Hati Rudolf

Oktober 01, 2014



Dengan cakar di kedua kaki depan, Rudolf berusaha menggali tanah merah di depannya. Satu jam kemudian Rudolf kelelahan, kelinci hitam putih itu meninggalkan gundukan tanah menuju kandang. Ia tidur, bersama tiga bayi kelinci yang lucu. Bayi-bayi buah cintanya dengan Amabelle, kelinci cantik yang meregang nyawa tadi pagi.

Waktu bergerak 24 jam tiap hari, sekarang tepat 365 hari sejak perginya Amabelle. Rudolf masih kehilangan, ia sering menangis, seperti semalam. Sebab pertanyaan Ode tadi siang membuatnya kelimpungan.

Daddy, mengapa kami tidak memiliki Mommy?” tanya Ode, salah satu anaknya. Rudolf hanya diam, tidak menjawab dan meneruskan sarapan.

Daddy, Lisa dan Bonnie selalu dinyanyikan Nina Bobo sebelum tidur oleh Mommy mereka. Dimana Mommy Ode?” cecar Ode lagi. Rudolf menghela napas. Ia memandang putranya dengan tatapan lembut.

Mommy Ode di surga,bersama Tuhan,” Rudolf berkata.

Mata Ode membola, “Apa aku bisa bertemu Tuhan sekarang? Aku ingin bertemu Mommy!” pintanya

Rudolf menggeleng. Kelinci jantan dewasa itu berkata tidak dengan tegas.



Siang ini Rudolf termenung di bawah pohon mangga. Selepas menikmati rerumputan, ia tidur-tiduran sambil memikirkan Amabelle. Sedang apa Amabelle di surga? , pikirnya.

“Hai Rudolf,” sebuah sapaan membuyarkan lamunan Rudolf. Kelinci itu terlonjak, ia kaget mendapati Jemima. Siapa yang tak kenal Jemima di peternakan Kang Idrus ini? Jemima adalah kelinci tercantik dengan bulu halus dan lembut. Ia pun ramah dan sangat halus dalam bertutur.

“Oh, hai Jemi,” sapa Rudolf kikuk. Kelinci itu teringat, sebelum menjalin hubungan dengan Amabelle, Jemima-lah kekasihnya. Sayang kelinci cantik ini mendua. Rudolf menemukannya berkejaran mesra di suatu senja bersama Grey.

“Anak-anakmu mulai besar. Mereka menggemaskan,” suara Jemima terdengar. Rudolf menoleh menatap Jemima, kemudian ia tersenyum kecil mendengar pujian itu.

“Kau tak berpikir untuk memiliki istri baru? Kurasa mereka butuh sosok ibu,” ujar Jemima. Rudolf menghela napas dengan berat. Tanpa pikir panjang ia menggeleng.

“Apa aku tidak pantas menjadi Ibu untuk mereka? Aku masih mencintaimu. Aku sangat—,”

“Aku tidak lagi mencintaimu. Aku hanya bisa berbagi hati dengan Amabelle,” potong Rudolf, sebelum berlari meninggalkan Jemima.        




Dari Element - Rahasia Hati

You Might Also Like

0 comments

Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!

Popular Posts

My Instagram