Tentang Sinetron negara kita
Mei 30, 2014
Saya bukan penikmat sinetron -mungkin pembenci-,meski sesekali menonton ftv. Saya bukan pecandu televisi,lebih-lebih selama kuliah saya tidak pernah nonton tv. Ketika pulang ke rumah pun tontonan saya random, yang paling sering ditonton NET TV, Fashion tv dan mungkin kalau ada film yang diputar di tv.
Tapi bukan itu yang mau saya bicarakan,saya ingin membicarakan tentang sinetron dan dunia nyata. Sebelumnya,saya minta maaf untuk para manusia yang bekerja dibalik sinetron, tidak ada maksud menyinggung hanya ingin mengeluarkan apa yang dipikirkan agar-agar di kepala saya. Jika tulisan ini melompat kesana-kemari, itu karena agar-agar di kepala saya yang senang begitu.
Saya tahu sinetron adalah sinema elektronik, maka cerita dan skenarionya fiksi. Maka fiksi adalah fiksi, ada yang masuk akal ada yang tidak, bahkan fiksi fantasi bisa saja menyajikan sesuatu diluar nalar. Saya menyukai membaca novel,meski kadang tidak masuk akal. Tapi itulah fiksi
Tapi ketika melihat sinetron yang bermaksud menceritakan kehidupan sehari-hari, rasanya saya ingin berteriak,"Enggak gitu juga kaleee"
Kali ini,saya akan membahas sinet remaja. Mari bersama mengingat sinet-sinet dan ftv tentang remaja di SMA dan SMP. Apa isi ceritanya? Nggak usah nonton full, nonton sebentar aja kalian udah tahu kalau isinya seputar pacaran plus orang jahat vs orang baik. Geng cowok brandal dan geng cewek menye. Si Kaya menindas si miskin
Mungkin maksud penulis skenario,ia ingin mengungkap kisah kasih manusia-manusia di SMA. Tapi sayangnya,
sinet-sinet itu terlalu banyak porsi mengungkap kisah cinta dengan penuh bumbu hingga tidak lagi sedap. Bahkan sepertinya tugas siswa SMA di sinet untuk belajar seperti entah nomor sekian karena kalah dengan urusan cinta-cinta tai kucing. Berapa persen sinet-sinet itu memperlihatkan porsi adegan siswa sedang belajar? Ulangan? stres dengan remedial? Karena saya hanya penonton sekilas dan penilai sekilas maka saya tidak dapat menghitungnya
sinet-sinet itu terlalu banyak porsi mengungkap kisah cinta dengan penuh bumbu hingga tidak lagi sedap. Bahkan sepertinya tugas siswa SMA di sinet untuk belajar seperti entah nomor sekian karena kalah dengan urusan cinta-cinta tai kucing. Berapa persen sinet-sinet itu memperlihatkan porsi adegan siswa sedang belajar? Ulangan? stres dengan remedial? Karena saya hanya penonton sekilas dan penilai sekilas maka saya tidak dapat menghitungnya
Dan baju kekecilan, rok kependekan. Oi Men.. Kemana guru BK di sekolah itu. Baik itu sinet.
Setiap kisah akan memberi pesan,entah itu baik atau buruk. Mungkin saja,penulis skenario memberikan kesan-kesan buruk di sinet racikan mereka agar yang menonton tahu itu buruk dan tidak mengikutinya. Positive thinking. Tapi bukankah meniru yang buruk terasa lebih mudah dari meniru yang baik?
Oke,sinet mungkin hanya khayalan,imajinasi,bahwa fiksi memang kadang tidak logis dan tidak sama persis. Seperti ketika dosen fisioterapi berkata bahwa tidak masalah di sinet-sinet yang sakit kaki kiri yang pakai kruk kaki kiri,sedang seharusnya jika kaki kiri sakit kaki kanan yang pakai kruk,namanya juga akting.
Tapi... salah satu hal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan,perkembangan,pola pikir dan sebagainya seorang remaja adalah apa yang ia tonton. Sinet yang membuat kita geleng-geleng kepala itu, ditonton mereka yang masih labil,masih gemar meniru, apa yang terjadi? Silakan tengok di sekitar..
Sinet menyajikan rok-rok mini untuk siswi-siswi mereka, berdampak pada guru-guru di kehidupan nyata yang membawa gunting untuk memotong rok muridnya atau membuat peraturan rok panjang sekalian karena siswanya ikut-ikutan bermini-mini
Sinet picisan cinta-cinta tai kucing, bahkan mendorong siswa SD,SMP untuk pacaran,membuat orang tua ketar-ketir Oi Men..
ABG penonton sinet berisi SMA hanya pacaran dan berpikir SMA semudah itu mungkin akan kaget ketika mendapati kehidupan SMA yang sebenarnya. Percayalah di SMA hidupmu nggak hanya berkutat ngeliatin abang pemain basket yang ganteng, masih banyak soal-soal persiapan UN,SNMPTN dan saudara-saudaranya yang menyita perhatianmu.
Dan percayalah kuliah nggak semudah di sinet-sinet. Yang datang pakai baju kece,tabrakan dengan kakak tingkat tampan, lalu pacaran. Ada UK atau quiz, makalah, telaah,observasi,dan saudaranya ,belum lagi suatu hari bertemu skripsi. Dan nggak semua dosen setampan atau secantik di sinet,sebagian dari dosenmu adalah makhluk berhati baik, menyenangkan, sebagian lagi mungkin adalah kumpulan orang menyebalkan,sebagiannya mungkin campuran dari itu.
Sinet menyajikan mimpi-mimpi dan janji-janji manis . Saya tahu bermimpi kadang tidak realistis,tapi... ah sudahlah
Sinet menyajikan mimpi-mimpi dan janji-janji manis . Saya tahu bermimpi kadang tidak realistis,tapi... ah sudahlah
Banyak pertanyaan merajai otak saya ketika memindah chanel lalu sekilas melihat sinet.Atau melihat iklannya sajalah.
Apa remaja Indonesia sejahat itu?
Apa orang kaya selalu jahat?
Apa orang miskin selalu ditindas?
Apa ada orang sebodoh itu yang terima-terima saja ditindas? Padahal saya yakin seseorang punya titik dimana dia akan melawan atau setidaknya menghindar
Apa keluarga Indonesia tidak ada yang harmonis?
Mengapa teori balas dendam selalu ada?
Apa orang kaya selalu berpacaran dengan si miskin?
Apa orang kaya selalu berpacaran dengan si miskin?
Adakah yang bisa diperebutkan selain perempuan/lelaki tampan atau warisan?
Apa dan mengapa lain yang berdentam-dentum namun bingung mengungkapkannya.
Oiya, dan bisakah menyajikan kisah original tanpa perlu menjiplak? Atau menulis terinspirasi dari film blablabla
Cukup sudah. Mungkin saya akan menulis tentang sinet lagi nanti.
Maka terimakasih Tuhan melahirkan saya dikeluarga yang tidak senang sinetron. Terimakasih menghadiahkan Mama yang marah-marah kalau Mbah saya nonton sinetron. Terimakasih karena ketika teman-teman saya mengeluh mamanya nonton sinetron saya tenang-tenang saja.
0 comments
Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!