Micro Teaching A, begini...

April 11, 2015

Kelompok E dengan Pak Maryadi

Saya memang berencana menulis tentang bagaimana dan apa yang terjadi pada micro teaching tiap kelas. Meski sekarang saya agak bingung apa yang harus diceritakan di micro teaching A. Micro teaching A ini, simulasi pengajaran untuk anak tunanetra. Micro teaching untuk A dilakukan di ruang sidang, sebenarnya saya lebih suka ruang micro sebab ada lampunya dan terlihat seperti kelas beneran. Tapi itu bukan masalah besar.
Saya dapat beberapa masukan setelah maju dari teman-teman, salah satunya suara saya yang kurang keras dan terlalu cepat dalam bicara. Saya mengakui itu, saya tahu kalau suara saya tidak terlalu keras meski tidak terlalu pelan dan kalau mau keras saya takutnya nanti berteriak. Dan mungkin bicara saya terlalu cepat.
Saya hanya jadi siswa 5x disini dan itu berbeda sekali. Berbeda dari sebelumnya, kemarin menjadi anak nakal dan sekarang menjadi totally blind atau low vision (karena pakai kacamata saya kira saya sudah masuk low vision). Ketika menjadi totally blind dan terpaksa memakai blind fold, saya merasa gerak saya benar-benar terbatas dan membuat saya kebingungan selama jadi siswa. Jadi siswa tunanetra, saya berempati dengan kalian dan saya harus bersyukur masih bisa melihat meski pakai kacamata.
Saya rasa, kami masih perlu belajar banyak. Dan micro teaching A sudah selesai, minggu depan bertemu micro teaching B dan belajar menjadi guru maupun anak tunarungu. Semoga kami selalu lebih baik.

You Might Also Like

0 comments

Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!

Popular Posts

My Instagram