berjalan,berputar,berpisah,berganti
Desember 01, 2014
Hidup berjalan, seperti jarum jam yang terus berputar, bersamaan dengan robekan kalender harian. Waktu merubah kita, meski tidak semuanya. Aku selalu sadar perpisahan adalah pasti ketika pertemuan telah terjadi. Maka aku siap dengan sebuah perpisahan kala kita semua lulus dari bangku SMA. Bahwa kita akan menjadi teman, selalu. Meski mungkin pertemanan tidak seerat dulu, aku paham itu. Sebagian dari kita tetap berteman dan terikat kuat, sebagian mengendur, sebagian sekadar sapa dan sebagian lain hilang jejak tinggal nama.Aku tahu tidak ada mantan teman, waktu yang memudarkan bersama jarak yang terentang dan situasi yang berganti.
Sekarang sudah semester lima, maka sesungguhnya aku pun harus mempersiapkan segala perpisahan dengan mereka yang menjadi teman-temanku sekarang. Menyimpan segala kenangan di dalam kotak memori yang akan tersimpan rapi. Doakan otakku punya ingatan jangka panjang yang terentang luas, hingga suatu hari kita bertemu lagi, tak ada kerutan di dahi karena merasa pernah kenal atau melupakan namamu. Pada akhirnya, mereka yang berkesanlah yang akan tercatat tebal oleh sistem limbikku.
Waktu berjalan, aku makin tua. Entah bagaimana dengan kedewasaan. Sebab aku tak ingin menjadi tua, sebab aku ingin selalu berjiwa muda, sebab aku... ah sudahlah. Waktu berjalan dan aku masih memancang segala mimpi tinggi-tinggi. Meski kini kutahu, semakin usia bertambah semakin memudar kepercayaanku pada mimipi-mimpiku. Tumbuh dewasa seperti membuka realita-realita, tapi kucoba tak peduli. Sebab tanpa mimpi lebih baik aku mati. Surga masuk dalam daftar mimpiku.
Usiaku bertambah. Sebagian temanku mulai meributkan memasukkan orang lain berjenis kelamin berbeda ke hati, otak, pikiran bahkan ke buku berwarna hijau. Tapi aku tak peduli dan tak mau peduli. Kadang aku berpikiran sebaiknya aku sendirian dan tak perlu hidup lama-lama. Hahaha
Sudah semester lima ya? Sebentar lagi kehidupan sebenarnya bernama KKN, PPL dan Skripsi akan menghadang. Kuharap aku menjalaninya dengan lancar bebas hambatan. Aku ingin segera lulus, kalau perlu sebelum usia 22 melambai padaku. Aku ingin usiaku tetap, meski usia 20 terlihat mengerikan olehku, tapi aku ingin usiaku tak bertambah saja. Lalu aku melakukan segala hal yang ingin kulakukan, jika sudah tercapai, aku mengikhlaskan waktu berjalan kembali. Oh ini khayalan apa lagi Ci? -.-
Selanjutnya kehidupan sebenarnya datang. Kuusahakan mempersiapkan diri. Menyambut segala dunia orang dewasa yang aku tak suka. Aku merasa sedikit gagal move on dari dunia anak-anak, well 20 tahun masih masuk masa remaja akhir kan kata Harlock? Tapi kupikir masih bergumul di pikiran kekanak-kanakan lebih baik daripada mereka yang sok dewasa dan berkoar-koar gagal move on dari laki-laki yang mereka sebut sebagai mantan.
Oh sudah malam, sebenarnya apa sih yang aku ocehkan?
0 comments
Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!