Pipo, makhluk hijau dari Pluto

April 14, 2015

Namanya Pipo. Makhluk hijau berbentuk balok. Kupikir dia sejenis robot tapi Pipo bilang ia dari Pluto. Hidungnya bulat seperti hidung badut dan rambutnya seperti tali tambang berwarna coklat yang berdiri lalu menggumpal. Kau tahu Pluto kan? Planet dengan lintasan sesuka hati, semaunya sendiri, seperti anak kecil yang nakal yang belum tahu mana yang benar dan mana yang salah. Pluto di keluarkan dari sistem tata surya. Hal yang menyedihkan. Aku selalu menganggap Pluto adalah bagian dari tata surya. Pluto bisa jadi planet berkebutuhan khusus, Pluto mungkin saja ADHD sebab ia hiperaktif atau Pluto itu autis sebab ia punya cara sendiri.
Jangan tanya bagaimana Pipo ada di depanku. Sebab cerita Pipo sendiri belum sampai sana. Pipo bercerita bahwa di Pluto hidupnya sangat menyenangkan. Pipo bilang bahwa makhluk disana hidup berdasarkan keinginan mereka. Pipo bilang Tuhan akan bertanya mereka mau hidup atau tidak setiap seorang makhluk Pluto -Pipo bilang nama makhluk disana adalah Tipotu- akan lahir. Jika mereka memilih tidak, maka ruhnya menghilang dan tidak akan ada, tidak akan pernah ada.
Pipo bercerita tentang Ibunya, petani buah-buahan. Dan Ayahnya seorang ilmuwan. Mungkin Pipo bisa ada di bumi sebab Ayahnya mengirimkannya ke dunia dimana ada manusia yang mengatakan Pluto bukan bagian dari tatasurya. Aku sedikit takut Pluto akan membalas dendam, menghancurkan bumi. Ia sakit hati, mendendam, dan merusak bumi. Membuat bumi luluh antah dan manusia sengsara. Tapi Pluto bilang, mereka tak peduli. Sebab ada atau tidak adanya bumi, Pluto tetap berputar mengelilingi matahari.
Pipo bercerita bahwa di Pluto setiap anak boleh memilih pelajaran yang mereka sukai. Bahkan mereka boleh tidak sekolah jika mereka tidak mau. Dan di planet Pluto, sekolah tidak penting. Sebab yang penting adalah belajar, belajar sampai mati. Pluto bilang, saat lahir ia membawa semacam jam. Jam itu terus bergerak, menunjukkan sisa usia tiap orang. Jam itu ada di tangan kanan Pipo, hidup Pipo masih lama, 15 tahun lagi. Pipo bilang, di Pluto usia bisa didonorkan. Maka tak ada bunuh diri, sebab orang yang merasa hidupnya hampa dan tak berguna mendonorkan usianya pada mereka yang ingin berumur panjang. Meski Pipo bilang, seseorang hanya bisa menerima satu kali donor usia. Namun mereka bisa mendonor sesukanya sebab minimal jumlah donor usia adalah 1 hari.
Kembali soal sekolah, Pipo berkata bahwa disana Tipotu bisa belajar dimana saja. Di jalan, di bengkel, di dapur, di manapun. Bagi Tipotu, belajar untuk hidup dan menghidupi. Maka menghitung partikel terkecil yang tak terlihat tidak ada disana. Tidak ada peringkat, tidak ada tes masuk sekolah dan tentu tidak ada ujian akhir yang mata pelajaran dan soalnya sama setiap anak.Ujian memang ada namun sesuai bakat dan minat, sesuai kemampuan, maka tidak ada yang sama. Tidak ada pukul rata, Tipotu percaya bahwa setiap anak cerdas namun ranahnya saja yang berbeda. 
Tipotu bilang, tak ada kejahatan di sana. Tidak ada korupsi. Tidak ada begal. Tidak ada pencurian, penipuan, serta tidak ada prostitusi. Tidak ada perang agama sebab Tipotu sepakat Tuhan satu. 
Pipo mulai kelelahan, dia bercerita sangat panjang. Hanya sekelumit yang kusampaikan. Ayah Pipo memanggil, ia akan kembali sebentar lagi. Aku ingin ikut Pipo. Tapi Pipo bilang, aku akan lebih bahagia di bumi. Pipo tersenyum dan hilang perlahan. Dan aku menyesal, tidak memfoto Pipo.


You Might Also Like

0 komentar

Jangan ragu untuk berkomentar, kawan!

Popular Posts

My Instagram