Iseng sih, A story about Ed ini sebenaranya kisah yang biasa-biasa aja. Kayaknya udah umum banget ceritanya Edward sendiri adalahnya Om si Odrei . Siapa Odrei? Yah,Odrei itu sepupu saya di microsoft word. Bagian akhir cerita ini saya... bingung
“There are three rules for writing a novel. Unfortunately, no one knows what they are.”
-W. Somerset Maugham-
Baiklah, baiklah.. lagi May Challenge yang gak boleh bukan twitter pribadi jadi saya yang sedang bingung akan ngoceh disini.
- Kereta Api Krakatau pindah ke stasiun Purwosari.
- Saya baru tahu hari ini,sedang kemarin tenang-tenang saja Jebres-Merak untuk Juni tidak ada.
- Tiket 200 ribu di akhir Juni pada habis
- Saya bingung mau pulang tanggal berapa
- Saya bingung mau pesan tanggal berapa
Aaaaaaaak...
Sekian
Entah kenapa belanja bulanan kemarin saya iseng masukkin 2 botol sampo dee-dee ke troli. Mungkin mengenang masa kecil, karena dulu Mama suka beliin sampo Dee-dee, pasta gigi lengkap dengan sikat yang ada anak laki-laki digagangnya.
Tapi nggak apa, saya jadi semangat keramas. Ya, saya kan suka malas melakukan itu. Rambut saya pendek begini. Tapi setidaknya freukensi keramas saya naik daripada sebelum-sebelumnya.
Dan saya iseng masukin produk ini ke tulisan saya. Hihi
Okey,sudah malam. Hentikan bicara. See you!
Seorang mahasiswi semester 4, yang tidak bisa membayangkan sepatu kets kesayangannya akan berganti sepatu flat atau pantofel dengan hak entah berapa cm.
Seorang mahasiswi semester 4, yang tidak tahu bagaimana ia dengan rok setiap hari, dan mengikhlaskan celananya duduk manis di lemari
Seorang mahasiswi semester 4, yang percaya bahwa ransel tetap akan menjadi teman terbaiknya
Seorang mahasiswi semester 4 itu,ingin ketika suatu hari menjadi guru, ia bisa bebas memakai celana dan sepatu bertali. Menyandang ransel kesana kemari
Peri kecil bersayap biru
terduduk lemas diatas sehelai daun kering
Termenung
Peri itu tak ingin dewasa
Meski ia paham dewasa tak berarti tua
Peri itu tak ingin menua
Meski ia tahu daun hijau pun akan menguning
Peri biru itu ketakutan
Ketakutan sebab cerita
Cerita peri hitam tentang hidup yang kejam
Kisah peri ungu tentang misteri cinta dan patah hati
Dan segala cerita yang mengerikan baginya
Peri kecil bersayap biru
terduduk lemas di sehelai daun kering
Mencoba berdiri
Percaya bisa menghadapi
Hidup yang tak ubahnya ladang misteri
Paper doll, come try it on
Step out of that black chiffon
Here’s a dress of gold and blue
Sure was fun being good to you
This one we made just for Fall
And Winter runs a bit too small
This mint green is new for Spring
My love didn’t cost a thing
Rerumputan yang basah
Bunga-bunga yang bermekaran
Ilalang yang kian tinggi
Di taman bunga
Pada suatu masa
Terik sang surya menghangatkan
Dan langit birunya menentramkan
Peri kecil dengan sayap abu-abu
Pita merah muda di rambut pirangnya
Sepatu ungu pembungkus kakinya
Dan sebuah tangan mungil
Yang luka,berdarah
Dalam riuh rendah keramaian taman
Jerit tangis merintih
Lengannya tertancap duri mawar putih
Jika kau mendengar,tolonglah ia
27-1 Juni libur.
Rasanya saya ingin pergi. Entahlah kemana. Disaat teman-teman saya pulang atau sibuk dengan aktivitas organisasi mereka,saya ingin pergi.
Saya ingin pergi tapi entah kemana.
Saya mungkin akan ke perpustakaan kampus,tapi itu hanya akan membuat saya pergi menjelalah dunia lewat internet dan buku-bukunya.
Saya ingin pergi,ke tempat baru. Sudahlah
Sebagai tukang jarkom di kelas,hari ini dan kemarin teman-teman pada tanya matkul Pengelolaan Kelas (Pengekeles) masuk nggak. Mereka berdoa agar tidak masuk, mungkin saja cuma saya yang berdoa masuk.
Dan doa orang banyak alias teman-teman saya itu terkabul, Selasa-Minggu fix libur tanpa Rabu ada kuliah jam 1 siang.
Yap,Selasa - Minggu libur. Senang? Tentu (walau bingung mau ngapain aja).
Seharusnya Rabu UK, UK pengekeles, seharusnya. Tapi karena libur ya.. batal. Tahukah artinya batal? Maka perkuliahan si bapak yang tinggal 1 UK dan 2 presentasi itu mundur. Jika seharusnya selesai pada belasan awal, maka kalau mundur gini selesai pada belasan akhir. Sedangkan mata kuliah lainnya, 2 minggu yang akan datang sudah selesai. Ini yang mungkin tidak dipikirkan mereka, ya saya mungkin berpikir kejauhan. Tapi yasudahlah.. semoga saya bisa pulang sebelum puasa, dapet tiket kereta murah...
see you
Saya tahu, semua yang dilakukan karena keinginan dan ingin dengan sedikit paksaan dari dalam diri akan berbeda.
Saya ingat,ketika awal saya menulis Odrei,saya seperti mendapat suntikan hingga saya menulis tengah malam karena saya bingung dan tidak dapat tidur karena gatal untuk menulisnya. Ketika itu saya merasa tenang,merasa lepas. Lalu saya meninggalkan Odrei lama, karena tugas dan pikiran bagaimana menulis kelanjutannya. Sekarang saya melanjutkannya lagi, ada libur Selasa-Minggu, meski Rabu masuk 1 pelajaran. Ada rasa yang berbeda,seperti kehilangan Odrei,kehilangan sinisnya, mungkin saya kurang sinis seperti dulu.
Baik,bukan itu yang ingin saya bicarakan.
Tadi, di kampus saya mendengar teman saya bernyanyi lalu sebuah liriknya memunculkan ide untuk menulis, saya menulisnya hanya selembar tapi saya puas. Ada teman presentasi dan saya mendengar kalimat aneh, kembali mencetuskan selembar tulisan. saya menulis 6 lembar tulisan berbeda dari setiap kalimat yang saya dengar. Awalnya saya menulis penuh kesinisan,lalu berujung kehilangan sinis itu. Saya senang menatapnya,melihat tulisan saya, tidak peduli pendapat oranglain, meski Opie bilang tulisan pertama saya yang ia sempat baca cukup baik.
Bahwa yang berdasarkan kata hati itu akan menghasilkan sesuatu yang memuaskan setidaknya bagi diri. Maka saya tidak akan lagi memaksa saya untuk mengerjakan Odrei karena dipaksapun tulisan itu akan dihapus karena saya tak suka. Semoga Odrei selesai :)
Saya akan menulis sesuka saya lagi sekarang.. see you!
Okey,tidak ada ide atau apalah tentang yang akan saya tulis. Saya hanya ingin menulis, membuka blog,memilih compose dan judul diatas.
Saya terbangun pagi-pagi,mendengar suara gemericik air. Ternyata anak kost baru yang dua orang itu sedang melakukan aktivitas bermain air (baca : nyuci).
Lalu saya memutuskan tidur lagi, saya bermimpi mama saya. Ya,di mimpi itu saya sedang tidur di tempat tidur kost dengan pakaian sama dan mama saya datang memeluk dari belakang. Dia mengatakan sesuatu,saya akan dapet katanya.-dan bangun-bangun emang bener- Lalu samar-samar saya terbangun melihat tangan mama saya yang memeluk saya di depan mata. Ternyata bukan, itu tangan saya. Saya bermimpi dan terbangun dengan halusinasi. Mungkin itu adalah hasil dari metamorfosis mimpi.
Libur yang cukup lama (Kamis-Minggu) karena beberapa kuliah dipadatkan kemarin dan ada 2 yang sudah selesai ternyata membuat saya jenuh. Ditambah koneksi yang jelek,kehabisan buku bacaan, dan tidak ada tugas karena sudah selesai. Tapi,tetap harus saya nikmati.
Dan karmas saya sudah jadi. Tapi... tapi saya membayar 25.000 untuk administrasi. Beruntung saya bawa uang kemarin. Dan... dan karmas itu belum diaktifkan pusat jadi ATM-nya belum bisa dipakai. Okey fine
Sudah 2 kuliah yang selesai,Statistik dan Inklusi. Keduanya tinggal menunggu pengumuman remedial UK terakhir. Untuk Inklusi semoga hasilnya baik dan statistik, huft.. berdoa sajalah.
Kata salah satu dosen dan juga kalender pendidikan,pengumpulan nilai paling lambat 23 Juni. Saya harap itu benar. Dan saya harap para dosen juga segera menyelesaikan perkuliahan, agar saya tahu tanggal berapa harus membeli tiket kereta. Ya,semoga saja sebelum puasa saya sudah di rumah dan mendapat tiket dengan harga murah.
Ah sudahlah, semoga saja tulisan saya kelar... see you
Kadang saya ingin menjadi polisi atau tentara.
Mengapa?
hanya karena mereka diberi keistimewaan untuk tidak memilih dalam pemilu,pilgub,pilpres,pileg,dll. Sesuatu yang saya inginkan sejak sebuah KTP ada di dompet saya
Mungkin.
Mungkin saya tidak suka matematika karena saya sering tidak bisa.
Mungkin saya tidak suka matematika karena saya kerap tidak teliti.
Mungkin saya benci kimia karena saya tidak tahu tujuan belajar kimia.
Mungkin saya pikir tidak ada hubungan antara atom dan obat-obatan kimia.
Mungkin saya terlalu realistis hingga menganggap kimia terlalu mengawang.
Mungkin saya pernah suka fisika lalu berubah tidak suka
Mungkin karena saya suka mengarang rumus sesuka saya
Mungkin karena saya suka menebak mengagungkan intuisi
Mungkin ketika fisika bukan lagi menebak jawaban, saya memilih pergi
Mungkin saya membenci pelajaran seni
Mungkin saya selalu merutuki perintah menggambar atau menari
Mungkin saya tidak suka pelajaran menyanyi meski saya sering menyanyi dan meracau sendiri
Mungkin saya sering mengerjakan tugas keterampilan sambil menangis
Mungkin saya adalah murid yang paling sering dimarahi guru sulam tapis
Mungkin saya memang kesulitan dengan itu semua
Mungkin saya tidak suka olahraga
Mungkin saya hanya bisa berlari
Mungkin saya memang kerap remedial olahraga
Mungkin saya memang pembosan
Mungkin saja, meski saya senang di zona aman
Mungkin saya bosan dengan tugas yang begitu-begitu saja
Mungkin juga saya kerap menolak mengerjakan apa yang saya tidak suka
Mungkin, meski pada akhirnya saya selesaikan
Mungkin saya tidak suka suara keran
Mungkin, tapi saya gemas melihat bak kamar mandi yang tidak penuh
Mungkin saya tidak suka kodok
Mungkin karena dulu saya sering membuang kecebong
Mungkin saya takut beberapa bentuk bentol dan bolong-bolong
Mungkin saya bisa sembuh suatu hati hati
Mungkin, dan terus bermunculan banyak mungkin di kepala
Mungkin semuanya tidak dapat dituliskan
Mungkin..
Like mother like daughter.
Yeah, seringkali saya dengar kalimat itu. Atau kalau dalam bahasa Indonesia, buah tidak jatuh jauh dari pohonnya.
My mom is coffeholic. Baginya,kopi mungkin adalah nasi. Dia memilih nggak makan daripada nggak minum kopi. Pusing kalo nggak minum kopi. Okey,mungkin dia kecanduan.
Dan saya nggak tahu kenapa saya suka kopi. Meski saya tidak kecanduan,tepatnya saya membatasi untuk tidak kecanduan.
Ketika di SMP,SMA, saya hanya minum kopi sesekali. Tepatnya nyolong-nyolong kopi mama yang ditaro di meja. Kerjaan saya dan Obith,adik saya adalah berjalan, menemukan segelas kopi yang didinginkan di meja dan meneguk sedikit hingga banyak lalu berlalu. Mama selalu membuatkan teh atau susu untuk sarapan. Tentu saja bukan kopi untuk kami.
Awal kuliah, saya hanya minum susu. Ketika itu mata saya langsung melek ketika minum susu. Padahal seharusnya susu membuat ngantuk. Sesekali saya minum teh, dan juga minum kopi sanchet seperti Goodday or Nescafe. Semua masih biasa saja.
Liburan, dan saya membawa kopi Lampung yang biasa diminum di rumah. Saya mencampur Torabika dengan kopi hitam,saya mencampur susu,kopi dan oatmeal hingga saya membuat kopi hitam. Meski tidak terlalu sering.
Liburan lagi, dan saya membawa sebungkus besar kopi AA bawaan Papa dan Mama dari Jambi, kopi terenak menurut lidah saya. -Saya sedang tidak iklan- Awalnya kopi itu hanya menjadi campuran oatmeal,tapi akhirnya saya meminumnya. Kopi AA membuat saya jatuh cinta dengan kopi hitam. Dengan kopi itu saya belajar membuat kopi paling enak menurut lidah saya. Saya tidak langsung mendapat kopi dengan takaran yang pas, semua berproses,ada waktu-waktu dimana kopinya terlalu pahit atau terlalu manis. Hingga saya menemukan takaran yang akhirnya saya pakai selalu. Sejak itu, saya jarang meminum kopi instan.
Liburan again. Dan saat itulah saya sering ngopi bareng Mama. Mam bilang kopi saya terlalu pahit. Dan ya,kopi Mam sangat manis. Mam mengejek kopi saya yang pahit itu,tidak masalah kita bicara selera.
Semester 4 dan saya pulang membawa 4 bungkus kecil kopi AA. Berharap 1 bungkus kopi untuk sebulan. Saya kembali ke Solo awal Januari. Tapi,yang terjadi adalah di Bulan Maret kopi itu sudah habis. Entah apa yang terjadi, tapi sesekali saya pegal-pegal kalau tidak ngopi.
Ketika kopi hitam saya habis,saya pernah sekaligus minum 2 sanchet kopi instan. Ketika setelah beberapa hari tidak minum kopi dan saya rasa kopi instan sebungkus masuk begitu saja.
Saya membeli kopi hitam bergambar singa, tapi sampai sekarang kopi itu masih ada. Terlalu asam.
Saya membeli kopi tubruk angkringan,tapi sepertinya terlalu banyak campuran hingga seperti ampas.
Saya membeli kopi instan random, dan itulah yang saya minum karena kopi AA tidak dijual di Jawa.
Tapi saya tidak terlalu suka kopi instan, sebagian dari mereka terlalu asam,terlalu manis, dan berlabel white coffee.Kecanduan saya mungkin berkurang,karena kafein kopi instan tidak sekece kopi hitam.
Saya baik-baik saja meminum kopi hitam, namun kopi berlabel white coffee yang katanya sehat untuk lambung malah membuat saya mules. Aneh.
Saya ingin pulang dan kembali bertemu kopi hitam, dan meminumnya bersama mama. Sederhana saja *)
Saya sering bosan tanpa sebab,mungkin memfoto-foto candid di kelas salah satu saya melepaskan kebosanan saya.
Jujur,saya tidak terlalu peduli dengan pelajaran IPA meski saya cemas dengan kelulusan. Tentu saja karena jurusan yang saya inginkan IPS semua. PLB,kriminologi semua IPS.
Ketika pengumuman siswa yang bisa ikut undangan teman saya bilang nama saya berada tepat di bawah nama terakhir dari 50% siswa itu,saya tidak terlalu kecewa
Saya pikir,lulus SNMPTN adalah keharusan. Maka ketika saya diterima di PLB dan mendapati angka 6 di fisika saya,saya tidak terlalu kecewa.
Saya tidak menyesal memilih IPA, meski motivasi saya dulu masuk IPA adalah agar bisa daftar STSN. Tapi kemudian saya tahu STSN ada tes fisik,kaki leter O dan minus tinggi ini sulit lolos.
Saya menyukai SMP,dimana saya tidak membenci pelajaran selain sulam tapis. Saya menyukai SMP dimana saya menemukan teman-teman dekat saya. Saya meyukai SMP karena saya bahagia ada disana.
saya beruntung sudah menyelesaikan SMP dan SMA saya. Mereka adalah masa lalu yang turut andil di masa kini. Ah,kenapa omongan saya nggak karuan gini.
Selamat malam deh
Saya seperti menemukan apa yang selama ini saya pertanyakan. Ya, saya selalu bertanya ,"Kemana saya setelah lulus nanti?"
Saya harap ini bukan euforia sesaat. Saya harap program itu masih ada ketika saya lulus nanti. Dan saya harap saya bisa mengikuti program itu.
Semoga
I hate to see you cry
Lying there in that position
There's things you need to hear
So turn off your tears
And listen
Pain throws your heart to the ground
Love turns the whole thing around
No it won't all go the way it should
But I know the heart of life is good
You know, it's nothing new
No I'm not color blind
I know the world is black and white
Try to keep an open mind but...
I just can't sleep on this tonight
Stop this train I want to get off and go home again
I can't take the speed it's moving in
I know I can't
But honestly won't someone stop this train
Don't know how else to say it, don't want to see my parents go
One generation's length away
Every little past frustration
Take all your so called problems
Better put them in quotations
Say what you need to say
Say what you need to say
Say what you need to say
Say what you need to say
Say what you need to say
Say what you need to say
Fightin' with the shadows in your head
Livin' up the same old moment
Knowin' youd be better off instead
If you could only
Say what you need to say
Say what you need to say
Say what you need to say
Say what you need to say
Say what you need to say
Say what you need to say
Have no fear for givin' over
You better know that in the end
Tidak teliti seperti menjadi belakang saya. Mama saya selalu mengatakan saya suka nggak teliti sejak saya masih SD. Guru SD saya bilang saya kurang teliti, guru SMP saya juga dan SMA, entahlah.
Saya tidak bangga ketika menyebutkan tidak teliti adalah nama belakang saya. Saya justru sedih,benci kesal dan apalah itu.
Di matematika, saya seringkali tahu rumus,bisa mengerjakan, namun kurang teliti itu menghancurkan. Hari ini misalnya, saya ulangan statistik. Saya bisa mengerjakannya, meski nomor dua saya bingung. Saya mengumpulkan dengan tenang,tapi...
"rata-ratanya berapa?" tanya saya
"4 sama 6"
4? kok saya 5 dan 6. saya mencoba mengingat-ingat. Dan.. Damn! orang bodoh dan tidak teliti macam apa saya yang menghitung 100 dibagi 25 adalah 5. Habislah saya. Salahlah jawaban-jawaban itu. angka 4 dan 6 menjadi kunci dan hitung-hitungan lagi.
Bagi saya, ketika saya benar-benar tidak bisa saya ikhlas mendapat hasil buruk. Tapi kalau begini, saya kesal sendiri. Ulangan statistik sebelumnya, kesalahan fatal saya adalah membuat frekeunsi hitungnya 3,padahal 4. Alhasil jawaban akhir saya salah semua.
Saya tidak tahu bagaimana membuang tidak teliti itu. Kadang waktu yang diberikan tidak cukup untuk memeriksa, seperti hari ini misalnya. Saya bukan mengharap nilai yang fantastis,sebenarnya bisa mengerjakan saja saya sudah bahagia. Tapi....
Sudahlah...
Sudah dan cukup
Saya nggak pernah nonton tv di kost, sumber berita saya adalah jejaring sosial dan melototin situs berita online seperti detik,vivanews,metrotv,liputan6, dan kawan-kawannya.
Tapi hanya dengan membaca mereka, lama-lama saya jadi seperti alergi berita pilpres,berita pemilu, tentang pemerintahan dan politiknya. Saya malas membacanya. Papa saya pernah bilang ke saya untuk tidak terlalu apatis, tapi waktu itu keadaannya Kelud habis meletus dan maksud Papa adalah peduli dengan sekitar,dengan tanda-tanda alam, dan cuaca. Tapi saya pikir, saya punya sedikit apatis di diri saya.
Saya memang salah satu dari mereka yang golput kemarin, tidak benar-benar karena saya tidak peduli dengan negara ini atau tidak percaya pada orang untuk menjadi wakil rakyat. Tapi karena saya tidak memungkinkan untuk pula, dan jika mencoblos di kampus saya masih belum memiliki karmas setelah hilang -sampe sekarang itu karmas belum jadi- yang menjadi syarat. Baiklah itu sudah berlalu, 9 Juli saya Insya Allah sudah di rumah.
Balik lagi tentang berita. Kalau buka timeline FB isinya muter-muter di orang-orang yang mau jadi presiden. Hoax, gosip, fakta-fakta -yang entah benar atau tidak- ,saling menjatuhkan atau memuji, serta ribuan komentar yang kalau dibaca bikin ketawa .Ya, banyak yang jadi berantem sendiri membela orang-orang yang mereka jagokan untuk jadi presiden.
Jujur saya benci melihatnya. Saya benci dengan politik,meski tanpa kita sadari hal-hal yang kita lakukan bisa jadi tindakan politik. Saya benci tindakan menjatuhkan orang lain untuk mengangkat orang yang mereka bela. Saya benci melihat orang mengagungkan capres idolanya. Saya tidak suka.
Saya pernah ingin masuk kriminologi dulu,tapi kemudian salah satu hal yang membuat saya mundur selain karena saya minder takut nggak masuk UI adalah saya takut kriminologi akan belajar tentang politik. Karena saya hanya ingin belajar tentang kriminal aja ketika ingin jurusan itu,saya malas belajar tentang politik
Saya nggak tahu siapa yang akan saya coblos nanti. Tidak ada manusia yang sempurna, saya tahu. Tapi entah mengapa calon-calon yang bertebaran tidak ada yang ideal atau setidaknya pantas menjadi presiden di mata saya. Seseorang yang wibawa dengan segala tetek bengeknya.
Maafkan saya Indonesia,bukan saya tidak cinta lalu alergi politik dan pemerintahanmu. Saya hanya bisa berdoa Indonesia menjadi lebih baik. Selalu
Akhir-akhir ini otak saya -yang sempat linglung dan bingung itu- mendadak memikirkan tentang tujuan sekolah,tujuan belajar dan sesuatu bernama nilai.
Selama ini saya sadar, kadang saya mungkin kamu juga ,belajar untuk mendapatkan sebuah nilai. Kadangpula, masuk kuliah hanya untuk memenuhi tandatangan KRS atau absen lalu asyik sendiri ketika dosen/guru yang hobi ceramah membosankan dan itu-itu saja sedang bicara. Saya kadang lupa, bahwa tujuan kuliah adalah belajar,mendengarkan dosen bicara adalah salah satu proses yang harus saya lalui termasuk dosen yang ngalor-ngidul sekalipun.
Tujuan dari sekolah adalah untuk belajar, tujuan dari belajar adalah mendapatkan ilmu,pengalaman,pengetahuan dan nilai sebenarnya hanyalah sebuah angka atau sebuah huruf yang membicarakan hasil evaluasi belajar kita.
Tentang nilai. Kadang, kita mengerjakan tugas hingga selesai untuk mendapatkan nilai. Bukan untuk melatih diri kita. Akui sajalah, sudah bebal telinga ini mendengar teman-teman mengeluh tentang tugas atau saya sendiri yang suka mengomel dengan tugas kalau tugasnya saya nggak suka.
Atau ketika kita bertanya teman saat ulangan. Semua dari kita ingin nilai bagus,dan sebagian dari kita lupa bahwa ulangan adalah suatu bentuk evaluasi,bentuk mengetahui seberapa jauh pemahaman kita tentang suatu materi.
Nilai menurut saya yang sebenarnya adalah rewards and punishment. Nilai baik adalah rewards untuk mereka yang sudah paham,mengerjakan dengan baik, dan nilai buruk adalah punishment jika kita mungkin kurang belajar.
Tapi beginilah pendidikan kita. Saya merasa, tanpa sadar kita ditempa untuk mendapatkan nilai yang baik bukan paham dengan baik. Meski sebenarnya tujuan dari mendapat nilai baik adalah kita paham dengan baik. Masih ingatkah ketika ada guru yang belajarnya ngebut untuk mengejar materi satu semester yang begitu banyak? Kejar-kejaran itu tidak benar-benar efektif,kita tidak benar-benar paham,tapi kita dituntut mendapat nilai baik.
Benar,kita dituntut untuk mendapat nilai yang baik. Berapa coba standar IPK lowongan-lowongan pekerjaan sekarang? Semua diatas 3,atau paling rendah biasanya 2,75 kadang ada sih yang 2,5. suatu hal yang memaksa mahasiswa secara tidak langsung mengejar nilai untuk mendapat pekerjaan nantinya.
Saya kadang berpikir, nilai,belajar dan sekolah seperti halnya kehidupan. Nilai seperti sebuah surga dan neraka, belajar adalah beribadah dan sekolah adalah sistem kehidupan.
Ketika kita beribadah dengan taat, Tuhan menjanjikan surga dan sebalikanya. Sama seperti ketika kita belajar sungguh-sungguh ada nilai baik menunggu kita.
Jadi sekarang, belajarlah baik-baik dan percaya nilai baik akan mengikuti
Baiklah,saya kira cukup. Semoga kita semua belajar bukan mengharapkan nilai, tapi ilmu,pengetahuan,keterampilan,dan pemahaman.
Ada yang salah dengan otak saya. Entah apa, dimana, dan mengapa.
Saya seperti kehilangan tujuan, kehilangan arah, bingung mau ngapain, semua yang saya lakukan saya tidak nyaman. Saya ingin meloncat-loncat tapi saya tidak punya alasan kenapa saya harus meloncat. Sudah 3 hari begini. Saya memasuki kamar kost dengan bingung bahkan lupa rutinitas apa yang biasanya saya lakukan. Saya ulangan, dan di salah satu soal malah menyebutkan poin-poin padahal jelas-jelas perintahnya jelaskan.
Saya pulang ke kost dan mencuci piring dengan gamang. Membuka file tulisan dan semua yang saya tulis terasa salah. Saya ingin membaca novel, tapi sudah semua novel saya baca hingga saya malas.
Saya mendengarkan playlist di laptop tapi semua lagu terasa buruk. Saya melihat beras tapi saya malas makan nasi, melihat susu,kopi,teh tapi saya tidak ingin mereka.
Saya gemas melihat kamar mandi dengan bak yang tidak penuh.
Ada yang salah dan saya tidak tahu mengapa. Ada yang aneh tapi bagaimana menormalkan keanehan yang saya sendiri tidak tahu penyebabnya.
Ada apa ini?
Baiklah,mungkin saya perlu melihat kertas origami dan mengerjakannya. Melupakan bahwa sedang ada yang salah dengan saya
Sampai kapan
Sampai kapan bertanya
sampai kapan berdoa
sampai kapan berjalan
sampai kapan menduga
sampai kapan berandai
sampai kapan bercerita
sampai kapan berhipotesa
sampai kapan bermimpi
sampai kapan berusaha
sampai kapan berlari
sampai kapan mengejar,dikejar
sampai kapan
sampai mati..
suatu hari nanti
We'd sneak out back for a couple kisses and a cigarette
And that parking lot was our first date
And her momma slammed the door when I dropped her off too late
She's gone
Chasing that highway wind
She's gone
She ain't coming back again
This ain't nothing
Nothing but a goodbye town
These streets are only bringing me down
Ada kuliah umum tentang MDVI tadi pagi.Fyi MDVI adalah singkatan dari Multiple Disable with Visual Impairment. Intinya MDVI adalah anaknya dengan dua atau lebih disabilitas/kecacatan yang dimilikinya serta biasanya ada tunanetra di multiple itu.
Tapi saya nggak mau ngomongin MDVI, saya mau ngomongin celetukan salah satu pembicara dari India, Namita Jacob namanya. Saya bukan pengutip kata-kata orang yang baik,ingatan saya berpusat pada inti. Dan intinya dia bilang mengenai menjadi murid yang baik dan calon guru yang baik.
Dan otak saya berjalan,memikirkan itu. Saya sadar bahwa saya sekolah di sekolah keguruan. Dimana idealnya saya akan menjadi guru.Tidak peduli nanti setelah lulus saya akan kemana. Dan sebenarnya sekarang saya sedang belajar menjadi guru yang baik,bukan hanya siswa yang baik. Satu hal yang saya hampir lupa. Saya lupa bahwa saya tidak akan selamanya menjadi siswa.
Menjadi siswa baik tidak sama dengan menjadi guru yang baik. Tapi saya yakin,berusaha menjadi siswa yang baik punya pengaruh terhadap menjadi guru yang baik.
Well, terhitung sejak Agustus 2012 saya sudah menempati kamar kost ini. Sebuah kamar bercat pink yang rada norak-bukan saya banget dah - berukuran tidak besar dan tidak terlalu kecil juga.
Lama-lama saya stres sendiri, rasanya bosan mata saya dijejelin warna yang nggak saya banget. Sedangkan kamar lain di kost nggak warna pink.Cuma kamar saya doang, kamar Yuni kayaknya putih atau krem gitu. Begitu juga kamar dan ruangan lain.
Akhirnya saya memutuskan untuk menutupi pink di kamar saya. Terlalu mainstream dan mahal rasanya kalau saya harus ngecat sendiri kamar kost ini. Jadi saya memutuskan untuk menempeli kamar ini.
Alhasil liburan pemilu kemarin, saya menempeli kamar saya dengan :
- majalah (beli majalah bekas 10ribu 3 tapi yang saya pake 2 karena majalah satunya kurang bagus kertasnya )
-komik (dengan berat hati beli komik donal ,jimi lima dan monika bekas, dan merobekinya sambil membacanya)
-print tulisan dan gambar dari kertas bekas (sekalian menyehatkan print karena printer harus sering dipake kan?)
-print foto dari kertas glossy yang sudah teronggok entah sejak kapan di lemari.
Dan menghabiskan 3 double tape
Pulang kuliah saya langsung menempeli dinding dengan majalah. Besoknya sambil ngeprint saya nempelin foto dan komik ke dinding satunya. Dan terakhir nempelin peta,gambar dan tulisan. Pokoknya tanggal 8 dan 9 April saya cuma keluar kamar kalau benar-benar butuh. Seperti butuh makan dan goreng telur, butuh buang air kecil.
Kamar saya benar-benar hancur ketika saya nempelin ini. Saya naik kursi dan meja TV yang diangkut ke kamar saya. Tapi.. baru 3 dinding yang saya tempelin. Kurang 1 lagi karena kemarin -sampe sekarang sih - belum ada bahan untuk dinding yang kosong ini. Rencananya sih majalah, spot kosong untuk nempelin Post in or to do list, sama gambar-gambar dari temen-temen saya.
Kebetulan saya mendokumentasikan prosesnya,tapi gambarnya kecil karena ini thumbnails gitu. Soalnya saya habis memformat mmc saya tanpa sengaja.
komik yang saya sobekin |
tempelan majalah |
nempelin komik dan foto, Well fotonya berantakan dan itu yang memakan waktu lama |
Saya nggak bisa nempel lurus jadi lihatnya peta Sumatera itu ... *( |
ini bagian yang belum di tempel. Cuma dicoret-coret kapur, |
Dan ini beberapa gambar dari mereka.
1. Ini adalah gambar pertama dari Opie. Katanya sih gadis sebelah kiri itu Opie dan sebelah kanan itu saya. Opie sedang mengucapkan Assalamualaikum lewat isyarat dan saya waalaikumsalam -nya
S |
Salam dengan bahasa isyarat |
2. Ini adalah kado dari Yuni di ulangtahun saya yang ke-19. Kita sama-sama suka novel Perahu Kertas -novel ya, bukan film. Faktanya kita menjadi kritikus ketika nonton filmnya- . Dan ini Kugy dan Keenan.
3. Ini adalah gambarnya Opie di sobekan kertas fotokopian saya semester 1 dulu yang saya temukan waktu beres-beres beberapa waktu yang lalu. Lalu saya scan. Katanya sih ini saya.
I just wanna go home.
Hug my Dad, Kiss my Mom.
I Just wanna go home
laugh with my brothers, watch movie 'till the night or play game on PC
I just wanna go home
lay in my bed, play with my cats and run with my rabbit
I just wanna go home
watch TV and eat seafood. The best food from my mom.
I had bad english with bad grammar. Isn't?
But i just wanna go home, now..
Ini hanya racauan malam-malam. Seorang anak perempuan yang gagal melipat kertas origaminya dengan benar,lalu pikirannya melayang-layang. Berputar entah kemana hingga akhirnya diagram origami ditinggalkan menuju sebuah halaman blog.
Anak pertama.
Itu kata yang tiba-tiba meluncur,melintas dan mengudara di otak. My parents gave me 'firstan' because i'm their first child. And the only one their daughter too.
Gue nggak tahu harus senang atau sedih atau gimana. Disatu sisi, siapa sih yang gak senang dengan kata pertama. Pertama =awal = duluan.
Lo yang dilahirin duluan, dapet kasih sayang mama papa duluan, cuma lo anak yang hidupnya pernah tanpa saingan apalagi baju bekas kakak.
Tapi itu hanya sekelumit kebahagiaan dari beban yang secara nggak langsung ditimpahkan ke anak pertama. Tanpa peraturan tertulis pun, kita tahu bahwa anak pertama harus ngasih contoh baik ke adik-adiknya. Anak pertama diharapkan sukses karena bisa membantu adik-adiknya sekolah dan seterusnya.
Anak pertama secara langsung buat gue nggak bisa main-main. Buat gue nggak bisa trial and error mau jadi apa gue setelah lulus ini. Gue nggak yakin bisa jadi guru, sedang kalau gue bisa terus ke S2 gue nggak terlalu berminat jadi dosen.
Ah sudahlah,sebelum gue makin meracau...
Semoga Allah yang gue percaya, selalu kasih yang terbaik.
Malam
Besok.5 Mei. Tidak ada yang spesial. Besok adalah hari Senin, hari dimana seharusnya 3 tugas dikumpul namun batal akibat ada kuliah umum. Pembatalan bukan berita yang terlalu menyenangkan karena tugas itu sudah selesai sejak kemarin.
Besok, 5 Mei. Dan adik saya akan menghadapi Ujian Nasional. Entah berapa paket sekarang UN, tapi saya percaya bahwa dia bisa mengerjakannya. Saya yakin dia bisa jujur, bahwa dalam UN jujur adalah ujian sesungguhnya. Dan saya yakin, peluh dan keringatnya yang sekolah hingga sore itu terbayar.
Selamat UN Bith. I Know you can, the best that you can..
Mei's Challenges (MC) kali ini saya tidak mau banyak-banyak. Kemarin saya sudah membuat challenges terlalu banyak. MC kali ini adalah
- Tidak membuka twitter pribadi. Ya, jadi mulai tanggal 1 kemarin saya menutup akun @ossyfirstan sampai 31 Mei 2014.
- Draft tulisan saya selesai.
- Makan mie hanya seminggu sekali
Ya, 3 saja. Tapi poin ke-2 adalah yang tersulit. Doakan saya tidak gagal lagi *)
Sudah Mei. Bagaimana April's Challenges saya?
Baiklah, saya pikir saya bisa menuntaskannya. Saya yakin itu, setidaknya sampai tanggal 26 April ketika saya masih sehat-sehat saja.
Berdasarkan perkiraan saya sampai tanggal 26, hal yang berpotensi saya langgar adalah bahwa saya baru berpuasa satu kali ( rencana di AC 3 kali). Saya tidak bisa berpuasa di tanggal 20an karena biasalah perempuan. Dan Selasa sebelum pemilu itu saya masih menghidupkan lampu sampai malam karena menempeli dinding dengan majalah, jadi saya sudah melanggar 2.
Review buku atau film yang saya tonton, saya pikir saya bisa mengerjakannya. Sudah 2 review yang saya posting di blog. Kebetulan Opioci habis update novel dan saya saat itu merasa bisa mereview yang lainnya. Dan menulis short story, saya sudah menulis setidaknya 2 sudah jadi dan 1 masih setengah. Semua berjalan lancar,saya patuh dengan itu semua.
Tapi, Sabtu setelah pulang dari observasi mendadak saya demam. Saya tidur dan berharap baik-baik saja saat bangun. Tapi tidak,badan saya masih panas ketika itu. Saya terpaksa minum obat. Dan tentu saja minum susu. Sabtu-Minggu saya demam. Bergulat di tempat tidur dan tidak memikirkan tugas yang untungnya deadlinenya tidak minggu kemarin. Senin-Rabu-nya saya masih lemas,agak demam dan ternyata saya sakit tenggorokan. Praktis saya tidak memikirkan review novel - meski saya membaca 6-8 novel seminggu yang lalu- dan saya tidak menulis cerita pendek apapun.
Saya melanggar Sabtu tanpa susu demi badan saya, dan tidak peduli dengan kamar rapi di hari Minggu karena demam itu sudah menyiksa.dan dari tanggal 26 - sekarang saya baru sekali ngopi,demi tenggorokan!
Jadi apa yang berhasil dan tidak saya langgar?
-Saya berhasil makan mie hanya di tanggal kelipatan 9
-Saya berhasil berbagi di tanggal 2
-Saya berhasil tidak meminum kopi di hari Senin
-Saya berhasil tidak makan gorengan hari Rabu. (saya makan telur rebus tiap Rabu)
- Kamis saya berhasil tidak membuka sosial media kecuali membuka akun Opioci
-Jumat saya bisa konsisten menulis racauan di blog
Lalu apa yang tidak berhasil saya lakukan?
- Saya hanya berpuasa 1 kali di bulan April
-Saya menghidupkan lampu di hari Selasa tanggal 8 karena saya menempeli kamar dengan majalah
-Saya minum susu di Sabtu terakhir di bulan April
-Saya hanya menulis 2 review
-Saya hanya menulis 3 cerita dari 4 yang dijadwalkan.
Baiklah, berarti saya tidak mendapatkan reward yang saya janjikan. Tidak masalah. Mengerjakan AC saja sudah menyenangkan *). Dan kadang,sedemikian rupa rencana itu kita buat, ada Tuhan yang bisa dengan mudah merubah rencana kita