg saya pikir dengan baik. Btw makasih ya
Aku. You know who I am(?)
HapusAku Blon punya blog
Hahahhaha.
Kebiasaan aku ternyata tidak teliti. Maaf yaah.
Heheheh
Keep writing...
Semangat..
^ ^
-D-
nice
BalasHapusJangan ragu untuk berkomentar, kawan!