Solo, izinkan untuk segera hengkang

September 04, 2017

Setelah sejak Agustus 2012 gue tinggal di Solo, gue merasa bosan, jenuh, dan ketidakbetahan sejak Agustus 2017. Tidak ada yang salah dari sebuah kota yang tentu lebih maju dari tempat gue tinggal. Tidak ada yang salah dari kota yang menurut gue cukup ramah, murah, dan nyaman. Yang salah adalah gue, gue yang mudah bosan.
Biasanya, gue ga pernah berniat pulang waktu lebaran haji karena memang nggak sempat. Tapi sekarang, gue menyengaja pulang, membawa. sebuah buku tebal untuk melanjutkan bab dua tesis yang tak selesai-selesai. Belum juga sebulan dan gue merasa tidak betah. Rasanya berat sekali untuk kembali ke Solo, padahal liburan juga tak terlalu lama, gue beberapa kali liburan hampir dua bulan karena dirapel dengan libur lebaran.
Gue belum tahu akan ke mana gue setelah lulus, siapa yang akan menerima gue sebagai pekerja atau apa yang akan gue lakukan. Tetapi gue jadi merasa ingin segera lulus, gue jadi merasa ingin segera menyelesaikan tesis gue sebelum gue makin jenuh. Tetapi gue nggak mau juga kehidupan gue sekarang sampai gue lulus besok terganggu karena ketidakbetahan ini. Gue harus kembali membiasakan diri untuk menyamankan diri gue di sana. Gue belum bekerja, dan gue pikir gue bisa menyegerakan kelulusan dengan fokus nulis tesis dan nulis fiksi/novel gue.
Gue tahu kalau gue pasti akan merindukan kota ini ketika gue sudah entah di mana. Gue pasti akan kangen dengan lapak buku bekas gladak, kain-kain di klewer, PGS, Beteng, dan kampus gue tentu saja.
Tetapi untuk saat ini, gue merasa jenuh, bosan, ingin segera mengepak barang dan pindah untuk selama-lamanya. Bukan salah kotanya, salah gue yang pembosan. Maka Solo, izinkan gue untuk segera hengkang.

You Might Also Like

0 komentar

Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!

Popular Posts

My Instagram