Kembali Keluar Zona Aman (Racauan Ketika Tesis akan Dimulai)

Juli 29, 2017


Gue baru saja tiba di Solo kemarin pagi, setelah terus-terusan menunda keberangkatan ke sini dengan berbagai alasan. Kayak, mau buat ATM baru, kereta yang biasa dinaiki gak ada lagi trayeknya, dan sebagainya. Sebenarnya, gue di rumah nggak lama-lama amat, pulang tanggal 22 Juni dan ke sini tanggal 28 Juli. Karena sebenarnya pun, masuk kuliah itu tanggal awal September di kalender. Tapi namanya rumah, kalau nggak ingat gue harus mulai menyicil memulai tesis, mungkin gue baliknya abis lebaran haji sekalian.
Pinterest.com
Bagi gue, terutama setelah kuliah di Solo, rumah itu tempat pelarian, tempat gue merasa aman damai dan terbebas dari kecemasan. Rumah itu zona aman gue, dan tiap terlalu lama berada di zona aman, gue harus kembali menyesuaikan diri untuk bisa terbiasa lagi.
Gue ngerasa, gue ga memaksa untuk segera ke Solo kemarin. Rasanya, gue ingin lama di rumah sebelum balik ke Solo untuk menyiapkan diri bergulat dengan tesis. Sekarang, gue nggak tahu apa gue benar-benar siap, tapi gue juga sadar kalau lebih baik gue memulai daripada menunggu siap. Gue nggak tahu gimana pembimbing gue nanti, kesibukan mereka, dan masalah-masalah lain, jadi gue pikir lebih baik gue memulai sekarang.
Gue selalu berusaha meyakini, apa yang dimulai pasti akan diakhiri, karena umur manusia pun begitu. Belajar dari skripsi gue yang pada akhirnya selesai, gue mikir kalau tesis gue pun akan selesai.Yang gue butuhkan adalah konsisten, ketekunan, kesabaran, dan rajin berdoa, hal-hal yang gampang ditulis tapi kadang susah dikerjain. Dan sebenarnya, makin hari gue makin sadar kalau kadang masalah yang ada itu lebih ke masalah gue sendiri, gue suka cemas yang berakhir nunda tugas, padahal waktu gue kerjain yang akhirnya bisa (walau kadang nggak kayak yang gue harapkan).
 Gue sadar kalo hidup bukan lomba lari, yang gue tahu, kalau gue mau lari ke finish, yah gue harus fokus sama lintasan gue. Lintasan tiap orang berbeda jadi nggak baik untuk banding-bandingin.
Gue sadar sekarang, kenapa rumah adalah zona aman gue setelah gue kuliah. Karena waktu pulang ke rumah, gue benar-benar pulang, berlibur, mendekam di rumah dan menikmati hari-hari bersama keluarga dan kucing gue. Di rumah gue nggak mikirin mau makan apa hari ini karena selalu ada makanan, gak mikirin betapa tingginya cucian kotor karena ada mesin cuci, nggak mikirin tugas-tugas kuliah karena lagi libur, dan semua itu berimbas ke menurunnya kecemasan gue kalau di rumah. emang sih, gue masih mikir dan takut soal masa depan di rumah, tapi nggak seseram pas gue jauh dari rumah.
Pada akhirnya, gue emang harus ketemu tesis lagi dan memulai dramanya yang gue harap berjalan lancar sehingga gue cepat lulus. Bukan apa sih, uang kuliah dan biaya hidup kan mahal, jadi gue harus segera lulus untuk ngeringanin orangtua gue. Kalau ditanya mau jadi apa setelah lulus, gue ada pikiran, tapi gue nggak tahu apa takdir gue ke sana atau gak. Papa nyuruh gue untuk lebih realistis dalam hidup, dan mungkin pada akhirnya gue harus bekerja, nggak kuliah terus, dan yakin aja Tuhan akan kasih gue pekerjaan yang baik dan menyenangkan nanti.
Gue memutuskan untuk rehat dari wattpad dulu sampai sidang tesis atau paling ga, sampai gue udah mau selesai. Mengingat waktu gue skripsian kemarin, agak terjadi kelambanan akibat gue malah nulis puisi dan 24. Ya, walaupun sekarang gue nggak bisa lagi meracau kayak dulu, atau racau-racau itu memang akan keluar waktu gue rada stres dan semacamnya. 

By the way, gue masih bingung apakah gue pulang atau tidak lebaran ini. Gue pengen pulang dan berlebaran karena gue nggak pernah lebaran haji dari 2012.  Gue mikir, seminggu di rumah udah cukup, asal gue bisa lebaran. Lagipula, katanya nggak ada lagi kuliah. Cuma, gue malas aja naik bus. Tapi, kereta yang gue naikin udah nggak ada. Deu, gue makin pusing dan tulisan ini makin ngalor ngidul. Jadi sekianlah

You Might Also Like

0 komentar

Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!

Popular Posts

My Instagram