Terkadang kita hanya perlu didengar...

Maret 16, 2015

Saya meninggalkan jurnal-jurnal yang memusingkan ketika sebaris judul itu membumbung di otak saya. Bahwa terkadang yang kita perlukan hanya 'didengarkan'. Saya katakan kita sebab saya yakin segelintir orang merasakannya. Kadang ketika kita bercerita panjang lebar tentang masalah kita, yang kita butuhkan bukan solusi. Adakalanya dimana kita sudah tahu bagaimana mengatasi masalah kita, namun kita memutuskan untuk bercerita. Kita tidak terlalu peduli bagaimana tanggapan pendengar kita, kita tak peduli ia akan memberi solusi atau tidak, kita tidak peduli jika ia memberi solusi akan kita laksanakan atau tidak. Kadang yang kita inginkan hanyalah didengarkan. Didengarkan lebih dalam. Yang mendengarkan cerita kita itu diam, menyimak cerita sampai akhir, tidak menyela, atau kalaupun menyela, itu mengacu reaksi tertariknya.
Saya tahu tidak semua orang bisa menjadi pendengar yang baik. Ada orang-orang yang gemar bercerita, dan ada orang-orang yang gemar mendengar. Mungkin saya lebih suka mendengar orang cerita sebenarnya, tapi ada waktu dimana saya juga butuh tempat untuk didengar. Kita memang tidak bisa memaksa orang lain untuk mendengar cerita kita dengan khidmat, tapi saya yakin, setiap dari kita punya pendengar setia. Mama kita misalnya.
Saya tahu, terkadang kita hanya perlu didengar. Dan saya, akan selalu belajar menjadi pendengar yang baik. Berceritalah, saya senang mendengarnya.

You Might Also Like

0 komentar

Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!

Popular Posts

My Instagram