#JustWrite

Ingin Jumpalitan #racauH-3Sidang

Juli 20, 2018

Beberapa hari belakangan gue merasakan tubuh gue mulai aneh. Setelah sedikit senang akan sidang tesis, lalu besoknya hari gue gloomy banget,yang gue duga sebagai efek siklus-perempuan-dan-segala-dramanya. Sampai Kamis kemarin gue merasakan tubuh dan pikiran gue semakin tidak jelas. Gue seperti ingin melompat-lompat, menonjok-nonjok bantal, kepala gue serasa penuh dengan segala pikiran (tesis, tulisan, rencana pascalulus, dsb) tetapi gue nggak bisa megurai satu persatu seperti biasanya. Gue ga bisa fokus ngerjain ppt presentasi, gue ga konsentrasi dan kebingungan melihat naskah yang harus gue self-edit, gue menimbang-nimbang kapan gue harus tes toefl ketimbang belajar, dan gue minum kopi hitam tapi ketiduran. Kemarin gue minum tiga gelas kopi dan gue mengantuk tetapi secara bersamaan gue pengin jumpalitan dan kesal dengan kepala gue yang penuh ini. 
Mungkin gue sebenarnya sedang cemas, bingung panik, takut, gugup, dan apalah menjelang sidang. Gue selalu bermasalah dengan mendefinisikan segala keruwetan yang ada di kepala. Gue mungkin sedang bingung bagaimana sidang gue nanti, apa yang harus gue lakukan pascasidang karena gue bingung dengan panduan SKL, wisuda dsb. Mungkin gue masih berharap bisa wisuda Agustus biar gue nggak lama-lama tinggal di sini, bisa langsung mengemas semuanya sepulang wisuda.Sedang di satu sisi, gue harus punya plan B kalau gue nggak dapat kloter Agustus. 
Mungkin gue juga bingung bagaimana mengedit naskah gue yang sudah lama nggak gue buka. Gue lama tidak menulis, semuanya jadi kaku dan otak gue membeku. 
Mungkin gue bingung kapan gue harus tes toefl, karena gue takut jika gue asal ikut tes tanpa persiapan, gue cuma jadi buang uang. Gue harus menyisihkan waktu untuk kembali belajar dan mengambil tes sebelum gue pulang.
Mungkin gue ingin menulis cerita baru, tetapi gue bingung cerita mana yang harus gue pilih ketika semua terasa sama dan tidak ada daya tarik untuk gue selesaikan. Gue ingin produktif kembali tetapi gue bingung bagaimana memulai kembali.
Mungkin gue cemas dengan apa yang akan gue lakukan pascalulus. Gue takut gue mengecewakan orangtua gue. 
Gue tahu, pada akhirnya semua itu cuma butuh dihadapi dan berusaha semaksimal mungkin, berdoa sebanyak mungkin. Gue tahu kalau berpikir soal masa depan itu penting, tetapi kalau itu membuat gue cemas, kenapa harus? Gue tahu, gue dan segala kecemasan gue adalah salah satu batu yang selama ini diam-diam menghancurkan gue sendiri. Gue tidak pernah ingin cemas, tetapi kecemasan yang suka ngintilin gue. Ahsudahlah, gue hanya berharap semua lancar, gue bisa segera pindah dari sini secepatnya. Gue harus mengerjakan apa-apa yang harus dikerjakan, agar energi berjumpalitan gue bisa disalurkan.

#JustWrite

Review MAMIMOMA (Rosemary Kesauly) #SabtuBaca

Juli 14, 2018




MAMIMOMA adalah singkatan dari Maggie, Milly, Molly, dan May yang sepertinya terinspirasi dari puisinya E..E. Cummings yang judulnya Maggie and Milly and Molly and May. Sebenarnya, kusudah pernah membaca ini waktu SMP. Waktu ini sampulnya warna oranye dan ada gambar 4 manusianya dan waktu itu kusuka dengan novel ini. berhubung sekarang cetak ulang, kumau mereview sekalian mencari tahun mengapa-aku-smp-suka-buku-ini.
Maggie, si kaya raya dengan jumlah adik melimpah ruah, terobsesi dengan standar kecantikan dan selalu stres dengan rambut keritingnya. Maggie pengin banget rambutnya lurus kayak Milly , dan memang kayaknya di zaman ku SMP, teman-temanku berbondong-bondong meluruskan rambutnya kayak Maggie.
Milly, si cantik nan baik hati, pintar, dan gemar bikin puisi. Namun, karena kakinya yang berbeda dari anak lainnya, Milly ‘dibuang’ keluarganya dan tinggal berdua dengan kakeknya yang protektif dan sering ditipu kalau belanja di pasar. Diam-diam, Milly pengin ikutan kontes cewek shiny karena pengin ke Golden Coast.
Molly, si cuek, ketus, keras, menentang masuk kelas unggulan karena enggak suka pengkotak-kotakan dan seperti anak yang kelihatannya kuat-tegak-menantang bumi, ada cerita suram nan sedih di baliknya. Mama Molly suka mabuk dan selalu digosipin ibu-ibu waktu beli sayur.
May, dia benar-benar ratu plin-plan. Tidak mengerti bagaimana ia bisa menyukai Deddy Corbuzier minggu lalu, lalu minggu depan Eminem, minggu depannya NicSap dan seterusnya. Keluarga May terlihat harmonis, padahal ya, anggota keluarganya sibuk sendiri. kayak, ibunya sibuk belanja, kakaknya berhari-hari enggak pulang
Pergi ke diskotek demi melihat Oscar yang ditaksir May jadi salah satu ‘pintu’ ke masalah besar yang mengguncang persahabatan mereka sekaligus pintu ke solusi-solusi masalah hidup mereka. Masalah keluarganya May, masalah mamanya Molly, masalah mindernya milly dan Maggie.
Mungkin waktu SMP kumenyukai MAMIMOMA karena bahasanya ngalir, humornya ala-ala hiperbola, cerita remaja yang enggak berputar ke cinta-cintaan plus enggak ada cerita naksir ketua osis pujaan atau anak basket yang lama-lama membosankan. Aku suka cara Milly membalas bully di sekolahnya. Misal, waktu teman-temannya teriak ‘Minggir-minggir, orang pincang mau lewat!” dia malah dengan santainya bilang terima kasih udah ngasih jalan.

Baiklah, sekian reviewku. Kutunggu buku barunya Kak Rosemary...

Popular Posts

My Instagram