Membaca petunjuk
Desember 22, 2014Tadi siang saya menghitung hasil skala sikap yang saya sebarkan ke beberapa mahasiswa di perpustakaan, ya, itu tugas kelompok pengukuran psikologi.
Dari 20 orang, mungkin 3 atau 4 orang menjawab dengan cara diberi tanda centang atau checklist, sedangkan dalam skala tersebut kelompok kami menulis petunjuk untuk diberi tanda silang atau x.
Tidak, saya tidak menyalahkan mereka
Ya, itu memang tidak mempengaruhi jawaban.
Hanya saja saya jadi teringat dengan seorang guru di kelas 10 dulu. Sebut saja Ibu W, dia guru Sosiologi. Dia berkata bahwa membaca petunjuk pengerjaan soal,quisioner dll itu penting. Dia juga yang bilang kadang dalam test masuk kerja, cara kita menjawab soal menjadi tolak ukur. Saya pikir, itu hanya nasehat di awal pembelajaran di kelas 10 tapi tidak, Ibu sangat memperhatikan bagaimana muridnya menjawab soal. Mungkin agar kami terbiasa mengikuti petunjuk.
Pada ulangan pertama saya mendapat nilai 50. Bukan karena jawaban saya. Tapi cara saya menjawab. Ibu W memberi petunjuk untuk menyilang, dan yang saya lakukan hanya memberi garis miring pada huruf a,b,c,d, atau e. Maka jawaban saya yang sebenarnya benar semua tidak membawa saya ke nilai 100. Dan teman saya, yang jawabannya dilingkari, bukan di silang atau 'nyaris silang' dapat 0 kalau tidak salah.
Ulangan lain pun begitu. Saya malas menulis adalah/merupakan/ialah dsb. Ada sih yang pake, tapi beberapa soal tidak. Yang jelas jawaban yang nggak pake keterangan apa yang saya jawab tidak dapat poin optimal.
Misalnya : Apa gajah itu ?
Seharusnya saya menjawab dengan gajah adalah.... tapi saya menulis mamalia bertubuh besar yang berbelalai. Saya pikir benar juga, kalau tidak ada soal diatasnya, yang baca tulisan saya nggak tahu saya jawab oke.
Oke, jadi, mari luangkan waktu membaca petunjuk.
0 comments
Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!