Aku adalah seekor Rastrelliger brachysoma, hidupku di lautan luas sekaligus ganas. Menjadi waspada dan selalu hati-hati adalah titah Ayah yang kuingat sampai kini. Ya, sampai aku terperangkap dalam jaring-jaring biru lelaki paruh baya. Aku pikir aku akan segera berakhir di penggorengan. Mati kehabisan udara, lalu dimutilasi sedemikian rupa, membuang insangku, membuang kotoranku dan mencuci bersih diriku. Lalu mereka melakukan apapun yang mereka inginkan. Dicelupkan ke penggorengan, dilumuri tepung dan di goreng, di goreng dan diberi sambal, di goreng lalu diulek bersama cabai dan bawang, di sayur, di bakar, atau diberikan ke kucing kesayangan.
Sayangnya tidak. Dan sesungguhnya jika aku memilih aku lebih sudi berakhir di penggorengan secepatnya daripada sekarang.Anak lelaki si tua itu menangkapku, aku sudah memejamkan mata dan berdoa. Berdoa agar masuk surga dan bertemu Ayah dan Ibu. Bertemu Jane, Kate, Edward, Emily, Daniel, Adam, Frankie, Bonnie, Gerald, dan Heidi. Mereka semua saudara kandungku. Sayangnya anak lelaki itu memasukkanku ke sebuah kotak besar. Mungkin namanya akuarium. Ya, benar, Frankie pernah bercerita setelah ia membaca ensiklopedia -jangan tanya bagaimana dia bisa membacanya-.
Aku berenang di akuarium yang bukan tempat hidupku. Aku hidup di air laut, hidup di air tawar seperti sekarang sama dengan membunuhku perlahan. Mungkin besok aku sudah tinggal nama. Tolong ingat namaku, namaku Deirde. Aku pun tidak tahan, ada lele yang memandangku tajam seperti hendak memakanku sekarang. Atau mujair yang berkumis, terlihat aneh. Belum lagi betok yang hitam dan nila yang meracau tak karuan. Mereka benar-benar menyiksaku, membunuh lewat air yang salah saja kupikir sudah salah apalagi dengan siksaan psikologi seperti ini. Aku tidak tahu apa yang dibicarakan ikan-ikan darat.
Mungkin sebaiknya mereka mengambilku sekarang. Aku ingin berakhir di penggorengan secepatnya, daripada tersesat diantara perbincangan tentang lumpur yang tak kupahami.