Sesal si Tua
Desember 18, 2014Deras hujan membanjiri pagi
deru mobil mengeram tak henti
pada pelataran lelaki bungkuk terduduk
meringkuk bersama hati remuk
dalam diam menangis
senyumnya ikut mengiris
Kepalang tujuh puluh
mustahil muda gagah perkasa
takkan kembali si wanitanya
bedebah dengan cinta baru membara
sesal si bungkuk jadi sia-sia
sudah kepalang sudah
umpama beras jadi bubur
dan nasi sudah jadi tai
0 comments
Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!