Cupcake ke-127 #FotoBercerita

Maret 13, 2015

#FotoBercerita adalah salah satu cara saya belajar menulis, saya akan mengeluarkan apa yang saya pikirkan ketika melihat sebuah foto. Selamat menikmati! Saya terbuka untuk kritik dan saran :) Silakan berkomentar.


this photo from pinterest


"Yang ini," tunjuk lelaki berkemeja putih dengan garis biru. Seorang pelayan toko mengambil cupcake lucu, sebuah cupcake berbentuk seperti es krim berwarna biru, dengan sepotong kecil hiasan berbentuk stoberi. Pelayan itu memasukkan cupcake itu ke sebuah kotak. Pikirannya berkicau seru, sudah lebih dari tiga bulan lelaki tampan dengan mata elang tajam itu membeli cupcake yang sama tiap pagi. Jika cupcake ini belum dibuat, ia akan menunggu Andrea -si penghias cupcake- membuatkan satu untuknya. Pelayan bernama Dumi itu selalu ingin bertanya mengapa selalu membeli yang itu. Mengapa tidak yang lain. Lelaki itu selalu menolak jika Dumi menawarkan cupcake dengan hiasan kaktus, kereta api, atau bunga mawar. Pun dengan hiasan es krim yang sama namun berbeda warna.
"Ada yang lain?" tanya Dumi sambil memberikan secarik bon.
"Tidak. Terima kasih," jawab lelaki itu sambil mengambil bon. Ia berjalan ke kasir, membayar cupcake itu dengan uang pas. Tentu saja, lelaki itu sudah hapal harga sepotong kue lucu itu. Dua puluh dua ribu lima ratus rupiah.
Dumi terdiam menatap lelaki itu yang menghilang setelah menutup pintu Cokirotiami Cake dan masuk ke Audi hitamnya. Penasaran selalu menjalar di pikirannya. Ia ingin mengikuti lelaki itu, tetapi suara pelanggan lain membuatnya sadar, ia harus bekerja. Sebentar lagi waktunya membayar uang kuliahnya.
*
"Ini cupcake untuk Kimi hari ini. Papa harap Kimi tidak bosan. Ah, Kimi tidak pernah bosan. Papa tahu Kimi sangat suka yang rasa ini. Tadi ada cupcake yang atasnya ada Hello Kitty seperti boneka kesukaan Kimi , tapi Papa takut Kimi nggak suka.Papa kerja dulu ya. Papa sayang Kimi," sahut lelaki berkemeja putih garis biru itu sambil mengelus nisan bertuliskan Kimiora Mikota. Putri satu-satunya yang meninggal tiga bulan yang lalu. Gadis enam tahun itu jatuh dari tangga di rumahnya. Kimi begitu girang menyambut sang Papa yang membawakan cupcake kesukaannya. Sayangnya kepalanya terbentur, seminggu setelah koma Kimi meninggalkan Sand -nama lelaki itu- sendiri.
Lelaki itu melirik jam di tangan kanannya, sudah pukul delapan dan ia harus segera ke kantor. Ada rapat membahas iklan susu terbaru. Jika saja Kimi masih hidup, Sand tak akan segan menawarkan putrinya untuk menjadi bintang iklan susu formula itu. Kimi memiliki wajah oval dengan pipi bulat dan dagu yang menggantung. Sepasang lesung pipi seperti milik mendiang ibunya akan muncul tatkala Kimi tertawa. 
Sand berjalan ke mobilnya. Hidupnya makin hampa. Istrinya meninggal saat Kimi lahir, dan Kimi pun menyusul Ibunya. Dada Sand sesak, perlahan air mata membasahi pipinya. Pandangannya kabur.
*
Dumi menatap kalender meja dengan logo Cokirotiami Cake. Hari ini tepat tujuh hari lelaki bermata elang itu tidak menampakkan diri. Ia rindu senyum sopannya, dan ucapan terima kasih bernada dingin. Cupcake es krim biru itu jarang yang membeli.
"Saya mau cupcake yang itu," suara bass seorang lelaki mengalun di telinga Dumi. Ia memandang lelaki berkaus merah di depannya. Wajah Dumi kembali muram, dia bukan lelaki yang biasanya. 

Sedang di sebuah kawasan perkuburan, dua anak berusia tujuh tahunan yang kumal duduk di rerumputan.
"Tidak ada lagi kue itu. Sudah seminggu om itu tidak datang," sahut anak yang berambut keriting.
"Sayang sekali ya. Padahal enak. Aku suka coklat yang ada di atasnya," ujar temannya yang berbaju biru.

Sampai kapanpun lelaki itu tidak akan datang. Sebab ia menyusul istri dan anaknya, pada Sabtu pagi selepas mengantar cupcake ke-127.

Ossyfirstan


You Might Also Like

0 comments

Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!

Popular Posts

My Instagram