Semua yang ditumpuk berkemungkinan untuk menjadi buruk. Seperti baju kotor, piring kotor, atau pun kesedihan dan kecemasan.
Foto dari MillyKitty Petstore |
Kenapa berjudul 24?
Tentang apa 24 ini?
Katanya, ditinggalkan tanpa pamit adalah kehilangan yang paling sakit. Karena itu Ngit, jika pergiku tiba-tiba, bisakah kamu mengirimkan surat-suratku pada mereka? Aku minta tolong padamu untuk memberikan surat-surat itu kalau aku benar-benar pergi lebih dulu. (Potongan surat Biru kepada Langit)
Semua yang yang datang tiba-tiba memang selalu membuat manusia terkesima, apalagi kabar duka. Sebuah telepon di 17 Maret 2015 sore begitu mengagetkan Langit. Hati lelaki itu terpukul mendengar kabar Biru—kembarannya—ditemukan tidak bernyawa di dalam mobil yang terparkir di pinggir jalan raya. Sebulan setelah peristiwa duka tersebut, Langit menemukan peti berwarna hijau mint di bawah tempat tidur Biru. Peti berisikan 24 amplop surat, termasuk untuk dirinya. Surat untuknya berisikan salam perpisahan dan permintaan Biru untuk mengirimkan 23 surat lainnya. Di dalam hati, lelaki itu bertekad menjalankan permintaan terakhir kembarannya, berharap menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan besar yang tercetak jelas di otaknya.Mengapa Biru menulis surat-surat ini? Kepada siapa saja surat-surat ini dikirimkan? Adakah hubungan antara surat-surat ini dengan penyebab kematian Biru?
Dari mana idenya?
Proses Penulisan
kover 24
Harga: Rp58.800 Terbit: Senin,
19 November 2018 Halaman: 232
|
Apa yang mau disampaikan?
Mengapa kumemakai 'Ode' dan 'Ome' alih-alih mama papa, ibu ayah, dkk?
Inilah hari itu. Hari yang saya nantikan sejak semua yang saya lihat hanyalah samar dan buram. Hari di mana saya akan pergi dan tidak akan pernah kembali. Hari di mana saya akan ditemukan seseorang, diumumkan lewat pengeras suara masjid, dan gerombolan orang berbondong-bondong memasuki rumah saya. Mungkin, mereka akan berkata,’Sabar, ya!’ kepada kakak saya—satu-satunya manusia yang memiliki hubungan pertalian darah dengan saya. Tuhan sudah mengambil Ibu saya ketika saya dilahirkan. Adanya saya, ternyata petaka bagi Ibu saya, seakan pertanda kalau kehadiran saya memang bertujuan merusak segalanya.
19 Nov. 2018
pada BST, yang lama tiba ketika ditunggu;
pada bus kampus "Bumblebee" ---yang sering bikin kesal tapi tak pernah kaubenci;
pada Luwes dan todobuy tiap bulan;
pada Lapak Buku Bekas Alun-alun Utara dan kegiatan tawar-menawar;
pada toko kain kiloan Klewer;
pada kain-kain lucu BTC---yang ingin semuanya kaubeli, tapi tak pernah terjadi;
pada jalan-jalan asing yang kaususuri sendiri---sebab sebagai pejalan kaki, begitulah caramu lari dan menikmati waktu sendiri;
pada jalanan kampus dan guguran angsananya;
pada penyet bandungan dan penyet bapak kostmu;
Pada perpustakaan, ruang-ruang kelas, bahkan lobi kampusmu---juga kenyataan bahwa beberapa tahun lalu kausering tidur di lobi kampusmu;
pada sekolah-sekolah tempatmu belajar dan meneliti, juga beragam anak-anak yang memanggilmu 'Mbak Guru' beberapa tahun lalu;
pada geprek-geprek dan bakso bakar;
pada soto Bu Meto;
pada gang kostmu;
pada fotokopi Damai;
pada toko-toko kecil di dekat kostmu;
pada dinding kost hitam yang menemanimu menulis sebagian yang pernah kautulis;
pada satu-dua teman dekatmu---karena kau memang tak punya lebih dari itu;
Juga pada lampion tiap imlek akan tiba;
pada teriknya yang kaubenci setengah mati;
dan pada apa-apa yang saat ini terlupa dan mungkin akan kauingat beberapa waktu lagi---ketika kau masih bernyawa tentu saja.
Sekarang, kaumungkin biasa saja. Sebab kutahu, kau begitu ingin pergi dan tak mau kembali lagi. Namun, tiada yang tahu.
Karena kuyakin, suatu waktu, kamu pasti rindu.
Kimon bayi |
Kimon waktu masih di kostku |
Kimon 3 Bulan |
Kimon 2 Bulan |
It's kinda hard to say, but goodbye Kimon, meet the God and tell him that someday, I'll meet you and Gin-Gi too.
Kimon 2 bulan. |
Gin-Gi and Kimon |
Bankimon and Gin-Gi |
Gin-Gi and Kimon again |
Surakarta, 6.8.18
Ditulis sambil mendengar Bila-nya Ardhito.
Cerita dibuka dengan adegan Kana mencari Joy di pasar hanya untuk bertanya apakah ia gendutan. Jadi, Kana ini pindah dari Jogja ke Selandia Baru karena ibunya yang tidak terlalu menginginkan anak itu mau menikah lagi. Sudah merasa sedih karena 'dibuang' ibunya dan ia makin merana diputuskan Rudi karena gendut. Beruntung, Kana mendapatkan teman sebaik Joy, anak India yang akhir-akhir ini jadi aneh. Joy jadi menjauh dan sensi. Sampai suatu hari, Kana ke rumah Jyotika dan menemukan mengapa akhir-akhir ini Joy berubah.
Aku suka novel ini, ngalir, ga kerasa baca dan tahu-tahu sudah selesai. Selain itu, isu yang dibawa juga penting. Ada isu pelecehan seksual yang diangkat di sini. Termasuk Kana yang akhirnya membuat semacam support group untuk mengatasi pelecehan seksual.
Ringan tetapi berisi, berpesan tapi tak menggurui. Sekian dan aku tunggu novel barunya kakak!
Hidup itu bangsat, sayang
Kau tak meminta, tapi seenaknya saja ada
Kau inginkan sesuatu tetapi yang didapat bukan itu
Kau tak pinta, begitu saja diberi bencana
hidup itu bangsat, sayang
kau berlari lalu orang lain yang dapat medali
kau berjuang, tetapi yang tiduran yang menang
kau diabaikan, hanya karena kau tak cantik lagi tampan
kau disingkirkan, hanya karena kau tak seukuran
hidup itu bangsat, sayang
kau tak boleh pergi sampai malaikat maut yang hampiri
kau tak boleh menyerah meski kau telah kehabisan gairah
kau tak boleh membangkang atau di hari akhirmu dipanggang
hidup itu bangsat, sayang
maka lihat aku sekarang
kokanglah pistolmu segera
lesatkan tepat di dada
salamkan pada semua dan katakan aku sudah bosan dengan dunia
karena, hidup itu bangsat, sayang
aku tertimpa gajah
yang lebih besar dari jerapah
juga lebih berat dari tong sampah
gajah berdiri aku berlari
dikejar aku jatuh
diinjak kembali aku mengaduh
kubangkit untuk jatuh
jatuh sebab rapuh
peluh sudah keruh
dan sakitku tak kunjung sembuh
4.5.18
Kupinta pisang, Kau beri tang
Kupinta susu, Kau beri sapu
Kupinta kelapa, Kau beri mangga
Kuberhenti meminta, Kau beri sengsara
Kumeminta sungguh, Kau tendang kumengaduh
Lalu, apa aku harus terus meminta?
3.5.17
Tuhan, saya menyerah
Bendera putih telah berkibar di atas tanah merah
dan sebilah pisau telah disiapkan untuk memancing darah
Bernapas di kota ini sudah tak lagi betah
Hidup sudah selayak sekotak sampah
Bikin bau bikin gerah
Tuhan saya mengaku kalah
Engkau yang MahaAgung dan saya tak ada sebiji zarah
Pada hidup kini sudah terserah
Sudahlah Tuhan, Sudah
Sudahilah saya yang hidup pun ogah
Kota Busuk, 2.5.17
aku akan pergi saat sepi
dan terkubur dalam sunyi
meninggalkan berlembar puisi
yang tak seekor pun kecoa peduli
juga tak seekor tikus pun mengerti
aku akan pergi ketika orang sibuk memulai hari
dan tak seekor ayam pun menyadari
jikalau aku lenyap tanpa pamit dan permisi
Selamat hari puisi nasional!
Seperti bola yang terus berputar, perlahan dan semakin lama semakin kencang menuju kehancuran
Semua hal sudah buyar, dipalu-palu godam, perlahan-perlahan sampai menjadi kepingan
Angin bertiup kencang, hempaskan segala yang terbang
Hujan deras, larutkan semua tanpa bekas
Aku membeku sebelum diam dipaku
Lindas saja terus, injak saja terus, hantam saja terus
Karena pada mulanya, hidupku hanya menunggu mampus
19.4.18
My dearest God, i cant write a lot. But hope that i never kill myself. I'm too tired to life. Life just like breathing now. I cant do anything now. My head full of demons. People just too easy to give me advice.And I am not comfortable with words that are too positive from others who intend to make me happy.
So God, i'm sorry if i cant be a good human.
To continue this life, you need to be brave, be good, be smart, and be kind. Unfortunately, I can't.
11.3.18
Cherophobia : gue senang-gue ditonjok-gue berdiri-gue senang lagi-gue ditendang
Maret 05, 2018Ditemukan di Pinterest |
"Jika Tuhan memberimu satu kesempatan untuk mengabulkan apapun yang kau minta, kau mau apa?"
Jawabku: Sejak dulu aku hanya ingin tidak pernah dilahirkan dan tidak pernah ada.
27.2.18
Kenapa harus menikmati hidup sedang hidup sendiri tidak nikmat?
Kenapa harus melanjutkan hidup sedang hidup sendiri tak ingin dilanjut?
Kenapa harus bahagia sedang definisinya saja fana?
Kenapa harus ada, ketika tidak pernah mau untuk ada?
Dan... kenapa harus dijawab dengan karena yang kadang terlalu mengada-ada
26.2.18