Untuk hapeku sayang,
maaf kalau selama ini aku sering tidak peduli denganmu. Lalu sekarang sakitmu kumat dan aku cemas
Bisakah kau sembuh sayang? Tentu bisa. Jadi bisakah kau kembali seperti semula tanpa ke dokter handphone? Atau kalaupun itu perlu, jangan repotkan aku dengan biaya besar. Aku tidak sanggup dengan itu. Aku memang menyayangimu,tapi kalau terlalu besar biaya tebus obatmu, aku tak bisa
And put on my best suit
Got in my car and raced like a jet
All the way to you
Knocked on your door with heart in my hand
To ask you a question
'Cause I know that you're an old-fashioned man, yeah
Can I have your daughter for the rest of my life?
Say yes, say yes 'cause I need to know
You say I'll never get your blessing 'til the day I die
Tough luck, my friend, but the answer is 'No'
Why you gotta be so rude?
Don't you know I'm human too?
Itu bahasa Inggris gue bener gak? Semoga aja ya...
Seperti sudah menjadi rahasia umum kalo gue gak bisa menggambar. Omen, jangankan menggambar. Membuat garis lurus adalah sebuah penyiksaan.
Tapi gue suka nonton fashion tv karena gue suka ngeliat kaki orang, gue suka ngeliatin model baju di majalah. Gue lebih suka beli kain dan membawanya ke tukang jahit daripada beli baju. Gue hampir nggak pernah beli baju,paling juga beli kaos atau celana. Dan itu jarang. Mungkin karena ukuran gue yang susah, biasanya beli baju harus pake acara dikecilin.
Seperti biasa, gue beli kain untuk dijaitin waktu pulang. Biasanya, gue bawa gambar baju untuk dijadiin contoh. Atau gue cukup jelasin dan Bude Dar -tukang jahitnya- langsung buat gambar polanya. Omen,dia kece banget yaa.
Tapi entah kenapa gue tadi malem pengen gambar untuk kain-kain yang gue beli itu. Gue print deh gambar manusia polos,ya gue kan emang gak bisa gambar. Awalnya gue emang gambar untuk baju yang mau dijaitin. Tapi akhirnya gue malah gambar baju enggak jelas. Gambar-gambar pertama masih normal gue rasa. Nah yang kedua, entah apalagi yang gue gamabr itu.
Entahlah.. This isn't like me, but I did it last night. And.. honestly. i like it :(
Penerimaan
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
Chairil Anwar (Maret 1943)
Sejak kapan aku menjadi penghitung hari?
2 minggu lagi, 12 hari lagi, 10 hari lagi
Sejak kapan aku peduli akan tanggal?
Bangun pagi, melihat kalender dan tersenyum-senyum sendiri?
Aku hanya ingin pulang
Mungkin sudah sedikit bosan
Segelas kopi pekat
Secercah surya menghangat
Di hari yang dicurigai penuh keringat
Jadi bisakah kau optimis?
Jangan bergulung dalam sinis
Senyumlah,manis
Tentang Rindu
( Celoteh untuk keluargaku)
Namanya rindu
ia menggumpal, bergulung di awan biru
ia menyemak lalu tumbuh bagai perdu
ia bersemi seperti melati sejak Februari
ia membanjiri malam karena hujan mimpi dan ilusi
ia membukit karena terus menumpuk tiap menit
ia ada karena sesuatu yang kau sebut kasih,sayang,dan cinta
ia membuncah pikiran hingga porakporanda
ia berteriak memotivasi,beri seribu alasan agar kau bertahan,tetap tinggal disini
namanya rindu
Suatu saat ia 'kan meledak karena
Tidak semua hal yang kita katakan sesuai dengan yang kita inginkan. Atau tidak semua yang keluar dari mulut kita adalah sama seperti yang bergumul di otak kita. Bukan berdusta, tapi kadang ada momen disaat semua itu terpaksa atau sesuai rencana.
Kali ini saya ingin membahas kalimat "Nggak Tahu" atau "Ga tau"
Berdasarkan pengamatan saya terhadap diri saya sendiri, dan orang yang saya kenal ada beberapa hal kenapa orang itu menjawab "Nggak Tahu".
Tulisan merah = kata hati orang itu
1. Aku nggak tahu. Karena aku emang nggak tahu. kalo aku tahu aku pasti kasih tau.
Ini adalah jawaban terjujur. Karena nggak tahu jadi deh dia jawab nggak tahu.
2. Aku nggak tahu. Ehm,sebenernya aku tahu sih. Cuma aku males jelasin ke kamu, kamu kan bawel,nanti nanya-nanya ini itu merembet kemana-mana. Akunya males jelasin.
Kadang ada ya, orang yang susah dijelasin mengenai suatu hal dan bikin orang yang ditanya malas. Dan kadang ada orang yang moody buat menjelaskan sesuatu, dia cepet-cepet bilang nggak tahu.
3.Aku nggak tahu. Sebenernya sih tau, cuma kayak belum pasti gitu. jadi daripada salah ngomong, mending bilang nggak tahu.
Ini biasanya sih kalo ada tugas, misal fisika no 5 gimana. Eh langsung dijawab ga tau.
4.Aku nggak tahu. Aku nggak mau tahu.Yang kamu tanyain itu tidak penting
Misal nih,ada orang yang nggak suka politik,ditanya-tanya tentang elektabilitas partai, mungkin dia akan jawab nggak tahu langsung.
5.Aku nggak tahu. Sebenernya sih tau. Cuma aku pura-pura nggak tahu, hal begini bukan untuk disebar-sebar.
Ini mungkin untuk kasus rahasia-rahasiaan gitu kali yaa
6.Aku nggak tahu. Sebenernya sih tau cuma aku nggak mau kasih tau jawaban no 24,kerjain aja sendiri.
Ini kayaknya jawaban untuk menolak dicontekin
7. Aku nggak tahu. Tahu sih cuma aku mau membungkam mulutmu aja
8.Aku nggak tahu. Sebenernya aku tahu sih,berita yang kamu kabari basi, cuma biar membahagiakanmu aja..
kayaknya itu dulu, nanti kalo ada lagi aku tambahin
Barusan baca, Akta 4 udah nggak dikasih lagi kepada wisudawan lulusan FKIP mulai Juni ini. Jujur gue nggak seberapa ngerti arti Akta 4,yang gue tahu itu adalah akta mengajar,mungkin sejenis pengakuan untuk menjadi guru. Lalu konon kabarnya untuk menjadi guru harus ikut PPG, jadi belajar 1 tahun lagi untuk dapat sertifikat profesi guru.
Lantas apa maksudnya program profesi guru?
Jadi,lulusan FKIP itu belum pantas jadi guru?
Memang selama 4 tahun mereka belajar apa kalau nggak belajar jadi guru? .
Apa 1 tahun tambahan bisa membuat seseorang lebih profesional dibanding 4 tahun kuliah?
Konon,siapa saja selain sarjana pendidikan boleh ikut program ini. Kenapa?
Sebab desas-desus menyebutkan bahwa siapa saja, yang bukan lulusan FKIP boleh ikut PPG. Nah loo.. Dan untuk kalian yang pengen jadi PNS, syarat daftar katanya sih harus lulus PPG. Buat yang pengen dapat uang tambahan (sertifikasi), PPG juga wajib. Tapi untuk kalian yang menjadi guru tanpa tanda jasa, PPG dan semacamnya tak penting kan? Tapi realistis saja, jarang orang yang mau begitu.
Lalu gue berpikiran, semua orang masuk FKIP tentu disiapkan untuk jadi guru, entah pada akhirnya takdir berkata apa. Dan ketika lulus hanya memegang Sarjana Pendidikan saja, tidak dengan secarik kertas yang istilahnya memberi pengakuan kalau ia bisa menjadi guru, dan bisa menjadikannya guru tetap yang menaikkan kesejahteraan mereka, rasa-rasanya kok gimana gitu. Mungkin tidak masalah kalau namanya hanya Fakultas Pendidikan, masalahnya ada Keguruannya. Ganti aja sekalian namanya jadi Fakultas Ilmu Pendidikan . Atau fakultasnya dihapus aja gimana? Sekalian, biar semua orang jadi guru kan niatnya.
Kalau pendidikan profesi dokter ,sudah jelas anak kedokteran yang ikut. Begitu pula dengan akuntansi,notaris. Tapi kalau menjadi guru, gue denger semua boleh. Maaf ya anak fakultas lain, gue bukan apa-apa. Gue pikir anak FKIP itu banyak banget, sudah bersaing untuk dapat ikut PPG dengan sesama FKIP dari berbagai kampus, harus bersaing lagi dengan anak fakultas lain yang mungkin pengen jadi guru. Aroma pengangguran semakin merajalela kalau begini.
Gue yakin,kalau ada capres yang ngasih tahu bahwa PPG akan dihapuskan pasti itu mahasiswa FKIP kebanyakan akan milih dia.
Gue tahu, makin lama minat menjadi guru gue sendiri memudar. Entah kenapa. Adanya program PPG makin membuat malas. Udah kuliah 4 tahun (Amin) ditambah lagi 1 tahun. Itupun kabarnya untuk bisa ikut PPG ada seleksi lagi, bersaing lagi. Mending S2 sekalian kan? Tapi gue masih mikir sih,kalo S2 kira-kira gue akan kerja apa.
Minat menjadi guru gue emang memudar, tapi entah kenapa gue pengen ikut SM3T lulus nanti,mengajar entah di pulau apa. Aneh ya.. Entahlah, gue pikir dengan mengikuti itu akan mendapatkan pelajaran tentang hidup. Biar gue lebih bersyukur kali yaa... Biar gue bisa menumbuhkan keinginan menjadi guru.. Gue udah kecebur di FKIP,atas keinginan iseng zaman dulu, maka sekalian basah dan tenggelam adalah yang terbaik gue rasa. Tapi kalaupun guru bukan profesi gue pada akhirnya, gue harap Tuhan kasih profesi yang terbaik dan yang gue sukai. Gue bukan penakut,karena ada PPG terus jadi males jadi guru. Gue cuma belum yakin banget,tapi gue selalu berusaha untuk yakin.
Tapii, gue akan tetap terus belajar menulis, salah satu cita-cita gue menjadi penulis yang tentu punya karya yang ada di toko buku biar gue punya artefak peninggalan. Gue akan terus berpikir kemana setelah lulus nanti, mungkin pulang gue akan minta pendapat Mam dan Pap, mumpung gue baru semester 4.
Kenapa gue kasih judul terancam random? Karena ketika membuka compose, gue cuma pengen nulis tanpa ide atau niat mau nulis apa.
So.. setelah kemarin bergalau ria menentukan hari dan bersama siapa gue pulang dan proses pembayaran via atm BRI yang gagal, akhirnya gue memutuskan untuk pulang tanggal 26 Juni. Semoga saja di tanggal itu tak ada lagi kuliah. Tapi emang kayaknya ga ada, soalnya upload nilai aja tanggal 23, mau ngapain 26 kalo 23 nilai udah dikirim ke siakad?
Dan gue kembali pula sendiri - biasanya juga pulang sendiri kan? Atau beberapa kali dengan Yuni -. Awalnya gue bareng Woro, tapi karena satu dan lain hal akhirnya gue sendiri. Gue kembali memilih bangku 19A di kereta. Pulang ke Lampung dan balik ke Solo kemarin gue duduk di situ meski beda gerbong, yang satu direncanakan, yang satu takdir karena yang sisa itu. Gue merasa nyaman duduk di bangku itu, mungkin karena gue bisa liat bentar lagi stasiun mana,mungkin karena deket toilet.
Akhirnya, Kamis kemarin gue mengaktifkan Karmas BTN. Hurrey! Gue punya karmas yang bisa keluar uang lageee.. Coba bayangkan, betapa lamanya ngurus karmas itu.
20an Februari karmas gue menghilang, Mei gue punya karmas lagi tapi belum bisa untuk ATM, dan awal Juni baru punya lagi. Mungkin karena gue nggak ngerti,jadi gue ngurus karmas dari yang terbawah, yaitu prodi-jurusan-fakultas dan itu yang memakan proses lama. Andai gue langsung ke pendidikan pusat, mungkin Maret/April gue udah punya lagi. Tapi yoweslah... pelajaran untuk gue.
Hari Jumat, gue bersama partner business and crime , Pinyot ke
Setiap orang punya pemikiran yang berbeda-beda tentang lagu, begitu pula saya. Dulu, kalau mendengar Ambilkan Bulan Bu saya merasa tenang. Mungkin karena nadanya yang mendayu-dayu syahdu.
Tapi.. akhir-akhir ini saya merasa, bahwa lagu ini sebenarnya lagu yang menyindir anak-anak. Entahlah,mendengarnya seperti tersentil.
Lagu ini seakan mengisyaratkan bahwa anak-anak adalah makhluk yang sering tidak tahu diri dengan orangtua,khususnya ibu di lagu ini. Anak-anak sering meminta sesuatu diatas batas kewajaran. Meski saya tahu, orangtua yang baik akan berusaha memberikan apa yang anaknya inginkan baik selama itu baik. Entah diberikan dengan syarat tambahan atau tidak. Anak-anak adalah makhluk yang sering tidak realistis ketika meminta, setidaknya itu yang saya lihat. Mereka tidak mengerti kemampuan orangtua dan memaksa, lalu muncullah di koran pemuda bunuh diri karena tidak dibelikan motor. Sekadar contoh.
Bulan adalah sesuatu yang tidak realistis untuk diambil.
Bulan mengisyaratkan kebahagiaan semu. Bulan tidak bersinar, hanya terlihat bersinar. Bintang yang bersinar, bukan bulan. Bintang yang benderang dan cahayanya yang sampai ke bulan.
Tidur malam sebaiknya di malam gelap, cahaya tidak baik untuk tidur.Jadi untuk apa diberi penerang seterang Bulan yang katanya bersinar.
Jadi inti Ambilkan Bulan Bu adalah anak yang memintanya sudah tidak realistis,hanya kebahagiaan semu, tidak berguna lagi.
Okey, maka sebagai anak saya akan berusaha meminta dengan realistis,meminta sesuatu yang benar-benar membahagiakan tidak hanya saya tapi orangtua, dan..meminta sesuatu yang begitu.
(diambil dari Alita@First Dewie Sekar pg.62)
Ini tentang tiket kereta
Tentang tanggal akan pergi
Tentang bersama teman atau pergi sendiri
Tentang berapa rupiah yang harus terganti
Ini tentang ATM
Tentang pembayaran online yang 3x gagal
Hingga sekarang, belum ada tiket ditangan
Lalu apa yang harus aku lakukan
Ini tentang kesabaran
Tentang Tuhan dan ujiannya
Tentang Tuhan yang senang menggoda hamba-Nya
Tentang Tuhan yang sayang hamba-Nya
Tuhan yang baik...
Besok,lancarkan saya membeli tiket yaa
Munculkan harga yang murah
Dan sukseskan pembayaran lewat atm
terimakasih
berhentilah mengeluh,
memang sudah sebanyak apa kau keluarkan peluh?
berhentilah menangis
kau pikir itu membuat segalanya manis?
berhentilah takut,
hidup bukan untuk menjadi pengecut
berhentilah mencaci,
tak kan kau jadi tinggi dan dihargai
Saya punya kebiasaan, setiap menerima sms dari orang yang saya kenal , ketika membacanya saya selalu membayangkan orang itu sedang bicara langsung ke saya bahkan seolah-olah telinga saya mendengar ucapannya. Entah orang lain begitu tidak,tapi saya begitu.
Dan negatifnya dari kebiasaan ini adalah orang-orang dengan suara yang saya kurang suka ( misal dia suka ketus,ngomongnya dibuat-buat dan lainnya) mendadak bisa menurunkan keinginan saya untuk membalasnya.
Lebih-lebih kalau imajinasi saya memunculkan wajah mereka, misal orang yang suka ngomong dimanja-manjain, maka makin malaslah saya.
Tapi saya selalu berusaha selalu membalas pesan yang masuk, jadi biasanya setelah kesal dengan imajinasi yang saya buat sendiri itu saya akan meletakkan ponsel sebentar. Lalu membalasnya.
Karena orang tanya kok nggak dijawab ( walaupun kalau saya gak tahu saya bilang nggak tahu) rasanya gimana.
Sudahlah